Banyak Tantangan Hambat Penyaluran Kredit di Sektor Hijau
- Salah satu kendala utama adalah bahwa banyak perusahaan masih ragu untuk mengeluarkan biaya tambahan guna menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang berkelanjutan, yang mungkin belum menjadi fokus utama mereka saat ini. Selain itu, pemerintah belum menyusun panduan secara rinci dan langkah-langkah konkret untuk membantu perusahaan mencapai target tersebut.
Perbankan
JAKARTA - Penyaluran kredit dalam sektor hijau atau green financing memunculkan berbagai hambatan, terutama yang terkait dengan situasi finansial perusahaan dan persyaratan untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Walaupun pemerintah telah menetapkan target nol emisi bersih pada tahun 2060, masih belum semua instansi atau industri memiliki pemahaman dan komitmen yang seragam terhadap sasaran tersebut. Beberapa perusahaan juga masih menghadapi kesulitan dalam hal keuangan mereka.
Salah satu kendala utama adalah masih banyak perusahaan masih ragu untuk mengeluarkan biaya tambahan guna menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang berkelanjutan, yang mungkin belum menjadi fokus utama mereka saat ini. Selain itu, pemerintah belum menyusun panduan secara rinci dan langkah-langkah konkret untuk membantu perusahaan mencapai target tersebut.
- Ukraina Kian Dekat Menuju Keanggotaan Uni Eropa
- Sambut IKN, Balikpapan Kembangkan Sistem Bus Rapid Transit Terpadu
- Prabowo-Gibran Resmi Umumkan TKN, Kaesang jadi Dewan Pengarah
Bagi bank-bank yang dimiliki oleh negara seperti Bank Mandiri, memusatkan perhatian hanya pada penyaluran pembiayaan untuk energi hijau atau industri bersih dan bebas emisi juga bukan hal yang mudah. Kesadaran dan pemahaman mengenai bisnis yang berkelanjutan masih sering dianggap sebagai beban biaya tambahan.
"Pertanyaannya apakah industri, institusi, sudah punya awareness dan persepsi yang sama bagaimana harus mencapai net zero emission di saat ini? Jawabannya, belum. Kenapa? Karena masing-masing perusahaan masih punya tantangan yang lain,” ungkap Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, Selasa, 7 November 2023.
Karena itulah, Bank Mandiri terus berupaya untuk memberikan pemahaman kepada nasabah korporasi agar mereka dapat memainkan peran utama dalam mewujudkan visi Indonesia terkait ekonomi dengan emisi karbon yang rendah.
“Apakah sekarang Mandiri sudah bisa keluar dari coal industry, coal mining atau coal powerplant? Jawabannya sebagai bank BUMN yang memang kita punya tugas agent of development, tidak mudah buat kita untuk benar-benar fokus ke green financing,” tambah Alexandra dikutip dari Antara
Bank Mandiri saat ini menjadi pemimpin pasar dalam pembiayaan di sektor hijau dengan pangsa pasar mencapai 30 persen, Jumlah ini setara dengan hampir 12 persen dari total portofolio bank tersebut.
Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan, diharapkan sektor green financing akan terus berkembang dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.