JAKARTA – Emiten pertambangan batu bara dan pembangkit listrik PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan plafon mencapai US$197 juta.&nbsp;Corporate Secretary Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Susan Chandra menjelaskan bahwa fasilitas pinjaman itu dijamin antara lain dengan aset perseroan. Adapun perjanjian fasilitas pinjaman dari BBCA ini telah ditandatangani pada 18 Desember 2023 kemarin.&nbsp;“Fasilitas pinjaman ini rencananya akan digunakan untuk membiayai keperluan umum, termasuk untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan dan entitas anak,” ujar Susan dalam keterbukaan informasi pada Selasa, 19 Desember 2023.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/danareksa-tawarkan-obligasi-rp-1-triliun-kupon-menarik-hingga-8-10-persen">Danareksa Tawarkan Obligasi Rp1 Triliun, Kupon Menarik Hingga 8,10 Persen</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/hyundai-motor-gandeng-mubadala-danai-transisi-ramah-lingkungan">Hyundai Motor Gandeng Mubadala Danai Transisi Ramah Lingkungan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/eks-dirut-bri-suprajarto-meninggal-dunia">Eks Dirut BRI Suprajarto Meninggal Dunia</a></li></ul>Susan juga menyebutkan bahwa dampak penerimaan fasilitas pinjaman dari emiten perbankan swasta itu mengakibatkan rasio utang terhadap ekuitas perseroan meningkat hingga sebesar 12,40%.Sebelumnya, dalam paparan publik pada Rabu, 6 Desember 2023 lalu, Direktur Dian Swastatika Sentosa Alex Sentosa mengatakan pada tahun depan perseroan menyiapkan sejumlah strategi untuk memasuki bisnis energi baru terbarukan (EBT).&nbsp;Meski begitu, lanjut Alex, pihaknya memperkirakan sebagian besar kinerja akan ditopang oleh bisnis pertambangan batu bara dan bahkan akan memperluas pangsa pemasaran. “Kami masih dalam finalisasi, tapi masih akan didominasi oleh batu bara,” ujarnya dalam paparan publik.&nbsp;Selain fokus pada pengembangan bisnis batu bara, emiten yang terafiliasi dengan Grup Sinar Mas ini juga memiliki rencana untuk mengembangkan tiga lini bisnis lainnya. Menurut Alex, dalam sektor tenaga listrik dan uap, perseroan akan memulai proyek-proyek terkait energi panas bumi dan tenaga surya.Selanjutnya, kata Alex, dalam sektor perdagangan pupuk dan bahan kimia, DSSA akan meningkatkan penjualan berbagai produk kimia khusus yang dapat memenuhi kebutuhan beragam industri.Terakhir, pada bisnis teknologi, DSSA akan memperkuat infrastruktur teknologi melalui fiber to home, mengembangkan inovasi digital dan memaksimalkan kerja sama dan investasi pada perusahaan rintisan di bidang teknologi.&nbsp;Berdasarkan laporan keuangan DSSA, pada semester I-2023 perseroan berhasil membukukan laba bersih &nbsp;US$318,18 juta.&nbsp;Realisasi ini naik 26,46% dari laba bersih yang dibukukan DSSA pada periode yang sama tahun lalu yakni US$251,58 juta.&nbsp;Kenaikan laba bersih DSSA dibarengi dengan kenaikan pendapatan dari US$2,59 miliar pada semester I-2022 menjadi US$ 3,18 miliar. Dengan begitu pendapatan tersebut menanjak sebesar 22,95% secara tahunan.&nbsp;Bila dirinci, pertambangan dan perdagangan batubara masih menjadi tulang punggung DSSA dengan nilai US$2,97 miliar, disusul pendapatan dari segmen perdagangan yang senilai US$152,67 juta.DSSA juga mengantongi pendapatan dari penyediaan TV kabel dan internet senilai US$ 41,50 juta, dari penyediaan tenaga uap listrik senilai US$20,76 juta, dan pendapatan lain-lain senilai US$551.310.

RIZKY CHANDRA.png

dss-e1563324352566.jpg

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan plafon mencapai US$197 juta. 

Emiten Batu Bara Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Peroleh Pinjaman dari BBCA, Nilainya Segini

Korporasi