<p>JAKARTA - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menutup kantor Badan Pembangunan Internasional AS (<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/usaid-tutup-nasib-sederet-program-di-indonesia-ini-di-ujung-tanduk">USAID</a>) dan menghentikan sementara bantuan ke luar negeri menimbulkan kekhawatiran global.&nbsp;</p><p>Namun, dampaknya terhadap Indonesia dinilai tidak signifikan. Sementara itu, negara-negara lain yang sangat bergantung pada bantuan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/meskipun-anggaran-diblokir-prabowo-tetap-komitmen-bangun-ikn">USAID</a>, seperti Ukraina, Ethiopia, dan Afghanistan, berpotensi mengalami guncangan ekonomi dan sosial yang serius. &nbsp;</p><p>Menurut Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, ketahanan ekonomi Indonesia yang kuat membuat negara ini tidak terlalu terdampak oleh kebijakan Trump.&nbsp;</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/usaid-tutup-nasib-sederet-program-di-indonesia-ini-di-ujung-tanduk"><strong>USAID Tutup, Nasib Sederet Program di Indonesia Ini di Ujung Tanduk</strong></a></li></ul><p>“Ketidakpastian global, termasuk kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan dinamika perekonomian Tiongkok, harus kita perhatikan," Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, dikutip Senin, 10 Februari 2024.</p><p>Menurut Rachmat dampak kepemimpinan Trump terhadap ekonomi Indonesia tidak sedalam negara lain. Meskipun ketidakpastian global perlu diwaspadai, fundamental ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat.</p><p>"Simulasi Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan bahwa dampak kepemimpinan Presiden Donald Trump terhadap perekonomian Indonesia relatif tidak sedalam yang dialami negara lain, jadi kita harus optimis bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi," tambah Rachmat.</p><p>Hingga kuartal III-2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03%, didukung oleh cadangan devisa tertinggi dalam sejarah sebesar US$$155,7 miliar atau sekitar Rp2545 triliun (kurs Rp16.350) dan inflasi yang terkendali di 1,57%. Bappenas bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 mencapai 5,3%, dengan target pertumbuhan 8% pada periode 2025–2029. &nbsp;</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/keputusan-trump-tutup-usaid-picu-gejolak-dalam-negeri"><strong>Keputusan Trump Tutup USAID Picu Gejolak Dalam Negeri</strong></a></li></ul><p>Meskipun tak signifikan, bantuan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/dituding-rusak-danau-lido-proyek-hary-tanoe-dan-donald-trump-disegel-klhk">USAID</a> tetap berdampak pada program kesehatan. Rachmat menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan kebijakan fiskal pro-growth untuk memastikan pembangunan berkelanjutan. Targetnya adalah meningkatkan pendapatan negara hingga 13,75–18% dari PDB pada 2029.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/penutupan-usaid-ancam-stabilitas-ekonomi-dunia"><strong>Penutupan USAID Ancam Stabilitas Ekonomi Dunia</strong></a></li></ul><h2>Daftar Negara yang Ekonominya Terancam Karena <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/usaid">USAID</a></h2><p>Namun, nasib berbeda dialami oleh negara-negara yang sangat bergantung pada bantuan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/melihat-13-gebrakan-kpk-di-awal-kepemimpinan-prabowo">USAID</a>. Berikut beberapa negara yang berpotensi mengalami krisis akibat penutupan USAID:</p><h3>1. Ukraina – Rp1.134 Triliun (US$16 miliar)</h3><p>Ukraina menerima bantuan besar-besaran dari USAID untuk mempertahankan wilayahnya dari invasi Rusia. Penutupan USAID dapat melemahkan upaya pertahanan dan pemulihan ekonomi negara ini. &nbsp;</p><h3>2. Ethiopia – Rp25 Triliun (US$1,7 miliar)</h3><p>Ethiopia bergantung pada bantuan USAID untuk pemulihan pasca perang saudara yang menyebabkan kelaparan dan pengungsian massal. Hilangnya bantuan ini dapat memperburuk krisis kemanusiaan. &nbsp;</p><h3>3. Afghanistan – Rp15 Triliun (US$1 miliar)</h3><p>Afghanistan menerima bantuan kemanusiaan pasca pengambilalihan Taliban. Penutupan USAID dapat mengancam stabilitas sosial dan ekonomi negara ini. &nbsp;</p><h3>4. Somalia – Rp15 Triliun (US$1 miliar)</h3><p>Somalia menggunakan dana <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/hadir-di-indonesia-inilah-spesifikasi-dan-harga-mobil-suzuki-fronx">USAID</a> untuk menangani konflik dan krisis pangan yang memengaruhi 4,3 juta warga. Tanpa bantuan ini, krisis diperkirakan akan semakin parah. &nbsp;</p><h3>5. Yordania – Rp15 Triliun (US$1 miliar)</h3><p>Yordania mengandalkan USAID untuk pengembangan ekonomi, air bersih, dan pendidikan. Penutupan bantuan dapat menghambat pembangunan di negara ini. &nbsp;</p><h3>6. Kongo – Rp11 Triliun (US$740 juta)</h3><p>Kongo menerima bantuan untuk stabilisasi akibat konflik sumber daya mineral. Hilangnya dana ini dapat memperburuk ketidakstabilan politik dan ekonomi. &nbsp;</p><h3>7. Suriah – Rp11 Triliun (US$740 juta)</h3><p>Suriah bergantung pada USAID untuk bantuan kemanusiaan, kesehatan, dan upaya melawan ISIS. Penutupan bantuan dapat memperparah krisis yang sudah ada. &nbsp;</p>

USAID.jpg

Kebijakan Trump menutup USAID tidak berdampak signifikan bagi Indonesia, tetapi negara seperti Ukraina, Ethiopia, dan Afghanistan berpotensi mengalami krisis ekonomi dan sosial akibat hilangnya miliaran dolar bantuan.

7 Negara yang Terancam Krisis Akibat Penutupan USAID

Dunia