DISTIKA.png

<p>JAKARTA – <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://trenasia.com/tag/paus-fransiskus">Paus Fransiskus</a> tiba di Indonesia untuk melaksanakan Perjalanan Apostoliknya yang ke-45. Selama kunjungannya, ia akan menjalani serangkaian kegiatan di Indonesia hingga tanggal 5 September 2024.</p><p>Kunjungan apostolik Sri Paus Fransiskus ke Indonesia ini menjadi kunjungan awal dalam turnya ke wilayah Asia Pasifik. Selain Indonesia, Sri Paus juga berencana akan mengunjungi Papua Nugini, Timor-Leste, hingga Singapura.</p><p>Di samping itu, alam berbagai kesempatan, Paus Fransiskus sering terlihat menggunakan kursi roda. Hal ini disebabkan masalah lutut yang dihadapi. Bahkan beberapa kali kesempatan ia absen dalam acara besar karena masalah kesehatannya.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/jelang-pembatasan-ini-cara-benar-daftar-qr-code-pertamina">Jelang Pembatasan, Ini Cara Benar Daftar QR Code Pertamina</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/anggaran-kementeriannya-minim-rosan-pesimis-target-investasi-2025-tercapai">Anggaran Kementeriannya Minim, Rosan Pesimis Target Investasi 2025 Tercapai</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/inilah-alasan-sebenarnya-tesla-ogah-investasi-di-ri">Inilah Alasan Sebenarnya Tesla Ogah Investasi di RI</a></li></ul><p>Dilansir dari Reuters, berikut masalah <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/kesehatan">kesehatan</a> yang pernah dialami Paus Fransiskus:</p><h2><strong>Usus Besar dan Perut</strong></h2><p>Paus sempat disebut memerlukan operasi untuk memperbaiki laparocele, yaitu hernia yang terbentuk di atas bekas luka akibat dari operasi/pembedahan. Kondisi ini ini juga bisa disebabkan oleh obesitas atau lemahnya otot dinding perut.</p><p>Tim medis Paus memutuskan untuk melakukan operasi dengan menggunakan anestesi umum (bius total) karena kondisi hernia yang dialami oleh Paus menyebabkan penyumbatan usus yang menyakitkan.</p><p>Pada Juli 2021, Paus menjalani operasi selama enam jam untuk mengangkat 33 cm (13 inci) usus besarnya, yang bertujuan untuk mengatasi kondisi usus yang menyakitkan yang disebut divertikulitis. Saat ini kondisinya berangsur membaik.</p><h2><strong>Paru-Paru dan Saluran Pernapasan</strong></h2><p>Pada bulan Maret 2023, Paus sempat dibawa ke rumah sakit setelah mengeluh bahwa ia mengalami kesulitan bernapas. Meski begitu, ia pulih dengan cepat setelah menerima antibiotik untuk bronkitis. Akan tetapi, tetap harus menghadiri cuaca yang terlalu dingin.</p><h2><strong>Sakit Punggung dan Lutut</strong></h2><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kpk-siapkan-surat-pemanggilan-untuk-kaesang">KPK Siapkan Surat Pemanggilan untuk Kaesang</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/peran-jurnalis-dalam-mendukung-inklusi-finansial-dan-keberlanjutan-fintech">Peran Jurnalis dalam Mendukung Inklusi Finansial dan Keberlanjutan Fintech</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/situs-peruri-sulit-diakses-ini-cara-cek-e-meterai-asli-atau-palsu">Situs Peruri Sulit Diakses, Ini Cara Cek E-Meterai Asli atau Palsu</a></li></ul><p>Paus telah lama menderita linu panggul, kondisi saraf kronis yang menyebabkan nyeri punggung, pinggul, dan kaki. Ia juga mengalami masalah lutut yang menyakitkan. Namun ia memilih untuk tidak menjalani operasi. Sebagai gantinya, ia berupaya mengatasi masalah tersebut dengan terapi fisik dan menggunakan kursi roda hingga tongkat untuk membantunya berjalan.</p><h2><strong>Kesehatan Mental</strong></h2><p>Paus Fransiskus mengungkapkan, pada tahun 2021 ia pernah berkonsultasi dengan seorang psikiater di negara asalnya Argentina, ketika ia masih menjadi pendeta muda, untuk membantunya mengatasi kecemasan selama masa kediktatoran militer. Dia juga menjelaskan, ia telah belajar menghadapi <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/kecemasan">kecemasan</a> tersebut melalui berbagai cara, dan saat ini kondisi mentalnya sudah benar-benar stabil.</p>

Paus Fransiskus didampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Staf Dikasteri untuk Dialog Antar-Agama Takhta Suci Vatikan Romo Markus Solo Kewuta turun dari pesawat setibanya dari Vatikan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang. Pemimpin Takhta Suci Vatikan tersebut dijadwalkan melakukan kunjungan pada 4-5 September 2024 ke sejumlah tempat di Jakarta, seperti Istana Negara, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, dan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Jakarta 3 September 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

Kedatangan Paus Di Bandara Soeta - Panji 4.jpg

Paus Fransiskus didampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Staf Dikasteri untuk Dialog Antar-Agama Takhta Suci Vatikan Romo Markus Solo Kewuta turun dari pesawat setibanya dari Vatikan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang. Pemimpin Takhta Suci Vatikan tersebut dijadwalkan melakukan kunjungan pada 4-5 September 2024 ke sejumlah tempat di Jakarta, seperti Istana Negara, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, dan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Jakarta 3 September 2024.

Di samping itu, alam berbagai kesempatan, Paus Fransiskus sering terlihat menggunakan kursi roda. Hal ini disebabkan masalah lutut yang dihadapi. Bahkan beberapa kali kesempatan ia absen dalam acara besar karena masalah kesehatannya.

Aktif di Usia Lanjut, Begini Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus

Nasional