
<p>JAKARTA- Pakar pembangunan Internasional Institut Pertanian Bogor (IPB) Amzul Rifin, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penghentian ekspor minyak kelapa sawit mentah (<em>crude palm oil</em>/CPO) ke Uni Eropa tidak berdampak besar kepada kondisi makroekonomi Indonesia.</p>



<p>Penelitian itu dipublikasikan oleh penerbit jurnal asal Jerman Springer dengan judul “<em>Assessing the Impact of Limiting Indonesian Palm Oil Exports to the European Union</em>”.</p>



<p>Penelitian ini menggunakan metode komputerisasi <em>computable general equilibrium</em> (CGE), yaitu model yang mengintegrasikan ekonomi makro dan mikro.</p>


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


<p>“Secara umum (penghentian ekspor sawit ke Uni Eropa) tidak menghasilkan dampak negatif atas ekonomi nasional dan sektoral pada industri minyak sawit Indonesia,” demikian dikutip dari publikasi tersebut, Rabu, 17 Februari 2021.</p>



<p>Hal itu dikarenakan ekspor minyak sawit mentah ke Uni Eropa hanya berkontribusi 14% dari total ekspor CPO.</p>



<p>Dampak yang dihasilkan dari hal tersebut relatif kecil pada kondisi ekonomi makro seperti PDB dan tingkat kesejahteraan di Indonesia.</p>



<p>Berikut skenario dari dampak yang akan dihasilkan jika Uni Eropa benar mengurangi atau bahkan menghentikan impor minyak sawit dari negara-negara pengekspor:</p>



<figure class="wp-block-table"><table><tbody><tr><td>Negara</td><td>PDB Skenario 1 (%)</td><td>PDB &nbsp;Skenario 2 (%)</td></tr><tr><td>Indonesia</td><td>-0,00274</td><td>-0,00138</td></tr><tr><td>Malaysia</td><td>−0.00011</td><td>−0.00009</td></tr><tr><td>Thailand</td><td>0.00044</td><td>0.00033</td></tr><tr><td>Singapura</td><td>−0.00004</td><td>−0.00005</td></tr><tr><td>Kolombia</td><td>0.00004</td><td>0.00003</td></tr><tr><td>Nigeria</td><td>0</td><td>0</td></tr></tbody></table></figure>



<p>Begitu juga dengan kondisi ekonomi sektoral Indonesia yang terdiri dari <em>output</em>, penggunaan lahan, harga domestik, dan ketenagakerjaan:</p>



<figure class="wp-block-table"><table><tbody><tr><td>Indikator Sektoral</td><td>Skenario 1 (%)</td><td>Skenario 2 (%)</td></tr><tr><td>Output</td><td>-4,79</td><td>-2,40</td></tr><tr><td>Harga</td><td>-2,33</td><td>-1,16</td></tr><tr><td>Lahan</td><td>-0,10</td><td>-0,04</td></tr><tr><td>Tenaga Kerja Tak Terlatih</td><td>-4,86</td><td>-2,43</td></tr><tr><td>Tenaga Kerja Terlatih</td><td>-4,82</td><td>-2,38</td></tr></tbody></table></figure>



<p>Tabel di atas menggunakan 2 skenario, skenario pertama jika Uni Eropa menghentikan 100% impor bijih minyak sawit, sedangkan skenario kedua hanya mengurangi 50% impor. (SKO)</p>


<p>Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. / Pixabay</p>


palm-1464654_1920

Pakar pembangunan Internasional IPB Amzul Rifin, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penghentian ekspor minyak sawit mentah ke Uni Eropa tidak berdampak signifikan pada kondisi makroekonomi Indonesia

Ekspor Sawit ke Eropa Disetop, Pakar IPB: Enggak Ngefek

Dunia