IPO Perusahaan Sawit Sumber Tani Agung (STAA), Harga Saham Rp470-Rp605 Selembar
- Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Medan, Sumatra Utara, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) tengah bersiap dalam gelaran Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO).
Korporasi
JAKARTA - Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Medan, Sumatra Utara, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) tengah bersiap dalam gelaran Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO).
Dalam siaran pers perseroan pada Rabu, 9 Februari 2022, Presiden Direktur STAA Mosfly Ang mengungkapkan, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 877.072.000 lembar saham setara dengan 8,06% dari saham yang tempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran saham dalam IPO tersebut senilai Rp470 - Rp605 per lembar sehingga target perolehan dana paling banyak Rp530,62 miliar.
Dana hasil penawaran umum ini, akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure) pembangunan industri oleh PT Agung Oils and Fats (STAOF) di Provinsi Riau, dengan luas 42,6 hektare.
Sekitar 54% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunam refinery dengan kapasitas 2.000 metrik ton minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) per hari dengan target penyelesaian pada Oktober 2023.
- Tanpa Repot, Ini Cara Cek Tagihan Listrik Hanya Menggunakan Ponsel
- Badai Matahari sedang Menerjang Bumi
- Pakai KAI Access Sudah Bisa Pesan Tiket Bus DAMRI, Cek Rutenya
Kemudian 23% dana segar hasil IPO akan digunakan untuk fasilitas dermaga yang ditargetkan rampung pada Oktoer 2023, sisanya digunakan untuk tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT yang juga ditargetkan selesai pada Oktober 2023.
Manajemen Sumber Tani Agung meyakini harga CPO di Indonesia dan Internasional masih akan cukup tinggi hingga paruh pertama tahun ini, karena pertumbuhan yang stagnan.
"Kami optimistis harga CPO ke depannya akan bagus. Mengingat, pertumbuhan pertambahan perluasan sawit di Indonesia tidak tumbuh lagi dalam beberapa tahun terakhir karena kebijakan moratorium pemerintah," kata Mosfly.
Sementara itu pasca-IPO, perseroan berencana untuk meningkatkan yield productioan guna meningkatkan produksi perseroan, serta berencana mendukung pengembangan sektor down stream, dengan menambah 10.000 Ha lahan.
“Perseroan berecana untuk masuk ke indutri hilir dengan refinery, sehingga produk turunan bertambah dan melakukan diversivikasi berupa, olein, stearin dan PFAD, sehingga pertumbuhan grup usaha perseroan akan lebih bagus," kata Mosfly.