Ilustrasi industri migas
Energi

Mengenal Teknologi EOR untuk untuk Lifting Minyak di Sumur Idle

  • EOR adalah metode memperoleh minyak dengan menginjeksikan suatu zat yang berasal dari luar reservoir, seperti energi mekanik, energi kimia dan energi termik.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pekerjaan rumah ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia untuk menjaga agar jumlah lifting minyak nasional tidak turun barang satu liter pun.

Jokowi meminta, seluruh sumur migas yang ada di Indonesia harus lebih produktif, pasalnya penurunan lifting akan membebani keuangan negara dan membuat impor bahan bakar semakin tinggi.

"Saya titip yang berkaitan dengan lifting minyak, harus naik, dengan cara apa pun harus naik," tegasnya saat Malam Puncak HUT Ke-79 Pertambangan dan Energi, Kamis 10 Oktober 2024.

Menyikapi hal tersebut, Bahlil Lahadalia optimistis lifting minyak Indonesia dapat naik sebesar 200.000 barel per hari (bph). Namun ada beberapa catatan yang menyertainya. Bahlil mengatakan cara meningkatkan lifting minyak secara efektif adalah intervensi teknologi, salah satunya Enhanced Oil Recovery (EOR) di sumur-sumur produksi.

"Itu adalah upaya strategi, upaya strategi dengan mengoptimalkan sumur-sumur idle (sumur non-aktif), kemudian mengintervensi sumur-sumur aktif dengan teknologi, contoh EOR dan kemudian kita melakukan penetrasi dalam rangka melakukan eksplorasi baru," katanya usai Malam Puncak HUT Ke-79 Pertambangan dan Energi, Kamis 10 Oktober 2024.

SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak Indonesia hingga semester I 2024 mencapai 576 ribu bph, sementara target lifting minyak sesuai APBN 2024 sebesar 635 ribu bph.

Apa Itu Teknologi EOR?

Melansir laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, EOR merupakan metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan (recovery) produksi hidrokarbon dari reservoir minyak apabila metode primary recovery dan secondary recovery tidak efisiensi lagi untuk menguras minyak. Atau cara memperoleh minyak dengan menginjeksikan suatu zat yang berasal dari luar reservoir, seperti energi mekanik, energi kimia dan energi termik.

Untuk menentukan metode EOR yang tepat untuk suatu lapangan, perlu dilakukan studi terlebih dulu di mana  proses hingga implementasinya  membutuhkan waktu. Salah satu caranya menentukan lapangan yang cocok lalu melakukan injeksi chemical atau CO2 baru bisa diterapkan studi dan modeling sebelum implementasi.

Beberapa lapangan migas Indonesia, telah menggunakan injeksi chemical untuk EOR. Namun ada juga yang menginjeksikan CO2, seperti di Lapangan Jatibarang, Jawa Barat. Lapangan migas lainnya Lapangan Sukowati, Gundih, Ramba Subang, Akasia Bagus dan Betung.

Secara umum pengembangan lapangan minyak dan gas bumi diklasifikasikan menjadi tiga fase berikut:

- Pemulihan primer: Minyak mentah mengalir keluar karena energi reservoir. Faktor perolehan pada pemulihan primer umumnya dikatakan tidak lebih dari 30% dari jumlah total minyak mentah di dalam tanah.

- Pemulihan sekunder: Air atau gas disuntikkan ke dalam reservoir untuk mendorong keluar minyak mentah, atau memompa keluar minyak mentah secara mekanis oleh pompa yang dipasang di sumur. Pemulihan sekunder meningkatkan faktor perolehan hingga sekitar 40%, masih ada 60% hingga 70% minyak mentah yang tertinggal di bawah tanah.

- Pemulihan tersier: Sifat fisik dan kimia batuan dan fluida formasi diubah untuk memulihkan minyak mentah yang tersisa di bawah tanah. Untuk lebih meningkatkan faktor perolehan, digunakan perolehan tersier, yang disebut Enhanced Oil Recovery (EOR). Banyak lembaga penelitian dan perusahaan pengembangan minyak telah mengembangkan teknologi untuk mengubah sifat fisik dan kimia batuan dan fluida formasi serta untuk memperoleh minyak mentah yang tersisa di dalam tanah.