IDHAM.png

JAKARTA - Kepala Biro Komuikasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Yatri Indah Kusamastuti mempertanyakan kenapa ratusan mahasiswanya bisa menerima dana dari pinjaman online (pinjol) walau mereka belum berpenghasilan.Padahal, setahu dia, seharusnya dalam mengajukan pinjaman kredit itu, debitur seharusnya mencantumkan penghasilan dan pekerjaan sebelum bisa diterima oleh penyedia aplikasi."Aneh juga, kenapa bisa mahasiswa bisa sampai terima pinjaman? Mereka kan belum punya penghasilan," ujar Yatri saat ditemui TrenAsia di kampus IPB, Bogor, Rabu, 16 November 2022.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/liverpool-fc-dilirik-konglomerat-india-mukesh-ambani-berapa-kekayaanya">Liverpool FC Dilirik Konglomerat India Mukesh Ambani, Berapa Kekayaanya?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ina-gandeng-catl-dan-cmbi-sepakati-green-fund-kendaraan-listrik-senilai-rp-31-1-triliun">INA Gandeng CATL dan CMBI Sepakati Green Fund Kendaraan Listrik Senilai Rp31,1 Triliun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/skk-migas-kejar-1-juta-barel-target-investasi-capai-rp-2-4-kuadriliun">SKK Migas Kejar 1 Juta Barel, Target Investasi Capai Rp2,4 Kuadriliun</a></li></ul>Yatri pun menduga, data-data yang dimasukkan oleh para mahasiswa di platform pinjol yang bersangkutan itu telah dimanipulasi oleh pihak yang menjebak atas kasus ini.Pasalnya, seperti yang telah dijelaskan oleh Rektor IPB Arif Satria, kasus yang melibatkan ratusan mahasiswanya ini bukan kasus gagal bayar pinjol pada umumnya.Pinjol dalam hal ini hanyalah "kendaraan" oleh oknum yang memanipulasi para mahasiswa agar mengajukan pinjaman dengan menjanjikan utang-utangnya itu akan dibayar.Para mahasiswa yang terlibat dalam kasus ini dijanjikan komisi 10% oleh sang oknum sehingga mereka pun mengikuti instruksi tanpa mengetahui bahwa mereka tengah dijebak.Yatri mengatakan, saat mengajukan pinjaman, memang bukan para korban langsung yang mengisi data di aplikasi, melainkan sang pelaku.Mahasiswa yang terlibat sebagai korban dalam hal ini hanya &nbsp;memverifikasi data berupa foto dan sebagainya."Bisa jadi pelaku ini yang mengisi data soal pekerjaan dan penghasilan sehingga akhirnya pengajuan bisa diterima," ujar Yatri.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/mengulik-pendapatan-jepang-dari-industri-pornografi">Mengulik Pendapatan Jepang dari Industri Pornografi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/lama-tak-tampil-di-publik-mumin-pendiri-bank-panin-akhirnya-angkat-bicara">Lama Tak Tampil di Publik, Mu'min Pendiri Bank Panin Akhirnya Angkat Bicara</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/indo-premier-ipot-kena-sanksi-begini-kata-bei">Indo Premier (IPOT) Kena Sanksi, Begini Kata BEI</a></li></ul>Sebagai informasi, pada hari Selasa, 15 November 2022, publik dibuat heboh dengan peristiwa ratusan mahasiswa yang terjerat pinjol, dan sebagian besar berasal dari IPB.Tercatat ada 116 mahasiswa <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=ipb">IPB</a> dari berbagai fakultas yang terjerat menjadi korban. Pada saat ditemui, Yatri mengatakan bahwa jumlahnya belum bertambah.Polresta Bogor pun mencatat bahwa secara keseluruhan, ada 311 mahasiswa dari berbagai kampus yang menjadi korban di kasus ini. Menurut kepolisian, kerugian ditaksir mencapai Rp2,1 miliar.&nbsp;

WhatsApp Image 2023-01-11 at 10.04.54 AM.jpeg

Ilustrasi Institut Pertanian Bogor (IPB).

IMG20221116172433.jpg

Kepala Biro Komuikasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Yatri Indah Kusamastuti mempertanyakan kenapa ratusan mahasiswanya bisa terima dana dari pinjaman online (pinjol) walau mereka belum berpenghasilan.

Pihak IPB Mempertanyakan Kenapa Mahasiswa Bisa Terima Dana Pinjol Walau Belum Berpenghasilan

Fintech