Ekonomi Korsel Bersiap Skenario Terburuk Imbas Konflik Palestina-Israel
- Keprihatinan semakin meningkat terkait potensi perang besar di Timur Tengah, yang dapat mendorong kenaikan harga minyak dan meningkatkan tekanan inflasi.
Dunia
JAKARTA - Korea Selatan siap menghadapi skenario ekonomi apa pun terkait konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Kementerian Keuangan berupaya meminimalkan dampaknya terhadap inflasi dan ekonomi secara keseluruhan.
Wakil Menteri Keuangan Pertama Kim Byoung-hwan membuat pernyataan itu saat memimpin pertemuan ekonomi darurat untuk membahas tanggapan terhadap bentrokan terburuk dalam beberapa dekade antara kedua belah pihak yang dimulai pekan lalu.
“Konflik telah menyebabkan dampak terbatas pada pasar keuangan internasional dan ekonomi riil. Namun kita harus sepenuhnya siap untuk semua kemungkinan karena sulit untuk optimistis tentang perkembangan di masa depan,” kata Kim.
- Kemitraan KUR, BCA dan Otten Coffee Siap Dorong UMKM Kopi Tanah Air
- Debut Moto3 MotoGP Mandalika 2023, Ini Profil Arbi Aditama Cah Purworejo
- 5 Ciri-ciri Perusahaan yang Akan Lakukan Lay Off atau PHK Massal
“Pemerintah akan terus memantau pasar dan situasi ekonomi secara menyeluruh sepanjang waktu, dan meninjau rencana darurat untuk tanggapan segera,” tambahnya. Pemerintah juga akan meningkatkan upaya untuk memastikan harga-harga stabil.
Hal itu dengan melakukan pemeriksaan khusus di lapangan untuk mencegah kenaikan potensial harga produk-produk minyak akibat fluktuasi harga minyak global yang lebih tinggi. Keprihatinan semakin meningkat terkait potensi perang besar di Timur Tengah, yang dapat mendorong kenaikan harga minyak dan meningkatkan tekanan inflasi.
Korea Selatan sangat bergantung pada impor energi untuk kebutuhan utamanya, di mana sekitar 67% dari pembelian minyak mentah dan 37% dari total pengadaan gasnya berasal dari Timur Tengah. Harga konsumen Korea Selatan mencatat kenaikan tahunan tertinggi sebesar 3,7% dalam lima bulan pada bulan September.
Dilansir dari Yonhap, Kamis, 12 Oktober 2023, meskipun pemerintah memperkirakan pertumbuhan harga akan mulai mereda sekitar bulan Oktober. Target pertumbuhan harga untuk tahun ini ditetapkan sebesar 3,3%.
Kementerian Industri mengadakan pertemuan terpisah dengan perusahaan gas domestik besar, termasuk SK Gas Ltd., E1 Corp., dan POSCO International Corp., pada Kamis untuk memeriksa situasi pasokan dan membahas tanggapan bersama.
- Strategi Menkop Tingkatkan Daya Saing Sektor Otomotif
- Waspada! Ini 5 Risiko Menggunakan Aplikasi Kencan Online Terhadap Privasi Anda
- HSBC Summit 2023, Menko Airlangga Singgung Perlambatan Ekonomi Global
Menurut kementerian, tidak ada masalah utama yang dilaporkan terkait pasokan gas, karena kapal pengangkut minyak mentah dan gas alam cair menuju Korea Selatan tetap beroperasi normal.
“Kami telah mengamankan impor gas alam yang cukup untuk memenuhi permintaan di musim dingin. Pemerintah akan bekerja sama erat dengan industri terkait untuk memastikan pasokan gas yang stabil,” kata Wakil Menteri Industri Kedua, Kang Kyung-sung.