<p>Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika dan Rupiah di salah satu teller bank, di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Pertumbuhan Ekonomi AS di Atas Ekspetasi, Nilai Rupiah Ditutup Menguat di Akhir Pekan

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, nilai kurs rupiah ditutup menguat 13 poin di level Rp15.554 perdolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, nilai kurs rupiah ditutup di posisi Rp15.567 perdolar AS.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup menguat di akhir pekan ini setelah perilisan data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal III-2022.

Menurut data perdagangan Bloomberg, nilai kurs rupiah ditutup menguat 13 poin di level Rp15.554 perdolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, nilai kurs rupiah ditutup di posisi Rp15.567 perdolar AS.

Pada Kamis, 27 Oktober 2022 malam, AS merilis data pertumbuhan ekonomi per kuartal III-2022 yang berada di level 2,6% dan lebih tinggi dari ekspetasi.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, membaiknya ekonomi AS mengindikasikan bahwa resesi global kemungkinan hanya angin lalu dan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Risiko resesi di AS memang sudah lama dikhawatirkan karena memiliki dampak berkelanjutan bagi ekonomi global. Resesi AS juga bisa mempengaruhi perekonomian nasional karena negeri Paman Sam ini merupakan mitra dagang utama Indonesia," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Jumat, 28 Oktober 2022.

Ekonomi AS belakangan ini diproyeksikan akan mengalami resesi. Proyeksi itu semakin diperkuat oleh konflik Rusia-Ukraina meletus.

Walau ekonomi AS menunjukkan perbaikan pada kuartal III-2022, Ibrahim mewanti-wanti bahwa pihak pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tidak bisa bersenang-senang dulu dan masih tetap harus waspada dalam rangka memperkuat pondasi perekonomian Tanah Air.

Ibrahim melihat bahwa beberapa langkah seperti bauran ekonomi, penyaluran bantuan sosial, bantuan langsung tunai (BLT), serta intervensi di pasar valuta asing dan obligasi di perdagangan domestic non-deliverable forward (DNDF) merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian Indonesia yang turut terancam oleh perlambatan ekonomi global di negara-negara maju.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Senin, 31 Oktober 2022, nilai kurs rupiah berpotensi untuk bergerak di kisaran Rp15.530 - Rp15.600 perdolar AS.