Jakarta – Perilaku konsumen properti mengalami perubahan sejak pandemi COVID-19 terjadi pada Maret 2020. Salah satunya yakni pembeli rumah tapak selama tahun lalu lebih didominasi oleh calon penghuni langsung (end user).



&#8220;Dari berbagai proyek hunian rumah yang kami kembangkan di berbagai kota, mayoritas pembelinya merupakan end user. Ini merupakan fenomena baru yang menandakan bahwa masyarakat membeli rumah untuk langsung bisa ditempati,&#8221; ungkap Marketing Director Agung Podomoro, Agung Wirajaya di Jakarta, Senin, 1 Maret 2021.



Agung menjelaskan, dalam kondisi normal, sebagian konsumen menjadikan properti sebagai tujuan investasi. Hal ini tidak lepas dari karakter properti sebagai aset yang nilainya terus meningkat, sehingga dampaknya angka penjualan properti semakin tinggi. Tapi dalam situasi krisis kesehatan yang kemudian mendorong terjadinya krisis ekonomi, terjadi seleksi pada sisi konsumen.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


&#8220;Dalam situasi krisis setiap orang tentu akan lebih berhati-hati, termasuk dalam berinvestasi di properti. Tapi bagi masyarakat atau keluarga yang membutuhkan hunian, justru dilakukan pembelian karena harga akan cenderung naik jika krisisnya berakhir,&#8221; jelas Agung.



Agung menyatakan minat para end user untuk membeli properti Agung Podomoro ini tercermin dari sejumlah proyek rumah tapak di wilayah Jawa Barat antara lain Podomoro Park Bandung, Podomoro River View, Kota Podomodo Tenjo, Kota Kertabumi Karawang dan Vimala Hils. Sementara di wilayah luar Jakarta yakni Orchard Park Batam dan Bukit Mediterania Samarinda.



Hal inilah yang mendorong Agung Podomoro untuk mempercepat penyerahan unit kepada pemiliknya. Sehingga ekosistem di wilayah hunian itu akan lebih cepat terbentuk.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/tandingi-telkomsel-dan-indosat-smartfren-segera-luncurkan-jaringan-5g/">Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/bangga-48-ton-produk-tempe-olahan-ukm-indonesia-dinikmati-masyarakat-jepang/">Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang</a></li>
</ul>


“Lebih dari 80 persen pembeli hunian tapak kami di 2020 merupakan konsumen end user. Ini yang mendorong kami untuk mempercepat pembangunan agar pemilik segera mendapatkan unit rumahnya untuk ditinggali,” katanya.



Menurut Agung, proyek hunian Kota Podomoro merupakan salah satu proyek Agung Podomoro Group yang mendapat respons sangat besar dari konsumen. Sejak dirilis pada pertengahan Agustus 2020, dalam empat bulan hunian yang terjual mecapai lebih dari 1400 unit. Sementara di Podomoro Park dan Vimala Hills sudah mulai membuka cluster baru untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus membesar.



Konsep hunian yang selama ini menjadi trademark Agung Podomoro yaitu lingkungan hijau yang alami dengan dukungan infrastruktur yang lengkap semakin menemukan momentumnya sejak pandemi. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang lebih memprioritaskan aspek kesehatan selain faktor lokasi dan harga dalam memilih hunian.



“Kami terus berupaya untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat salah satunya dengan menyediakan kawasan yang mengusung semangat Living in Style. Kondisi di mana setiap individu dapat menikmati gaya hidup modern dan elegan sesuai kebutuhan masyarakat masa kini,” kata Agung.



Sejalan dengan proses vaksinasi COVID-19 yang sedang berjalan, optimisme kebangkitan sektor properti juga terus meningkat. Apalagi Bank Indonesia telah memberikan insentif ke sektor properti dengan menetapkan loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) sebesar 100% untuk kredit properti. Dengan demikian, uang muka kredit properti menjadi nol persen mulai 1 Maret 2021.



Sebelumnya Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan rumah tapak menjadi salah satu kebutuhan pokok. 



&#8220;Rumah tapak ini kebanyakan end user untuk tempat tinggal, sehingga prospeknya bagus,&#8221; ujarnya. 



Selain itu, prospek properti rumah tapak juga dikarenakan kemudahan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR). &#8220;Kemudahan KPR dan juga yang terpenting bagaimana mereka bisa secure dengan pekerjaan dan masih bisa bertahan dalam krisis ini,&#8221; kata Ferry.

LAILA.png

Assistant Vice President Kota Podomoro Zaldy Wihardja (kiri) berdiskusi dengan calon pembeli Kota Podomoro Tenjo saat meninjau lokasi Rumah Contoh Kota Podomoro Tenjo yang berada di kawasan Central Park Podomoro City, Jakarta Barat, Senin, 7 Desember 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

rumah-contoh-podomoro-tenjo-3

Jakarta – Perilaku konsumen properti mengalami perubahan sejak pandemi COVID-19 terjadi pada Maret 2020. Salah satunya yakni pembeli rumah tapak selama tahun lalu lebih didominasi oleh calon penghuni langsung (end user). &#8220;Dari berbagai proyek hunian rumah yang kami kembangkan di berbagai kota, mayoritas pembelinya merupakan end user. Ini merupakan fenomena baru yang menandakan bahwa masyarakat [&hellip;]

Pembeli Hunian Tapak Agung Podomoro Didominasi oleh End User

Industri