RUMPI.png

JAKARTA - Memiliki waktu luang yang banyak tentu <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/bahagia">dambaan </a>semua orang. Itulah mengapa hari libur kerap ditunggu-tunggu.&nbsp;Mulai dari bangun tidur, Anda mulai menikmati sarapan santai, menghabiskan waktu dengan membaca buku atau bermain dengan anjing piaraan. Menjelang sore tiba, Anda mulai bosan.&nbsp;Jika Anda pernah merasa seperti ini, maka Anda tidak sendirian. Memiliki waktu luang tanpa batas tidak semenyenangkan itu.&nbsp;Banyak pensiunan yang awalnya menikmati waktu senggang mereka, namun beberapa minggu kemudian merindukan pekerjaan yang mereka tinggalkan. Pekerjaan yang bisa memberikan rasa produktivitas, tujuan dan makna hidup mereka.&nbsp;Hal ini kemudian melatarbelakangi penelitian mengenai berapa jumlah waktu luang yang optimal untuk <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/bahagia">kebahagiaan</a> kita?<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/gletser-mencair-pendaki-yang-hilang-hampir-40-tahun-ditemukan">Gletser Mencair, Pendaki yang Hilang Hampir 40 Tahun Ditemukan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/rasmussen-pembakaran-alquran-tidak-mewakili-nilai-denmark">Rasmussen: Pembakaran Alquran Tidak Mewakili Nilai Denmark</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/laba-bersih-bank-mandiri-bmri-semester-i-2023-naik-25-jadi-rp-25-2-triliun">Laba Bersih Bank Mandiri (BMRI) Semester I-2023 Naik 25% jadi Rp25,2 Triliun</a></li></ul>Para peneliti berusaha menjawab pertanyaan ini dengan melibatkan puluhan ribu peserta untuk survei. Survei dilakukan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu dan seberapa bahagia mereka.&nbsp;Dikutip TrenAsia.com dari laman resmi Psychology Today, berikut ini adalah tiga kesimpulan utama dari survei tersebut.&nbsp;<h2>1. Memiliki Waktu Luang Kurang dari Dua Jam Per Hari Menyebabkan Stres dan Tidak Bahagia&nbsp;</h2>Tim peneliti menemukan bahwa waktu luang kurang dari dua jam perhari tidak cukup untuk membuat seseorang <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/bahagia">bahagia</a>.&nbsp;Peserta dengan waktu luang kurang dari dua jam per hari melaporkan peningkatan stres.&nbsp;Temuan ini menunjukkan bahwa terlalu sibuk mengurangi kebahagiaan dan mengarah pada kesimpulan bahwa semakin banyak waktu luang, semakin baik juga efeknya untuk seseorang.&nbsp;Namun, penelitian tidak menunjukkan itu.&nbsp;<h2>2. Memiliki Waktu Luang Lebih dari Lima Jam per Hari Menyebabkan Kurangnya Perasaan Produktif dan Mengurangi Kebahagiaan&nbsp;</h2>Anehnya, memiliki banyak waktu luang tidak serta-merta meningkatkan kebahagiaan seseorang.&nbsp;Karena ternyata, orang-orang memperoleh rasa senang karena menjadi produktif dan mampu menyelesaikan tugas. Rasa senang tersebut akan hilang ketika mereka hanya bersantai dan menonton film sepanjang hari di rumah.&nbsp;Memiliki waktu senggang yang berlebihan secara terus-menerus akan merusak kebahagiaan karena memicu kebosanan.&nbsp;<h2>3. Penting untuk Diperhatikan Bagaimana Cara Kita Menghabiskan Waktu Luang</h2>Kesimpulan terakhir dari penelitian ini adalah bahwa ada dua aspek penting dalam hal bagaimana kita menghabiskan waktu luang.&nbsp;Pertama, ketika waktu luang digunakan dengan cara yang lebih produktif seperti bermain olahraga atau menjadi relawan, maka lima jam atau lebih per hari dapat meningkatkan kebahagiaan.&nbsp;Kedua, waktu luang yang dihabiskan untuk bersosialisasi dengan orang lain memiliki efek positif yang serupa.&nbsp;Sedangkan menghabiskan waktu luang selama lima jam atau lebih sendirian dapat menghambat kebahagiaan.&nbsp;Penelitian tahun 1989 menunjukkan bahwa pensiunan yang menjadi relawan atau bergabung dengan komunitas merasa lebih bahagia.&nbsp;&nbsp;

RIZKY CHANDRA.png

Ilustrasi waktu dan kebahagiaan

Peneliti: Hubungan Waktu Luang dan Kebahagiaan 

Hal ini kemudian melatarbelakangi penelitian mengenai berapa jumlah waktu luang yang optimal untuk kebahagiaan kita?

Apakah Waktu Luang Bisa Membawa Kebahagiaan?

Gaya Hidup