JAKARTA - Indikasi pengetatan moneter Amerika Serikat (AS) sudah tampak melalui kenaikan yield atau imbal hasil US Treasury Bond atau obligasi AS. Mengutip Bloomberg, yield obligasi AS berhasil menyentuh 1,51% atau tertinggi sejak 29 Juni 2021.Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menilai sentimen itu mendorong pelemahan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/kurs-rupiah">nilai tukar rupiah</a>. Ariston bilang pelaku pasar mulai meningkatkan ekspektasinya seiring adanya peningkatan yield obligasi AS.“Kenaikan yield ini biasanya karena ekspektasi pengetatan moneter di AS.&nbsp; The Fed diekspektasikan akan memulai program tapering yaitu mengurangi pembelian obligasi di akhir tahun ini dan mengakhiri pembelian di pertengahan tahun depan,” papar Ariston kepada TrenAsia.com, Selasa, 28 September 2021.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/akhirnya-tokopedia-geser-shopee-jadi-raja-e-commerce-indonesia">Akhirnya, Tokopedia Geser Shopee Jadi Raja e-Commerce Indonesia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/10-e-commerce-terlaris-pada-pertengahan-2021-tokopedia-masih-jadi-jawara">10 e-Commerce Terlaris pada Pertengahan 2021: Tokopedia Masih Jadi Jawara</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bakal-disetop-xi-jinping-ternyata-71-persen-pembangkit-batu-bara-di-indonesia-dibiayai-china">Bakal Disetop Xi Jinping, Ternyata 71 Persen Pembangkit Batu Bara di Indonesia Dibiayai China</a></li></ul>Nilai tukar rupiah diproyeksikan Ariston bergerak di level Rp14.280 dengan support di kisaran Rp14.240 per dolar AS. Selain berdampak terhadap pelemahan rupiah, kenaikan yield ini juga memiliki efek terhadap menurunnya minat pelaku pasar terhadap instrumen berisiko di Asia.Hal ini tercermin dari penutupan bursa di Asia pada Senin, 27 September 2021 yang sebagian besar mengalami pelemahan. Indeks Nikkei Jepang ditutup turun tipis 0,03% ke level 30.240,06, Shanghai Composite China merosot 0,84% ke 3.582,83, dan Indeks Harga Saham Gabungan (<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/ihsg">IHSG</a>) melemah 0,36% ke posisi 6.122,49.“Selain itu, penurunan minat pasar terhadap aset berisiko pagi ini di mana indeks saham Asia terlihat melemah juga bisa menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS,” kata Ariston.Di dalam negeri, perbaikan penanganan COVID-19 disebut Ariston berpotensi menahan pelemahan rupiah. “Situasi pandemi yang semakin baik mungkin bisa menahan pelemahan rupiah,” jelas Ariston.Kasus aktif COVID-19 per Senin, 27 September 2021 kembali berkurang 2.499 kasus menjadi 40.270 kasus. Adapun penambahan kasus COVID-19 pada kemarin mencapai 1.390 menjadi 4,20 juta kasus.

me.jpg

MAS INNO.png

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 22 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

kurs-rupiah-ditutup-stagnan-2

Kurs Dolar Hari Ini: Kenaikan Yield Obligasi AS Tekan Rupiah ke Rp14.280. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Nilai tukar rupiah diproyeksikan Ariston bergerak di level Rp14.280 dengan support di kisaran Rp14.240 per dolar AS. Selain berdampak terhadap pelemahan rupiah, kenaikan yield ini juga memiliki efek terhadap menurunnya minat pelaku pasar terhadap instrumen berisiko di Asia.

Kurs Dolar Hari Ini: Kenaikan Yield Obligasi AS Tekan Rupiah ke Rp14.280

Pasar Modal