Chandra Asri Milik Taipan Prajogo Pangestu Kantongi Utang dari DBS Rp840 Miliar
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mendapatkan fasilitas utang perdagangan terstruktur sebanyak US$60 juta atau setara Rp840 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS) dari Bank DBS. Fasilitas ini guna mendukung upaya perseroan dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor produk petrokimia dari Indonesia.
Korporasi
JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mendapatkan fasilitas utang perdagangan terstruktur sebanyak US$60 juta atau setara Rp840 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS) dari Bank DBS. Fasilitas ini guna mendukung upaya perseroan dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor produk petrokimia dari Indonesia.
Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra mengatakan, rekam jejak Bank DBS yang sangat baik dalam memahami kebutuhan klien, menjalankan struktur yang kompleks, dikombinasikan dengan fokus mereka pada kemitraan jangka panjang telah dan terus menjadi elemen kunci dari kekuatan mereka.
“Kami senang dapat melanjutkan hubungan yang kuat dengan Bank DBS melalui fasilitas perdagangan terstruktur yang inovatif dan elegan, yang mendukung rencana strategis kami untuk pertumbuhan ekspor produk petrokimia,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 22 Februari 2021.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Sementara itu, Head of Institutional Banking Bank DBS Tan Su Shan menjelaskan, pihaknya telah memberikan fasilitas kepada Chandra Asri, sebagai nasabah korporat sejak tahun 2005.
Layanan yang telah diberikan di antaranya digital banking, cash management, fasilitas perdagangan, treasury, debt capital market, serta pembiayaan yang berfokus pada kebutuhan Chandra Asri secara komprehensif.
“Kami berharap dapat terus bekerja dengan perseroan dan membantu lebih banyak perusahaan dari Indonesia berkembang dan tumbuh secara internasional,” imbuhnya.
Shan menambahkan, berbeda dengan fasilitas perdagangan biasanya, struktur fasilitas yang diberikan kepada Chandra Asri ini mengintegrasikan kombinasi dari produk perdagangan untuk mengantarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan.
Menurutnya, hal tersebut dapat menjawab kebutuhan perdagangan perusahaan dan memberikan fleksibilitas bagi Chandra Asri. Di samping itu, fasilitas ini dipercaya dapat meningkatkan pertumbuhan ekspor perusahaan di masa depan.
Sekadar informasi, Chandra Asri adalah produsen petrokimia milik Prajogo Pangestu yang merupakan orang kaya ketiga di Indonesia versi majalah Forbes pada 2020.
Perseroan mengoperasikan satu-satunya Naphtha Cracker yang memproduksi Olefins (Ethylene, Propylene), Pygas dan Mixed C4, serta Polyolefins (Polyethylene dan Polypropylene).
Belum lama ini, Chandra Asri telah menyelesaikan pembangunan pabrik Butene 1 dan Methyl Tert-Butyl Ether (MTBE) yang pertama kalinya di Indonesia pada tahun 2020.
Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk mendukung konsumsi domestik, dan meningkatkan penjualan ekspor monomer dan polimer dari Indonesia. (SKO)