<p>Sari Roti adalah produk yang dibuat PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. (ROTI). / Sariroti.com</p>
Industri

Jadi Kontributor Pendapatan, Sari Roti Bakal Rambah Bisnis Olesan Coklat dan Susu Coklat

  • PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang merupakan pemegang merek dagang Sari Roti kembali melakukan inovasi produk dengan merambah bisnis Olesan Coklat dan Susu Coklat.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang merupakan pemegang merek dagang Sari Roti kembali melakukan inovasi produk dengan merambah bisnis Olesan Coklat dan Susu Coklat.

Bisnis Olesan Coklat dan Susu Coklat bermula dari pengamatan atas produk-produk unggulan Sari Roti, khususnya varian rasa coklak. Produk ini diketahui telah digemari masyarakat dengan permintaan yang terus meningkat.

Melihat hal tersebut, perseroan mengambil inisiatif untuk mengembangkan beberapa produk komplementer didukung analisis bisnis yang komprehensif hingga akhirnya menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik demi menuntaskan Laporan Studi Kelayakan.

Selain itu, perseroan juga telah menyelesaikan kajian keuangan agar memastikan penggunaan modal yang efisien untuk kedua bisnis ini. Bisnis Olesan Coklat nantinya berbagi dengan fasilitas produksi isian coklat (bread choco filler) yang juga akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan internal. 

Direktur Nippon Indosari Corporindo, Ida Apulia mengatakan bahwa produksi Susu Coklat akan sepenuhnya dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga tidak membutuhkan belanja modal yang besar. 

“Untuk menjalankan bisnis Olesan Coklat dan Susu Coklat selama tiga tahun ke depan dibutuhkan sekitar 1 persen dari ekuitas perseroan per 31 Desember 2021,” ujarnya melalui keterangan pers, Kamis, 19 Mei 2022.

Namun, menurutnya dampak positif dari bisnis Olesan Coklat dan Susu Coklat pada kinerja perseroan akan lebih besar. Proyeksi internal perseroan memperlihatkan bahwa pada tahun 2024 nanti, kontribusi bisnis Olesan Coklat dan Susu Coklat dapat mencapai sekitar 6% terhadap penjualan tahun 2021 dan sekitar 3% terhadap laba kotor tahun lalu.

Untuk memuluskan rencana tersebut, pihaknya akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 27 Juni 2022.

“Pemenuhan peraturan terkait pelaksanaan Rapat telah kami penuhi, termasuk Keterbukaan Informasi dan Laporan Ringkas Studi Kelayakan oleh KJPP,” pungkasnya.