Kilang offshore Medco Energi di Laut Natuna Selatan, Riau, Indonesia.
Nasional

BUMD Riau Bumi Siak Pusako Akan Kelola WK CPP Sepenuhnya mulai Agustus 2022

  • Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Riau PT Bumi Siak Pusako (BSP) akan mengelola 100% Wilayah Kerja Costal Plains and Pekanbaru (WK CPP) efektif mulai 9 Agustus 2022. Kontrak kerja sama perpanjangan itu akan dilakukan dengan skema gross split yang berlaku selama 20 tahun hingga 2042 nanti.

Nasional

Muhammad Farhan Syah

JAKARTA – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Riau PT Bumi Siak Pusako (BSP) akan mengelola 100%  Wilayah Kerja Costal Plains and Pekanbaru (WK CPP) efektif mulai 9 Agustus 2022. Kontrak kerja sama perpanjangan itu akan dilakukan dengan skema gross split yang berlaku selama 20 tahun hingga 2042 nanti.

Dalam kontrak yang dilakukan itu, besaran signature bonus atau bonus tanda tangan yang ditetapkan adalah sebesar US$10 juta dan total nilai Komitmen Kerja Pasti (KKP) sebesar US$130,4 juta yang meliputi Study G&G, Seismik 3D & 2D, pemboran sumur eksplorasi, serta EOR.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (dirjen migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilakukan pada Senin, 14 Februari 2022 bersama dengan komisi VII DPR RI di Senayan.

Saat ini, kontrak WK CPP merupakan Badan Operasi Bersama (BOP) yang dikelola oleh BSP dan PT Pertamina Hulu Energi (PT PHE) dengan pembagian Participating Interest masing-masing sebesar 50%. Kontrak lama WK CPP yang menggunakan skema cost recovery itu akan berakhir pada 8 Agustus 2022. 

Adapun hal yang menjadi pertimbangan SKK migas untuk merekomendasikan BSP agar mengelola WK CPP sepenuhnya mulai agustus nanti nilai KKP yang diajukan adalah sebesar US$130,4 juta, atau jauh diatas dari proposal yang diajukan oleh pertamina sebesar US$61 juta.

Pertimbangan lainnya adalah karena kondisi finansial BSP yang memiliki kesanggupan pendanaan untuk pembayaran signature bonus, jaminan pelaksanaan dan melaksanakan KKP dalam mengelola WK CPP.

Sementara itu, Melalui pelaksanaan kewajiban KKP dari Kontrak Kerja Sama Bagi Hasil (KBH) perpanjangan WK CPP yang dilakukan, BSP nantinya akan melaksanakan kegiatan Field Trial and Pilot Chemical EOR pada Lapangan Pedada dengan target penambahan  produksi sekitar 1.000 BOPD di tahun 2030.

Lebih lanjut, Tutuka menerangkan kondisi kapasitas produksi serta potensi minyak dan gas yang dapat dihasilkan melalui WK CPP dalam RDP yang dilakukan.

"Jumlah cadangan minyak pada WK CPP per 1 Januari 2021 terdiri atas cadangan terbukti (P1) sebesar 58,4 MMSTB, cadangan mungkin (P2) sebesar 16,6 MMSTB dan cadangan harapan (P3) sebesar 10,4 MMSTB dengan total cadangan mencapai mencapai 85,4 MMSTB,” terang Tutuka.

Adapun untuk cadangan gas per 1 Januari 2021 WK CPP adalah hanya sebesar 0,7 BSCF yang masih merupakan cadangan harapan (P3).

Bila melihat kebelakang, kinerja WK CPP terlihat masih belum maksimal. produksi WK CPP dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 mengalami penurunan. Berdasarkan data operasional tahun 2021, produksi minyak WK CPP adalah sebesar 8.520 BOPD, sedangkan produksi gas hingga saat ini masih nihil.