Optimisme Bos BCA terhadap Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di Era Prabowo
- Menurut Jahja, tim ekonomi pemerintah yang terdiri dari orang-orang berpengalaman dan telah menunjukkan kinerja baik selama masa pandemi, menjadi modal positif untuk mengelola APBN secara optimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perbankan
JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, menyampaikan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% masih bisa dicapai selama daya beli masyarakat terjaga dan ditingkatkan.
Menurutnya, daya beli masyarakat merupakan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi kinerja ekonomi nasional.
“Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan, termasuk daya beli masyarakat serta program-program yang akan dilaksanakan melalui APBN,” ujarnya dalam paparan kinerja BCA kuartal III-2024 beberapa hari lalu.
- Membandingkan Kabinet Indonesia dan Amerika
- Industri Tekstil Kacau Balau, Berikut Daftar Pabrik Besar yang Gulung Tikar
- BREN Tanggapi Penghapusan Saham dari FTSE Russell: Bukan Masalah Free Float
Jahja menambahkan bahwa banyak faktor yang akan mempengaruhi perekonomian nasional untuk bisa mencapai target tersebut, salah satunya adalah kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Jika program-program APBN dapat berjalan dengan efektif, maka hal ini akan sangat membantu dalam mendorong perekonomian kita ke arah yang lebih baik,” tambah Jahja.
Pemerintahan Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8%, meski Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 5,1% per tahun hingga 2029.
Berdasarkan laporan IMF, ekonomi Indonesia tumbuh stabil pada kisaran 5% pada tahun lalu dan tahun ini. Bahkan, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,1% pada 2025 dan terus berlanjut pada angka yang sama hingga 2029. Sementara itu, pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,2% untuk tahun depan.
Optimisme terhadap Tim Ekonomi Pemerintahan Prabowo
Menurut Jahja, tim ekonomi pemerintah yang terdiri dari orang-orang berpengalaman dan telah menunjukkan kinerja baik selama masa pandemi, menjadi modal positif untuk mengelola APBN secara optimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Ini adalah masa awal bagi pemerintahan baru, dan kita akan mulai melihat hasil nyata dari implementasi APBN pada 2025 mendatang, baik dari segi efektivitasnya dalam menahan inflasi maupun dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Peran Kabinet yang Lebih Fokus dalam Memacu Pertumbuhan Ekonomi
Jahja juga menilai bahwa dengan jumlah menteri yang lebih banyak, masing-masing bidang akan mendapat perhatian yang lebih fokus.
“Dengan semakin banyaknya menteri, fokus kebijakan pada masing-masing bidang diharapkan semakin tajam sehingga kinerja yang dihasilkan juga lebih efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata Jahja.
Menurut Jahja, tim ekonomi Indonesia saat ini sudah memiliki fondasi yang kuat. Dengan tambahan jumlah menteri, ia optimis akan ada fokus yang lebih besar pada sektor-sektor tertentu, yang dapat berdampak positif terhadap kebijakan dan kinerja pemerintah dalam memajukan perekonomian Indonesia.
“Tinggal kita menunggu implementasi kebijakan dan kinerja dari masing-masing bidang yang tentunya diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
- 20 Tips Meningkatkan Traffic Website Secara Efektif
- Terlihat Gahar, Inilah Spesifikasi Mobil MV3 Garuda yang Digunakan Presiden Prabowo
- 5 Menteri Prabowo yang Sarat Kontroversi, Dari Rasisme hingga Terjerat Suap
Visi Asta Cita untuk Menjadi Negara Industri dan Swasembada
Dalam Visi dan Misi Asta Cita, pemerintahan Prabowo bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara yang swasembada dalam bidang pangan dan energi.
Selain itu, Presiden Prabowo juga menargetkan Indonesia sebagai negara industri, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai target di atas 8%.
Dengan fokus pada peningkatan produksi lokal dan pengurangan ketergantungan impor, swasembada pangan dan energi diharapkan dapat menjadi salah satu pilar dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang ambisius ini.
Jika program-program strategis ini dapat dijalankan dengan baik, Jahja menilai bahwa bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melampaui prediksi IMF dan mendekati angka 8% yang dicanangkan.