JAKARTA - Badan Anggaran (Banggar) DPR menyetujui usulan pemerintah terkait tambahan anggaran subsidi energi sebesar Rp291 triliun.Tambahan anggaran subsidi energi tersebut terdiri dari <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=bbm">Bahan Bakar Minyak (BBM)</a>, dan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=lpg">Liquefied Petroleum Gas (LPG)</a> sebesar Rp74,9 triliun, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=listrik">listrik </a>sebesar Rp3,1 triliun, solar sebesar Rp80 triliun dan Pertalite sebesar Rp114,7 triliun<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=sri+mulyani">Menteri Keuangan Sri Mulyani</a> Indrawati menyatakan kenaikan anggaran subsidi energi ini disebabkan oleh penyesuaian asumsi awal <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=icp">Indonesia Crude Price (ICP)&nbsp;</a>yang digunakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar US$63 per barel atau setara Rp922 ribu per barel menjadi sebesar US$100 per barel atau setara Rp1,46 juta per barel.&nbsp;Hal ini menyusul harga ICP saat ini yang terus melambung di atas US$100 per barel.“Karena pilihannya hanya dua, kalau ini (subsidi) enggak dinaikkan, ya harga BBM dan listrik naik. Kalau BBM dan listrik enggak naik, ya ini (subsidi) yang naik,” ujar Sri Mulyani dalam pantauan di Youtube Badan Anggaran DPR RI, Jumat, 20 Mei 2022.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/transaksi-berjalan-surplus-tapi-neraca-pembayaran-defisit">Transaksi Berjalan Surplus, Tapi Neraca Pembayaran Defisit</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/belum-pernah-terjadi-sebelumnya-kongres-as-loloskan-bantuan-rp-586-triliun-ke-ukraina">Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, Kongres AS Loloskan Bantuan Rp586 Triliun ke Ukraina</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/akibat-shopee-merugi-harta-pemilik-sea-ltd-tergerus-hingga-rp-165-71-triliun">Akibat Shopee Merugi, Harta Pemilik Sea Ltd Tergerus hingga Rp165,71 Triliun</a></li></ul>Ditambahkan, anggaran subsidi BBM dan LPG naik sebesar Rp74,9 triliun, dari Rp77,5 triliun dengan asumsi ICP semula US$63 per barel di APBN 2022, menjadi Rp149,4 triliun dengan asumsi ICP US$100 per barel.Lalu subsidi listrik naik sebesar Rp3,1 triliun, dari yang semula Rp56,5 triliun menjadi sebesar Rp59,6 triliun.Sementara subsidi solar naik sebesar Rp80 triliun, dari yang semula sebesar Rp18,5 triliun menjadi sebesar Rp98,5 triliun. Adapun subsidi Pertalite naik sebesar Rp114,7 triliun dari yang semula tidak ada. Kemudian subsidi listrik naik sebesar Rp21,4 triliun dari yang semula tidak ada.&nbsp;Menurut Sri Mulyani, meningkatnya harga minyak dunia dan tidak adanya kebijakan penyesuaian harga menyebabkan beban subsidi dan kompensasi meningkat signifikan.“Pemerintah perlu segera melakukan penyesuaian pagu subsidi dan kompensasi, sehingga keuangan badan usaha menjadi sehat dan dapat menjaga ketersediaan energi nasional,” ujar Sri Mulyani.

MAS INNO.png

Nampak pelanggan tengah melakukan pengisian bahan bakar pertalite di sebuah SPBU di kawasan Jakarta Pusat, Kamis 30 Desember 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

Wacana Penghapusan Pertalite - Panji 4.jpg

Nampak pelanggan tengah melakukan pengisian bahan bakar pertalite di sebuah SPBU di kawasan Jakarta Pusat, Kamis 30 Desember 2021. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan penambahan beban subsidi BBM, LPG dan listrik ini disebabkan oleh asumsi Indonesia Crude Price (ICP) yang digunakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar US$ 63 per barel atau setara Rp922 ribu per barel harus diubah ke asumsi ICP sebesar US$ 100 per barel atau setara Rp1,46 juta per barel. Hal ini disebabkan ICP saat ini yang terus melambung di atas US$ 100 per barel.

Siap-Siap Subsidi BBM, Listrik, dan LPG Membengkak Ratusan Triliun

Nasional