Emiten Teknologi Kocar Kacir, Kekayaan Bos Amazon Jeff Bezos Susut Rp849 Triliun
- Dalam setahun, harta Jeff Bezos menguap hingga US$57 miliar.
Industri
CALIFORNIA - Tahun 2022 merupakan masa suram bagi sejumlah emiten ternologi di dunia. Kondisi ekonomi menyebabkan performa perusahaan semakin buruk sehingga berdampak pada anjloknya harga saham.
Hal ini tentunya membuat sejumlah pendiri dan petinggi perusahaan teknologi harus rela kehilangan kekayaannya, termasuk Jeff Bezos.
Dalam indeks bilioner Forbes yang dikutip TrenAsia.com Rabu, 5 April 2023, kekayaan bos Amazon adalah yang paling terpukul. Dalam setahun, harta Jeff Bezos menguap hingga US$57 miliar atau kisaran Rp849 triliun (asumsi kurs Rp15/200 per dolar AS).
Penurunan kekayaaan Bezos dipicu oleh anjloknya harga saham Amazon hingga 50% pada tahun lalu. Ini juga sekaligus menjadi perusahaan publik pertama yang kehilangan nilai pasar hingga US$1 triliun (Rp15 kuadriliun).
- Cara Download Video TikTok Tanpa Watermark, Simak Panduan Lengkapnya
- Sering Dianggap Menyebalkan, Perilaku Ini Rupanya Menandakan Anak Cerdas
- Sampai Kapan Ahmad Dhani Larang Once Nyanyikan Lagu Dewa 19?
Meski kekayannya turun, Jeff Bezos masih menempati urutan sebagai orang terkaya dunia nomor tiga versi Forbes dengan akumulasi harta sebesar US$114 miliar (Rp1,7 kuadriliun).
Di atas Jeff Bezos, ada CEO Tesla dan Twitter Elon Musk menempati posisi kedua dalam daftar Forbes, dengan kekayaan bersih US$180 miliar atau Rp2,6 kuadriliun. Kemudian tahta teratas ditempati Bernard Arnault , CEO perusahaan barangUS mewah LVMH dengan kekayaan bersih US$211 miliar (Rp3,8 kuadriliun).
Perlu dicatat, akumulasi kekayaan sejumlah miliarder teknologi tahun ini menyusut menjadi US$1,9 triliun (Rp,28 kuadriliun) dibanding US$2,1 triliun (Rp31.3 kuadriliun) tahun ini. Jumlah miliarder teknologi tahun ini pun mengalami penurunan dari 332 orang pada 2022 menjadi hanya 313 pada 2023.
Perusahaan teknologi tercatat mencapai kejayaan pada 2021 dengan jumlah miliarder kisaran 365 dan akumulasi kekayaan hingga US$2,5 triliun (Rp37,3 kuadriliun).