colton-jones-_p8URGduyEg-unsplash.jpg
Dunia

1.009 Perusahaan Gulung Tikar, Jepang Tumbang dari Posisi 3 Ekonomi Terbesar Dunia

  • Melemahnya nilai tukar Yen terhadap mata uang lain, terutama Dolar AS, telah menyebabkan impor bahan baku dan energi menjadi lebih mahal. Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi perusahaan kecil dan menengah, serta memperparah kondisi keuangan bagi banyak perusahaan.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

TOKYO - Perekonomian Jepang dikejutkan oleh gelombang kebangkrutan yang kini viral sebagai "tsunami kebangkrutan".

Dilansir laporan Tokyo Shoko Research, sebuah perusahaan riset kredit, mengungkap Terdapat 1.009 perusahaan diseluruh Jepang dinyatakan gulung tikar pada bulan Mei 2024. 

Fenomena ini dipicu oleh sejumlah faktor yang meliputi pelemahan nilai tukar Yen, kenaikan harga bahan bakar dan kebutuhan pokok secara global, serta dampak lonjakan harga tertinggi sejak pandemi COVID-19.

Melemahnya nilai tukar Yen terhadap mata uang lain, terutama Dolar AS, telah menyebabkan impor bahan baku dan energi menjadi lebih mahal. 

Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi perusahaan kecil dan menengah, serta memperparah kondisi keuangan bagi banyak perusahaan. 

Kenaikan harga bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya juga turut memperburuk kondisi perekonomian perusahaan-perusahaan di Jepang.

Tokyo Shoko Research melaporkan bahwa kebangkrutan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun di seluruh sektor industri.

Total utang perusahaan yang bangkrut mencapai 136,7 miliar yen pada bulan Mei atau sekitar Rp1,41 triliun (kurs Rp103). 

Terlebih lagi, dari 1.009 perusahaan yang bangkrut, sebanyak 67 perusahaan telah mengambil program pinjaman tanpa jaminan dan bunga yang disediakan oleh pemerintah untuk membantu perusahaan bertahan di tengah pandemi.

Pelemahan Yen Jepang mencapai titik terendah dalam 34 tahun terhadap Dolar AS atau sejak tahun 1990.

Dua bulan terakhir menjadi titik kritis mata uang Yen, nilainya anjlok mencapai 156yen per Dolar AS. Perhari ini saja, 12 juni 2024, nilai Yen berada dititik157 per Dolar AS.

Kondisi ini menimbulkan keprihatinan serius terhadap stabilitas perekonomian Jepang dan berpotensi memicu dampak sistemik yang luas. 

Pemerintah Jepang berupaya mengambil langkah-langkah tepat guna untuk mengatasi masalah ini dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Jepang Melorot ke Posisi 4 Ekonomi Terbesar di Dunia

Pada Februari 2024, Jerman melampaui Jepang dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB), menjadikannya ekonomi terbesar ketiga di dunia. 

Peristiwa ini menandai pergeseran signifikan dalam struktur perekonomian global.

Jepang yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama, harus menyerahkan posisi tersebut kepada Jerman. 

Pergeseran ini mencerminkan dinamika ekonomi yang terus berubah di era modern, dengan faktor-faktor seperti inovasi teknologi, kebijakan ekonomi, dan kondisi pasar global yang semakin mempengaruhi posisi relatif negara-negara dalam peta ekonomi dunia. 

Meskipun Jepang masih merupakan kekuatan ekonomi yang signifikan, penurunan posisinya dalam peringkat ekonomi dunia menandai perlunya adaptasi dan strategi baru untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saing ekonominya di masa depan.