Ilustrasi lokasi pertambangan emas, tembaga, nikel, batu bara, dan mineral lain / Dok. Archi Indonesia
Pasar Modal

Harga Batu Bara Terus Melambung, Ini Faktor-Faktor Pendorongnya

  • Harga batu bara dunia terus melonjak tajam di tengah kenaikan harga-harga komoditas. Terlihat dari pergerakan 3 bulan terakhir ini di 2022.

Pasar Modal

Debrinata Rizky

JAKARTA - Harga batu bara dunia terus melonjak tajam di tengah kenaikan harga-harga komoditas. Terlihat dari pergerakan 3 bulan terakhir ini di 2022.

Dalam 3 bulan terakhir harga batu bara naik hingga 78,41% dari dari bulan Januari 2022 di angka US$157,5 per ton menjadi US$281 per ton di awal April 2022.

Padahal, jika melihat pergerakan harga batu bara diperiode yang sama tahun 2021 hanya naik sekitar 15,31%. Di mana harga batu bara bergerak dari US$82,25 per ton di Januari 2022 ke US$94,85 per ton.

Melonjaknya harga batu bara didorong oleh beberapa faktor yang turut menyertainya. Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Executive Energy Watch,  Mamit Setiawan kepada TrenAsia.com Rabu, 5 Maret 2022.

"Pertama pastinya paling besar adalah karena memang permintaan ini sangat banyak ya dan nampaknya ekonomi global sudah mulai pulih setelah tumbang akibat pandemi COVID-19," ujar Mamit.

Tidak hanya itu, faktor kedua menurut Mamit, imbas perang Rusia-Ukraina menambah beban kenaikan batu bara yang signifikan.

Mengingat adanya keputusan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) melakukan embargo terhadap pasokan energi dari Rusia berdampak pada melambungnya Harga Batubara Acuan (HBA) bulan April 2022.

"Faktor ketiga saat itu ada kekurangan pasokan dari Australia akibat bencana banjir lalu, karena mereka pengekspor batu bara nomor satu dan besar hal ini tentunya berdampak mempengaruhi tenaga suplaynya," ujar Mamit.

Ditambah lagi, naik turunnya permintaan batu bara juga terpengaruh akan transisi banyak negara ke energi ramah lingkungan. 

"Terakhir lockdown di Shanghai, akibat naiknya COVID-19 meskipun tidak signifikan namun tetap mempengaruhi," ujar Mamit.

Dirinya memprediksi dengan melihat dari kondisi sekarang, harga batu bara ke depannya tidak banyak naik atau menyentuh angka US$300 per ton.

Maka dari itu, nantinya negara-negara pemasok batu bara terbesar seperti China, Rusia, India dan Australia akan mempengaruhi pergerakan harga batu bara dan terkena imbas keuntungan. Karena harga komoditi ini yang sedang melambung tinggi.