Habis PHK Karyawan, CFO Spotify Mundur
- Beberapa hari setelah mem-PHK 17% stafnya, layanan musik digital dan podcast Spotify mengumumkan pengunduran diri chief financial officer (CFO) Paul Vogel pada hari Kamis, 8 Desember 2023.
Dunia
JAKARTA - Beberapa hari setelah mem-PHK 17% stafnya, layanan musik digital dan podcast Spotify mengumumkan pengunduran diri chief financial officer (CFO) Paul Vogel pada hari Kamis, 8 Desember 2023.
Perusahaan mengatakan dalam pernyataannya bahwa Vogel dijadwalkan meninggalkan Spotify pada 31 Maret 2024. Vogel ditunjuk sebagai CFO pada Januari 2020.
Dikutip dari pernyataan resminya, CEO Spotify Daniel Ek mengatakan bahwa Spotify telah memulai evolusi selama dua tahun terakhir. "Untuk menjadikan pengeluaran kami lebih sesuai dengan ekspektasi pasar sekaligus mendanai peluang pertumbuhan signifikan yang terus kami identifikasi," papar Ek.
Lebih lanjut, Ek mengatakan bahwa dirinya telah berdiskusi dengan Paul hingga memutuskan bahwa Spotify membutuhkan CFO lain.
- Ngamuk, Bursa Pantau 2 Saham Emiten Prajogo Pangestu
- BCA Luncurkan Video “Don’t Know? Kasih No!”
- 10 Emiten Bank dengan Free Float di Bawah 7,5 Persen
"Saya telah berbicara banyak dengan Paul tentang perlunya menyeimbangkan kedua tujuan ini dengan hati-hati. Seiring berjalannya waktu, kami sampai pada kesimpulan bahwa Spotify sedang memasuki fase baru dan membutuhkan CFO dengan perpaduan pengalaman yang berbeda," Lanjut Ek.
Sementara itu, selama periode transisi ini Ben Kung, yang kini menjadi wakil presiden perencanaan dan analisis keuangan Spotify, akan memikul tanggung jawab yang lebih besar.
Dalam pernyataan tersebut, perusahaan juga menambahkan bahwa perusahaan telah memulai pencarian eksternal untuk pengganti Vogel.
Dikutip dari Business Insider, minggu merupakan minggu yang sulit bagi raksasa streaming musik tersebut. Spotify mengatakan dalam sebuah posting blog pada hari Senin bahwa mereka memberhentikan sekitar 17% tenaga kerjanya.
Ek mengatakan dalam postingan blognya bahwa keputusan untuk memberhentikan staf diambil karena kondisi ekonomi yang sulit.
"Pertumbuhan ekonomi melambat drastis dan modal menjadi lebih mahal. Spotify tidak terkecuali dalam kenyataan ini," tulis Ek.
"Saat ini, kita masih memiliki terlalu banyak orang yang berdedikasi untuk mendukung pekerjaan dan bahkan melakukan pekerjaan di sekitar pekerjaan daripada berkontribusi terhadap peluang yang berdampak nyata," Ek mengatakan, seraya menambahkan bahwa perusahaan perlu menjadi "banyak akal."
Pengumuman hari Senin ini menandai ketiga kalinya Spotify memangkas jumlah pekerjanya pada tahun ini. Pada bulan Januari, perusahaan memberhentikan sekitar 600 karyawan. Mereka memecat 200 karyawan lainnya pada bulan Juni.