MQ9 REAPER.jpg
Tekno

General Atomics Tawari Ukraina Dua Drone MQ-9 Reaper Seharga Rp15.000

  • General Atomics, produsen drone terkemuka Amerika menawarkan untuk menjual dua drone MQ-9 Reaper kepada pemerintah Ukraina.

Tekno

Amirudin Zuhri

WASHINGTON-General Atomics, produsen drone terkemuka Amerika menawarkan untuk menjual dua drone MQ-9 Reaper kepada pemerintah Ukraina. Harganya tidak main-main yakni hanya US$1 atau sekitar Rp15. 000 untuk dua pesawat canggih tersebut.

Menampilkan fleksibilitas operasional yang sulit tertandingi, MQ-9 Reaper adalah drone dengan kecepatan dan jangkauan yang mengesankan. Meski model tua, harga drone ini masih mencapai jutaan dolar amerika perunitnya.

Tetapi meski terlihat nyaris gratis,  Ukraina tetap harus menyediakan dana yang cukup besar. The Wall Street Journal yang mendapat salinan surat penawaran tersebut melaporkan Kyiv harus membayar sekitar US$10 juta atau sekitar Rp149 miliar (kurs Rp15.900) untuk proses pengiriman dan menyebarkan pesawat ke Ukraina. Selain itu juga US $8 juta atau sekitar Rp119 miliar per tahun untuk memelihara dan mempertahankannya.

Rencana yang diusulkan akan mencakup stasiun kontrol darat yang memungkinkan drone dioperasikan hampir di mana saja. Model drone yang lebih tua,  yakni MQ-9A Block 1 yang ditawarkan ke Ukraina. 

CEO General Atomics Linden Blue mengkonfirmasi telah menyampaikan tawaran tersebut. Namun tentu saja masih dibutuhkan persetujuan pemerintah Amerika apakah rencana itu bisa dijalankan. “Setelah sekian lama sepertinya sekarang saatnya untuk memberi Ukraina drone yang lebih mampu,” katanya kepada Wall Street Journal Rabu 31 Januari 2023.

Pemerintah Ukraina baru-baru ini memperbarui dorongannya untuk drone, yang dapat terbang lebih jauh dari 1000 km  sambil membawa amunisi dipandu laser dan optik canggih untuk pengawasan jarak jauh.

Namun Blue menunjukkan rasa frustrasi dengan penolakan Amerika  untuk lampu hijau pengiriman drone. Seseorang yang akrab dengan negosiasi tersebut mengatakan bahwa Ukraina telah menawarkan untuk berbagi intelijen yang dikumpulkannya dari penerbangan Reaper dengan Amerika, serta penilaian kerusakan akibat pertempuran setelah serangan. Tetapi upaya itu tidak berhasil.

Departemen Pertahanan Amerika dilaporkan telah mempertimbangkan untuk menjual empat drone MQ-1C Grey Eagle ke Ukraina pada Juni 2022. Namun, rencana itu ditunda karena khawatir teknologi itu akan jatuh ke tangan Rusia.

Drone Grey Eagle dan Reaper, keduanya diproduksi oleh General Atomics akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk menargetkan dan memantau pasukan Rusia dari jarak yang lebih aman. Selain itu juga memiliki kemampuan pengawasan jarak jauh. Drone tidak diragukan lagi akan melengkapi militer Ukraina dengan kemampuan vital untuk memantau dan menargetkan pasukan Rusia jika disetujui.

Kemampuan Reaper

Dirancang untuk membantu Amerika Serikat dalam apa yang mereka sebut sebagai Perang Melawan Teror, MQ-9 Reaper adalah pengembangan lebih lanjut dari drone MQ-1 Predator yang telah beroperasi jauh sebelumnya.

MQ-9 Reaper mengambil peran pengintaian dan pengawasan dari MQ-1 dan menggabungkannya dengan mesin yang jauh lebih kuat dan desain sayap yang lebih mampu menahan beban untuk senjata. Ini secara efektif menjadikannya sebagai salah satu drone pemburu dan pembunuh sejati pertama.

Seperti kebanyakan drone modern, MQ-9 memiliki tingkat daya tahan yang sangat lama yakni hingga 14 jam. Varian terbaru bisa mencapai lebih dari 40 jam. Kemampuan ini penting untuk memanfaatkan peran pengawasannya dalam pertempuran dan memungkinkan pesawat untuk berkeliaran di atas target cukup.

Drone memiliki panjang 11 m, bentang sayap 20 m dan berat maksimum take off 5.25 ton.  Menggunakna satu mesin turboprop 900 tenaga kuda drone bisa terbang dengan kecepatan maksimum 482 km/ jam dan kecepatan jelajah  313 km/h serta memiliki jangkauan  1.800 km.

Selain pengawasan, Reaper dikenal dengan rudal AGM-114 Hellfire dan GBU-38 Joint Direct Attack Munitions (JDAM). Ada juga rencana untuk melengkapi Reaper dengan rudal AIM-92 Stinger untuk mempertahankan diri dalam peran udara-ke-udara. Negara-negara yang saat ini menggunakan MQ-9 Reaper termasuk Amerika Serikat, Prancis, Italia, Maroko, Belanda, Spanyol, dan Inggris.

Prototipe pesawat pertama kali terbang pada 2 Februari 2001 dan mulai beroperasi sekitar 6 tahun kemudian. Sejak diperkenalkan MQ-9 telah terlihat beroperasi di Afghanistan, Irak, Pakistan, Somalia , Libya, dan Mali. 

Dengan diperkenalkannya MQ-9B versi dasar dikenal sebagai MQ-9A. MQ-9B SkyGuardian adalah versi yang lebih baru dan lebih baik dengan beberapa modifikasi untuk terbang di wilayah udara sipil. Itu sesuai dengan peraturan penerbangan Eropa. 

Versi baru ini memiliki ukuran lebih besar dan daya tahan hingga 40 jam. Pada tahun 2018 drone ini dipilih oleh Belgia. Sebanyak 4 drone dipesan dengan harga US$600 juta. Atau rata-rata US$ 150 juta per drone.  Australia juga membeli 12-16 drone bersenjata ini. Dan pada tahun 2020 penjualan 4 drone MQ-9B ke Taiwan telah disetujui.