CALIFORNIA-Misi Artemis I berakhir saat pesawat ruang angkasa Orion milik NASA berhasil melakukan pendaratan di laut pada Minggu 11 Desember 2022. Ini adalah misi uji terbang tanpa awak selama 25½ hari mengelilingi bulan yang dimaksudkan untuk membuka jalan bagi misi astronot di masa depan.Pesawat ruang angkasa menyelesaikan perjalanan terakhirnya, mendekati lapisan tebal atmosfer Bumi setelah melintasi 385.000 kilometer antara bulan dan Bumi. Hujan turun saat Orion mendarat di Samudra Pasifik di lepas Baja California Meksiko pukul 12:40 waktu setempat.Langkah terakhir ini adalah salah satu langkah misi yang paling penting dan berbahaya. "Saya kewalahan," kata pejabat NASA Bill Nelson hari Minggu. “Ini adalah hari yang luar biasa.”<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/inilah-5-kata-kunci-yang-jadi-trending-di-google-sepanjang-2022">Inilah 5 Kata Kunci yang Jadi Trending di Google Sepanjang 2022</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-negara-yang-pernah-blokir-tik-tok-indonesia-juga-termasuk">5 Negara yang Pernah Blokir TikTok, Indonesia Juga Termasuk!</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/melihat-kemampuan-mesin-laser-potong-terbesar-dan-pertama-di-indonesia">Melihat Kemampuan Mesin Laser Potong Terbesar dan Pertama di Indonesia</a></li></ul>Kapsul kemudian terombang-ambing di Samudra Pasifik, di mana ia akan tetap berada hingga Minggu malam. Armada kendaraan pemulihan &nbsp;termasuk kapal, helikopter, dan kapal Angkatan Laut Amerika USS Portland &nbsp;sedang menunggu di dekatnya.&nbsp;“Ini adalah misi yang menantang,” kata manajer misi Artemis I NASA, Mike Sarafin, kepada wartawan pada Minggu malam. “Dan seperti inilah kesuksesan misi itu.”<figure class="image"><img src="https://ik.imagekit.io/tk6ir0e7mng/uploads/2022/12/1670802068494.jpeg"><figcaption>Kapsul Orion menangkap pemandangan permukaan bulan, dengan Bumi di latar belakang yang diterangi matahari dalam bentuk bulan sabit./NASA</figcaption></figure><h4>Apa yang terjadi?</h4>Pesawat ruang angkasa itu melakukan perjalanan sekitar 32 kali kecepatan suara (hampir 40.000 kilometer per jam) saat menerbos atmosfir. Begitu cepat sehingga gelombang kompresi menyebabkan bagian luar kendaraan memanas hingga sekitar 5.000 derajat Fahrenheit (2.760 derajat). Celsius).&nbsp;Panas ekstrem juga menyebabkan molekul udara terionisasi, menciptakan penumpukan plasma yang menyebabkan pemadaman komunikasi selama 5½ menit.Saat kapsul mencapai sekitar ketinggian 61.000 meter di atas permukaan bumi, ia melakukan manuver berguling yang secara singkat mengirim kapsul kembali ke atas. Ini seperti batu yang melompat-lompat di atas air.Ada beberapa alasan untuk menggunakan manuver lewati. &nbsp;Salah satunya memberi informasi lokasi pendaratan yang mendukung keselamatan astronot karena memungkinkan tim di darat mengoordinasikan upaya pemulihan dengan lebih baik dan lebih cepat.Saat memulai penurunan terakhirnya, kapsul melambat secara drastis, melepaskan kecepatan ribuan mil per jam hingga parasutnya terbuka. Pada saat jatuh, Orion diperkirakan melaju sekitar 32 kilometer per jam. &nbsp;Suhu di kabin kru Orion mempertahankan suhu nyaman antara 60 derajat hingga 71 derajat Fahrenheit.Orion melakukan perjalanan kira-kira 1,3 juta mil (2 juta kilometer) selama misi ini. Artemis II bertujuan untuk mengirim astronot ke lintasan yang sama dengan Artemis I, terbang mengelilingi bulan tetapi tidak mendarat di permukaannya.Misi Artemis III yang &nbsp;dijadwalkan diluncurkan pada tahun 2025, akan kembali mendaratkan manusia ke bulan.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

artmis2.jpg

Misi Artemis I berakhir saat pesawat ruang angkasa Orion milik NASA berhasil melakukan pendaratan di laut pada Minggu 11 Desember 2022

Orion Mendarat di Pasifik, Misi Artemis I Sukses

Tekno