IDHAM.png

JAKARTA - Total kredit macet atau non-performing loan (NPL) platform fintech lending mencapai Rp1,49 triliun. Kali ini, nasabah laki-laki mendominasi dalam kategori pinjaman macet perseorangan.Menurut data statistik fintech lending yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total kredit macet per September 2022 mengalami peningkatan 9,55% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat angka sebesar Rp1,36 triliun.Angka kredit macet sebesar Rp1,49 triliun itu terdiri dari pinjaman perseorangan sebesar Rp1,32 triliun dan Rp169,58 miliar dari badan usaha.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/industri-tekstil-dilaporkan-phk-ribuan-pekerja-kemenperin-akui-ada-perlambatan-kinerja">Industri Tekstil Dilaporkan PHK Ribuan Pekerja, Kemenperin Akui Ada Perlambatan Kinerja</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/melantai-di-bursa-wulandari-bangun-laksana-bsbk-diam-diam-bidik-proyek-properti-ikn">Melantai di Bursa, Wulandari Bangun Laksana (BSBK) Diam-Diam Bidik Proyek Properti IKN</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/sah-conrad-asia-energy-asal-singapura-menang-lelang-garap-dua-blok-migas-di-aceh">Sah! Conrad Asia Energy Asal Singapura Menang Lelang Garap Dua Blok Migas di Aceh</a></li></ul>Kali ini, pinjaman macet dari nasabah laki-laki lebih mendominasi ketimbang perempuan setelah beberapa bulan sebelumnya data menunjukkan sebaliknya.Pinjaman macet perseorangan dari nasabah laki-laki mencapai Rp666,13 miliar, sedangkan dari nasabah perempuan tercatat di angka Rp660,93 miliar.Sementara itu, jika ditinjau berdasarkan usia, nasabah di rentang usia 19-34 tahun masih mendominasi dengan kontribusi angka sebesar Rp902,28 miliar. Kontribusi kredit macet paling kecil berasal dari nasabah di bawah usia 19 tahun, yakni Rp2,9 miliar.Sementara pinjaman macet mengalami kenaikan secara bulanan, pinjaman tidak lancar dengan keterlambatan 30-90 hari mengalami penurunan 0,23% dari Rp3,61 triliun menjadi Rp3,6 triliun.Kemudian, angka pinjaman lancar dengan pembayaran di bawah 30 hari mengalami peningkatan 3,1% dari Rp42,25 triliun menjadi Rp43,64 triliun.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/siap-siap-8-november-gerhana-bulan-total-simak-daftar-wilayah-dan-waktu-untuk-mengamatinya">Siap-Siap 8 November Gerhana Bulan Total! Simak Daftar Wilayah dan Waktu untuk Mengamatinya</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/yuhu-indo-tambangraya-itmg-bagi-dividen-rp-4-128-per-lembar-saham">Yuhu! Indo Tambangraya (ITMG) Bagi Dividen Rp4.128 Per Lembar Saham</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/terowongan-raksasa-di-bawah-air-terjun-niagara-dibuka">Terowongan Raksasa di Bawah Air Terjun Niagara Dibuka</a></li></ul>Walaupun angka kredit macet mengalami kenaikan, namun kerugian operasional dari industri fintech lending mengalami penyusutan.Pada Agustus 2022, kerugian operasional fintech lending tercatat di posisi Rp71,98 miliar. Angkanya turun 30,6% ke posisi Rp49,89 miliar pada September 2022.Namun, seiring dengan beban non-operasional yang meningkat 18% dari Rp230,29 miliar menjadi Rp283,84 miliar, rugi komprehensif industri <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=fintech%2520lending">fintech lending</a> tercatat mengalami kenaikan 12,5% dari Rp123,6 miliar menjadi Rp141,24 miliar.

Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia

Fintech P2P Lending (1).jpg

Total kredit macet atau non-performing loan (NPL) platform fintech lending mencapai Rp1,49 triliun. Kali ini, nasabah laki-laki mendominasi dalam kategori pinjaman macet perseorangan.

Total Kredit Macet Fintech Lending Capai Rp1,49 Triliun, Kali Ini Nasabah Laki-laki Mendominasi

Fintech