Teknologi Ini Bantu Penderita Lumpuh Otak Bisa Memainkan Harpa
Alexandra Kerdilou, seorang penderita cerebral palsy atau lumpuh otak bergabung bersama pemusik pemusik di atas panggung Athena.
Dunia
JAKARTA – Alexandra Kerdilou, seorang penderita cerebral palsy atau lumpuh otak bergabung bersama pemusik pemusik di atas panggung Athena.
Duduk di atas kursi roda, gadis berusia 21 tahun ini rupanya menjadi pemain harpa dalam pertunjukan tersebut.
Meski begitu, harpa yang dimainkan Alexandra tak seperti pada umumnya. Di depannya terdapat seperangkat koputer yang telah dibekali dengan perangkat lunak “Eyesharp“.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Seperti yang kita ketahui, harpa merupakan alat musik petik yang membutuhkan keahlian fisik dalam memainkannya.
Sedangkan penderita lumpuh otak biasanya kesulitan atau bahkan tidak mampu melakukan koordinasi antara perintah otak dan syaraf tubuh. Alhasil, pengidap cerebral palsy sukar untuk melakukan gerakan sederhana.
Merasakan sensasi memainkan alat musik untuk pertama kalinya, Alexandra mengatakan bahwa hal tersebut merupaka pengalaman luar biasa baginya.
“Saya merasa aneh, saya tidak pernah membayangkan hal seperti itu,” kata Alexandra megutip keterangan dari Reuter pada Jumat, 18 Juni 2021.
Diciptakan oleh ilmuwan sekaligus musisibernama Zacharias Vamvakuois, perangkat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan bisa melakukan sejumlah perintah termasuk memainkan musik hanya berdasarkan gestur mata.
Untuk memainkan musik, pengguna hanya perlu mengarahkan gestur matanya pada tampilan layar. Menurut Vamvakuois, program ii dapat memainkan tiga hingga empat not per detiknya. Selain itu, jumlah alat musik yang bisa dimainkan ada sekitar 25 jenis. (RCS)