Cara Pemkot Solo Kendalikan Kenaikan Harga Beras
- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah melalukan kegiatan operasi pasar di kelurahan-kelurahan untuk menurunkan harga beras. Cara tersebut dinilai cukup efektif mengendalikan harga beras yang sempat mengalami kenaikan beberapa waktu lalu.
Nasional
JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah melalukan kegiatan operasi pasar di kelurahan-kelurahan untuk menurunkan harga beras. Cara tersebut dinilai cukup efektif mengendalikan harga beras yang sempat mengalami kenaikan beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo Heru Sunardi mengatakan harga beras premium di wilayah Surakarta sebelumnya mencapai Rp16.000/kg, kini telah berangsur turun menjadi Rp15.000/kg. Begitu pun juga dengan jenis lainnya perlahan mulai stabil.
"Harga beras kualitas premium kemarin di eceran bisa sampai Rp16.000/kg sekarang sudah turun ke Rp15.000/kg, yang dari Rp15.000/kg sudah mulai turun ke Rp14.000-14.500/kg," kata Heru Sunardi di Solo, Jawa Tengah, Jumat 22 September dikutip dari Antara Jateng.
- Zelensky Gagal Bawa Pulang Rudal Idaman dari Amerika
- United Tractors Resmi Kempit 19,99 Persen Saham Nickel Industries Senilai Rp9 T
- Tarik Investor Asing, SKK Migas Matangkan Skema Kontrak Bagi Hasil
Sementara, untuk beras kualitas medium sebesar Rp10.900/kg. Pria yang kerap disapa Heru mengatakan harga tersebut masih sama dengan harga eceran tertinggi yang sudah ditentukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Harga itu di penjualan pertama dari tenant, kadang-kadang dari tenant dibeli lagi oleh orang lain, dibeli dua kantong 10 kg kemudian oleh mereka diecer. Soalnya kan ada dari masyarakat yang nggak mampu beli langsung 5 kg, belinya 1-2 kg, itu, jadi naik sedikit," paparnya.
Kendati harga beras kualitas premium sudah mengalami penurunan harga, pihaknya tak berhenti melakukan operasi pasar. Bahkan rangkaian keliling pasar untuk mengecek harga beras masih akan terus dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
"Termasuk juga penetrasi ke pasar-pasar juga masih jalan, ini yang (menggunakan beras) dari Bulog," katanya.
"Kalau sudah kondusif ya kami dengan Bulog akan koordinasi lebih lanjut, kalau hasil pemantauan lebih diperlukan ya nanti kami perlukan untuk jadwal lagi. Itu nanti kan kami evaluasi," tambahnya.
Sebelumnya, Perum Bulog telah memperkirakan bahwa pada awal tahun 2024 belum akan ada panen raya akibat dampak dari El Nino. Meski begitu stok beras nasional yang ada di Bulog dinilai mencukupi.
Terkait hal itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan saat ini stok beras Bulog secara nasional mencapai 2 juta ton. Diperkirakan hingga akhir tahun cadangan beras Bulog ada sekitar 1,2 juta ton setelah dikurangi jumlah 640.000 ton beras yang disalurkan melalui program bantuan sosial.
Harga Beras Nasional
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan yang diakses hari ini pukul 13.25 WIB menunjukan harga beras premium Rp 14.650/kg. Sementara harga beras medium Rp 13.040 per kg. Bahkan harga beras saat ini juga telah melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sejak Maret 2023 lalu.
Terkait kondisi tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut harga beras saat ini sudah tak lagi mengalami kenaikan, bahkan di beberapa daerah ada yang sudah mengalami penurunan.
"(Beras) Sudah gak naik, tetapi ada sedikit turun, (tapi) ada juga yang belum (turun)," kata Zulhas sapaan akrabnya kepada awak media di Jakarta tadi siang.
Kendati demikian, Zulhas juga tak menampik kalau memang di sejumlah daerah ada yang masih belum mengalami penurunan. Oleh karenanya, apabila masyarakat ingin membeli beras dengan harga sesuai HET Rp 10.900 per kg, maka ia menyarankan untuk membeli beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog.
"Kalau mau beras HET (Harga Eceran Tertinggi) ya beras Bulog dong. Kalau beras premium gak bisa," ujarnya.
Zulhas meyakini harga beras SPHP Bulog meskipun harganya murah Rp 10.900 per kg, tapi kualitasnya beras premium. Jadi, masyarakat bisa memilih beras Bulog sebagai alternatif saat harga beras lainnya mengalami kenaikan.