Rusia dan Ukraina Kembali ke Perang Lumpur
- Sekarang yang paling sulit dihadapi justru kesulitan sehari-hari:
Dunia
KYIV- Musim berlumpur yang terkenal telah tiba di di Ukraina yang dilanda perang. Meski tidak menghentikan pertempuran, situasi ini akan memperlambat pasukan Ukraina dan Rusia di medan perang yang sudah stagnan.
Orang Ukraina menyebut musim berlumpur sebagai 'bezdorizhzhia' yang diartikan sebagai tidak mungkin berjalan. Selain mempersulit pergerakan kendaraan lapis baja, cuaca ini juga mempersulit upaya penghapusan ranjau di Ukraina.
Bisa dikatakan bahwa dalam cuaca seperti ini, serangan besar-besaran yang melibatkan peralatan kedua belah pihak akan sia-sia sebelum. Atau setidaknya intensitas serangan akan berkurang beberapa kali lipat.
Saluran Telegram Russian Wrapped in Z War mengatakan musim dingin telah tiba di wilayah Luhansk. Atau lebih tepatnya salju pertama telah turun. Sekarang yang paling sulit dihadapi justru kesulitan sehari-hari: kotoran, kelembapan, dingin, berjuta tikus, air menetes dari langit-langit ruang istirahat di parit. “Belum lagi mereka akan terjepit di jalur komunikasi dan tanah berberkilo-kilogram yang menempel di sepatu bot,” tulisnya Selasa 21 November 2023.
- Indonesia Punya 9 Juta UMKM, Pemerintah Dorong Pengembangan Berbasais Data
- Perbankan Asal Thailand Ini Tambah Saham di Bank Maspion, Segini Besarannya
- Kemenhub Pastikan Sarana Transportasi Siap Hadapi Libur Nataru
Para pejabat Ukraina mencatat jalan berlumpur telah memperlambat logistik bagi kedua belah pihak di dekat Avdiivka. Kabut serta hujan juga mempersulit upaya pengintaian udara Rusia dan Ukraina.
Seorang pejabat militer Ukraina sebagaimana dikutip the War Zone mencatat bahwa daun-daun yang berguguran juga mempersulit upaya untuk menyembunyikan peralatan dan personel. Dan militer Ukraina juga mengamati penerbangan Rusia kurang aktif di Ukraina selatan karena kondisi yang buruk.
Para bloger militer Rusia juga mengatakan hujan lebat baru-baru ini mengurangi penembakan. Dan angin kencang mengganggu operasi drone Rusia.
Namun kondisi cuaca ini akan menahan sepenuhnya serangan kedua pihak. Baik Rusia maupun Ukraina akan terus berjuang sepanjang musim gugur dan musim dingin.
Ketika cuaca yang lebih dingin dan basah menghambat operasi di medan perang, Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin melakukan kunjungan ke Ukraina. Kunjungannya terjadi ketika meningkatnya ketidakpastian mengenai pendanaan dan pengiriman senjata ke Ukraina.
Berbicara kepada wartawan di Kyiv Austin mengatakan pasukan Ukraina siap untuk bertempur di musim dingin. Dan tentu saja mereka melakukan pekerjaan dengan baik tahun lalu. Tahun ini, Amerika berharap Ukraina akan menjadi lebih agresif.
Di medan perang sejauh ini hanya ada sedikit kemajuan yang diperoleh kedua belah pihak. Pasukan Rusia melakukan operasi ofensif di beberapa wilayah. Rusia terus maju di sepanjang jalur Kupyansk-Svatove-Kreminna, dekat Bakhmut, dekat Avdiivka, dan barat dan barat daya Kota Donetsk. Mereka juga menyerang di Oblast Zaporizhzhia bagian barat dan sedikit maju di beberapa daerah.
Meskipun tidak ada kemajuan besar, Austin mengatakan Amerika akan terus mendukung Ukraina. Dalam pertemuan dengan Presiden Volodymir Zelensky mereka berbicara tentang hal-hal yang akan terus dilakukan. Tujuannya untuk memastikan Ukraina memiliki apa yang dibutuhkan untuk sukses di medan perang.
Austin mencatat paket bantuan militer Otoritas Penarikan Presiden ke-51 ke Ukraina yang diumumkan Pentagon pada Senin 20 November 2023 sebagai bukti lebih lanjut dari dukungan abadi Amerika. Paket tersebut bernilai hingga US$100 juta. Mereka mencakup tambahan kemampuan pertahanan udara, amunisi artileri, senjata anti-tank, perlengkapan cuaca dingin, dan peralatan lainnya.
Beberapa senjata yang dikirim termasuk rudal antipesawat Stinger, satu sistem HIMARS) dan amunisi tambahan serta peluru artileri 155mm dan 105mm. Selain itu juga mencakup rudal TOW, Javelin dan AT-4. Bantuan juga mencakup lebih dari 3 juta butir amunisi senjata kecil.