SYDNEY - CEO Qantas Airlines, Alan Joyce, &nbsp;mengumumkan keputusan mendadak untuk meninggalkan posisinya sebagai CEO dua bulan lebih awal dari jadwal yang telah diumumkan sebelumnya.&nbsp;Pada awalnya, Joyce dijadwalkan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO pada bulan November, setelah 15 tahun memimpin maskapai penerbangan Australia tersebut.&nbsp;Keputusan tiba-tiba ini telah menciptakan gejolak di tengah meningkatnya kontroversi yang mendera perusahaan tersebut. Joyce mengungkapkan bahwa kontroversi baru-baru ini terhadap beberapa keputusan perusahaan telah mendorongnya meninggalkan jabatan CEO, Joyce mengklaim pilihannya adalah hal terbaik yang bisa dia lakukan.&nbsp;Hal ini menunjukkan bahwa ada tekanan yang semakin besar terhadapnya, baik dari dalam maupun luar perusahaan, terkait dengan serangkaian isu kontroversial yang melibatkan Qantas.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kahiyang-ajak-beli-produk-perajin-lokal-di-kriya-nusa">Kahiyang Ajak Beli Produk Perajin Lokal di KriyaNusa</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/resmi-timnas-indonesia-bakal-jajal-teknologi-var-di-piala-asia-2024-qatar">Resmi, Timnas Indonesia Bakal Jajal Teknologi VAR di Piala Asia 2024 Qatar</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/manjakan-warga-bogor-lippo-malls-buka-tenant-baru">Manjakan Warga Bogor, Lippo Malls Buka Tenant Baru</a></li></ul>Dilansir dari BBC Internasional, Kamis, 14 September 2023, Maskapai ini telah menjadi sasaran kemarahan publik dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah meraih rekor keuntungan sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp24 triliun (kurs Rp15.000) saat Qantas terlibat serangkaian skandal terutama skandal pemecatan ribuan karyawan.&nbsp;Kemarahan Masyarakat Australia di lampiaskan lewat aksi pelemparan telur dan tisu toilet ke rumah mewah Joyce di Sydney. Selain itu, Alan Joyce juga mengalami insiden pemukulan dan pelemparan kue lemon meringue pada tahun 2017 sebagai bentuk protes masyrakat terhadap dukungannya terhadap pernikahan sesama jenis selama sesi debat parlemen mengenai legalisasi pernikahan sesama jenis di Australia.Vanessa Hudson akan menggantikan Joyce sebagai CEO baru Qantas. Vanessa akan menjadi CEO wanita pertama Qantas. &nbsp;Keputusan mendadak Joyce untuk mundur sebelum jadwal awalnya mengguncang dunia bisnis penerbangan, dan banyak yang berspekulasi bahwa akan ada lebih banyak cerita dan skandal kontroversial yang akan terungkap seiring berjalannya waktu.&nbsp;Di tengah meningkatnya tekanan dari berbagai pihak, masa depan Qantas di bawah kepemimpinan baru akan menjadi fokus perhatian yang besar di industri penerbangan Australia.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

alan joyce.png

Keputusan tiba-tiba ini telah menciptakan gejolak di tengah meningkatnya kontroversi yang mendera perusahaan tersebut. 

Qantas Dirudung Masalah, CEO Mengundurkan Diri

Dunia