JAKARTA – Emiten telekomunikasi milik Grup Bakrie, <a href="https://www.trenasia.com/bakrie-telecom-disuspensi-bertahun-tahun-btel-terancam-ditendang-bei/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">PT Bakrie Telecom Tbk</a> (BTEL) melakukan restrukturisasi sebagai bagian dari penyelesaian utang perseroan, berdasarkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).



Mengutip prospektus di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Emiten telekomunikasi Grup Bakrie ini akan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) dalam dua tahap.



Pertama, OWK-A yang diterbitkan kepada kreditur langsung, sebagai penyelesaian 70% dari nilai utang di atas Rp3 miliar. Jangka waktu konversi OWK ini selama 10 tahun, terhitung sejak 28 Juni 2016.



Kedua, OWK-B yang akan diterbitkan pada 2029 untuk penyelesaian utang porsi tunai berdasarkan PKPU.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ipo-akhir-juni-2021-era-graharealty-dapat-kode-saham-ipac/">IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/jepang-masih-alami-krisis-pemberdayaan-perempuan-di-perusahaan-tahun-2021/">Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021</a></li>
</ul>


Seperti diketahui, emiten BTEL mengalami <a href="https://www.trenasia.com/bei-bekukan-saham-btel-2-tahun-akibat-laporan-keuangan-bakrie-telecom-disclaimer/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">ancaman delisting</a> dari BEI karena terus merugi di samping utang yang menggunung. Bahkan, emiten ini juga sudah disuspensi selama hampir dua tahun terakhir. Pembekuan saham BTEL di pasar modal terjadi sejak 27 Mei 2019.



Dalam laporan keuangan perseroan per 30 September 2020, utang BTEL mencapai Rp9,67 triliun. Padahal, total aset perusahaan hanya sebesar Rp4,54 miliar, kian merosot dibandingkan akhir 2019 sebesar Rp11,23 miliar.



Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan usaha juga tergerus menjadi Rp8,1 miliar. Jumlah itu ambles sekitar 26,7% dibandingkan dengan September 2019 sebesar Rp10,27 miliar.



Adapun ekuitas perusahaan juga tercatat negatif sebanyak Rp9,67 triliun pada periode ini. Kemudian, arus kas dan setara kas hanya Rp305 juta.



Per 30 September 2020, susunan pemegang saham BTEL digenggam oleh PT Huawei Tech Investment dengan kepemilikian saham sebesar 16,8% dan 13,6% oleh PT Mahindo Agung Sentosa. PT Era Bhakti Persada menyusul dengan 5,5% kepemilikan saham.



Kepemilikan asing sebanyak 6% dimiliki oleh Raiffeisen Bank International s/a Best Quality Global Ltd. Sedangan, induk usaha <a href="https://www.trenasia.com/grup-bakrie-genjot-produksi-emas-4-000-ton-bumi-resources-minerals-right-issue-rp12-triliun/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Grup Bakrie</a>, PT Bakrie and Brothers Tbk yang merupakan afiliasi BTEL mempunyai 0,1% saham. Sisanya sebanyak 58% digenggam investor publik. (SKO)

WhatsApp Image 2021-07-16 at 09.29.50.jpeg

Anindya Novyan Bakrie yang sempat menjadi Komisaris Utama PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) / Bakrieglobal.com

bakrie-telecom

Emiten telekomunikasi milik Grup Bakrie, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) melakukan restrukturisasi sebagai bagian dari penyelesaian utang perseroan, berdasarkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Siasat Bakrie Telecom Bayar Utang Rp9,67 Triliun

Korporasi