Tak Melulu Wisata Alam, Ini Rekomendasi Museum di Yogyakarta yang Instagramable
- Yogyakarta adalah kota ramah untuk para wisatawan. Bukan tanpa alasan, karena setiap sudut kotanya pasti memiliki cerita sendiri dan terkadang membekas di hati wisatawan.
Destinasi & Kuliner
JAKARTA – Yogyakarta adalah kota ramah untuk para wisatawan. Bukan tanpa alasan, karena setiap sudut kotanya pasti memiliki cerita sendiri dan terkadang membekas di hati wisatawan.
Hal ini dibuktikan oleh data Badan Pusat Statistika (BPS) Yogyakarta yang mencatat jumlah wisatawan mancanegara pada bulan Maret 2023 naik sebesar 3,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Bahkan, BPS mengungkapkan target 1,8 juta wisatawan mengunjungi Yogyakarta pada tahun 2023 hampir terealisasi penuh. Dengan demikian secara langsung pergerakan ekonomi akan terbantu oleh geliat sektor pariwisata tersebut.
- Revitalisasi Stadion Teladan Medan Telan Duit Setengah Triliun
- Langkah Astra International (ASII) Terapkan ESG Lewat Triple-P Stratregy
- Luhut Minta Ekspor 5 Juta Ton Bijih Nikel Ilegal ke China Ditelisik
Barangkali dari anda akan berkunjung ke Yogyakarta tak melulu mencari spot wisata alam. Anda sesekali harus mengunjungi Museum untuk merasakan sensasi dan napak tilas sebuah perjuangan masa lalu. Selain itu, anda bisa membuat foto vintage yang pokoknya sangat Instagramnable.
Berikut 3 rekomendasi Museum di Kota Gudeg seperti dikutip TrenAsia.com dari laman Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Jumat, 21 Juli 2023.
Museum Living Kotagede
Museum Kotagede adalah museum baru di Yogyakarta. Berlokasi di Jl. Tegal Gendu No.20, Prenggan, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengunjung akan disajikan potensi-potensi 4 klaster yang ada di Kotagede yaitu Klaster Situs Arkeologi dan Lansekap Sejarah, Klaster Kemahiran Teknologi Tradisional, Klaster Seni Pertunjukan Sastra, Adat-Tradisi dan Kehidupan Keseharian, dan klaster Pergerakan Sosial Kemasyarakatan.
Museum Kotagede memiliki keunikan tersendiri dibanding museum lain di Yogyakarta. Pasalnya konsep museum ini mengusung tempat tinggal pada umumnya. Ini karena dulu bangunan Museum merupakan milik B.H. Noerijah, salah satu tokoh Wong Kalang atau Tukang Logam pada jaman dulu dianggap memiliki tahta. Alasannya, tak semua orang memiliki kemampuan menempa besi. Wong Kalang turut membentuk identitas Kotagede, tidak hanya karena bangunan yang memiliki karakter arsitektur yang khas, namun juga perannya dalam sosial, budaya juga ekonomi.
- Sinyal Bank Konvensional Akan Kembali Beroperasi di Aceh, Begini Prospeknya
- Saingi OpenAI, Apple Dikabarkan Sedang Uji ChatBot AI
- PM Modi: Pelecehan Seksual di Manipur Tak Dapat Diampuni
Museum TNI AD
Museum TNI AD adalah museum terbesar milik TNI Angkatan Darat. Museum terletak di jalan Jl. Jendral Sudirman No. 75 Yogyakarta. Museum ini berdiri sebagai salah satu upaya penghayatan dan penjiwaan motivasi/semangat 45 dalam rangka pelestarian nilai-nilai ’45 dan nilai-nilai TNI ’45 untuk generasi penerus bangsa. Museum TNI AD Dharma Wiratama dirintis sejak tahun 1956 oleh DISJARAHAD atau Dinas Sejarah Angkatan Darat.
Benda-benda koleksi museum memcapai 4.236 buah yang dikelompokkan dalam ruang-ruang tertentu. Ruang-ruang tersebut antara lain Ruang Palagan yang memajang koleksi senjata dan perlengkapan yang digunakan saat 8 palagan besar di Indonesia, Ruang Panji-panji yang memajang koleksi bendera Kesatuan TNI AD untuk berbagai keperluan, Ruang Gamad yang memamerkan seragam Angkatan Darat beserta atributnya, Ruang Tanda Jasa serta terdapat Bunker peninggalan Jepang.
Museum Gumuk Pasir
Museum Gumuk Pasir berlokasi di Parangtritis, Kec. Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum Gumuk Pasir memiliki bentuk gedung yang khas.
Awal pendirian Museum Gumuk Pasir diprakarsai adanya Perjanjian Kerjasama antara Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) bersama Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2001, dengan tujuan untuk pelestarian keberadaan Gumuk Pasir Barchan di Parangtritis.
Museum Gumuk Pasir memiliki koleksi yang dikelompokkan dalam zona. Terdapat ruang Audio Visual, Bilik Interaktif dan berbagai zona seperti zona Teras Yogyakarta, Zona Antara, Zona Bahariku pada lantai pertama. Lantai kedua terdapat IPTEK, Zona Teknologi Pemetaan, Zona Citra Satelit, Lorong Pengetahuan, Zona Geospasial. Di lantai tiga terdapat Zona Gumuk Pasir. Pada lantai empat terdapat Zona Ufuk Parangtritis. Keunikan dari Museum ini adalah pengunjung dapat melakukan aktifitas Sandboarding di gumuk pasir.