JAKARTA –<a href="https://www.trenasia.com/pegadaian-terbitkan-obligasi-dan-sukuk-senilai-rp325-triliun/" target="_blank" rel="noreferrer noopener"> Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara</a> mengklaim Indonesia berhasil memimpin penerbitan <a href="https://www.trenasia.com/bni-syariah-targetkan-penjualan-sukuk-ritel-sr013-rp75-miliar/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">obligasi syariah hijau pertama di dunia </a>sejak 2018 dengan total senilai US$3,4 miliar. Obligasi hijau dan berkelanjutan tersebut dikeluarkan baik oleh pemerintah maupun korporasi.



<a href="https://www.trenasia.com/pegadaian-terbitkan-obligasi-dan-sukuk-senilai-rp325-triliun/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Obligasi hijau </a>dinilai mampu mendorong pembiayaan yang berkelanjutan di kawasan ASEAN. Selain tentunya dimanfaatkan sebagai salah satu mesin pendorong pemulihan ekonomi.



“Potensi pengembangan pembiayaan berkelanjutan bagi negara ASEAN terbuka sangat lebar, terutama dilihat dari pertumbuhan pasar obligasi berkelanjutan dunia yang sangat pesat,” kata Suahasil dalam keterangan pers, Senin, 5 Oktober 2020.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/anies-baswedan-tunggu-titah-jokowi-untuk-tarik-rem-darurat-hingga-lockdown/">Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ipo-akhir-juni-2021-era-graharealty-dapat-kode-saham-ipac/">IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC</a></li>
</ul>


Untuk mengakselerasi pencapaian tujuan tersebut, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN menyepakati untuk mengesahkan dokumen Laporan Pengembangan Pembiayaan Berkelanjutan.



<h4>Akselarasi Pembiayaan di ASEAN</h4>



Dokumen ini akan menjadi dokumen rujukan arah kerjasama penguatan kebijakan, pemastian sinergi dan koordinasi. Selain untuk peningkatan kesadaran dan kapasitas, serta pembangunan penawaran dan permintaan pembiayaan berkelanjutan di kawasan.



Kesepakatan ini tertuang dalam Pernyataan Bersama (Joint Statement) yang diteken pada pertemuan para <a href="https://www.trenasia.com/bni-syariah-targetkan-penjualan-sukuk-ritel-sr013-rp75-miliar/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN</a> (ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting &#8211; AFMGM).



Suahasil sendiri mendorong pengembangan inisiatif kawasan untuk pembangunan infrastruktur, termasuk di antaranya untuk mendukung <a href="https://www.trenasia.com/pegadaian-terbitkan-obligasi-dan-sukuk-senilai-rp325-triliun/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">transformasi ke era teknologi digital</a>. Menurutnya, urgensi Indonesia mendorong pembangunan infrastruktur bukan hanya untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi selama pandemi.



“Namun juga untuk mengantisipasi pergeseran modalitas proses belajar mengajar melalui platform digital,” tambah dia.

ANANDA.png

Masatsugu Asakawa bersama Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan di Kementerian Keuangan, Selasa 3 Maret 2020

20200303_112439

JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengklaim Indonesia berhasil memimpin penerbitan obligasi syariah hijau pertama di dunia sejak 2018 dengan total senilai US$3,4 miliar. Obligasi hijau dan berkelanjutan tersebut dikeluarkan baik oleh pemerintah maupun korporasi. Obligasi hijau dinilai mampu mendorong pembiayaan yang berkelanjutan di kawasan ASEAN. Selain tentunya dimanfaatkan sebagai salah satu mesin pendorong [&hellip;]

Wamenkeu: Obligasi Syariah Hijau RI Sudah US$3,4 miliar

Industri