Ilustrasi uang rupiah (Foto:EmAji/Pixabay)
Pasar Modal

10 Bank Terbesar RI Catat Pertumbuhan Laba, NISP dan BRIS Paling Dominan

  • 10 emiten bank terbesar di Indonesia mencatatkan kinerja solid yang dibuktikan dari pertumbuhan laba bersih pada kuartal I-2023. Hal ini mengerek sektor perbankan kian diminati para pelaku pasar.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – 10 emiten bank terbesar di Indonesia mencatatkan kinerja solid yang dibuktikan dari pertumbuhan laba bersih pada kuartal I-2023. Hal ini mengerek sektor perbankan kian diminati para pelaku pasar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan, rata-rata pertumbuhan bottom line 10 bank terbesar di dalam negeri mencapai 27,4% year-on-year (yoy) pada tiga bulan pertama tahun ini. Hanya PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) yang mengalami koreksi laba bersih.

Dari 10 entitas itu, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) membukukan pertumbuhan laba bersih tertinggi, masing-masing sebesar Rp1 triliun atau sekitar 65,8% yoy dan Rp1,5 triliun, setara 47,6% yoy.

Handiman melihat tiga kesamaan dari kinerja 10 bank tersebut, di antaranya peningkatan pendapatan bunga rata-rata 19,1% yoy; kenaikan tajam beban bunga, rata-rata 45,5% yoy; dan pencadangan yang lebih rendah, rata-rata -28,6% yoy. 

“Di luar 4 bank besar, kami menilai kualitas laba NISP, BRIS dan PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) pada kuartal pertama tahun ini adalah yang terbaik. Sedangkan PNBN dan PT Bank BTPN Tbk yang terlemah,” ungkap dia melalui riset yang diterima Kamis, 25 Mei 2023.

Proyeksi Kinerja

Handiman juga memperkirakan pertumbuhan kredit yang lebih lambat pada sektor perbankan pada tengah musim liburan yang telah terasa pada April 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, meskipun PMI manufaktur lebih tinggi di level 52,7.

“Tapi likuiditas akan tetap cukup dalam sistem perbankan meskipun ada beberapa likuiditas yang ketat di beberapa bank yang mendorong kenaikan suku bunga,” paparnya.

Menurut dia, ekonomi makro domestik yang mendukung dan stabil seharusnya akan meningkatkan kualitas aset. Dengan begitu, biaya provisi yang telah dibebankan di muka dalam tiga tahun terakhir dan LAR/NPL coverage yang tinggi seharusnya cukup untuk mengatasi peningkatan NPL di tengah isu kredit macet kontraktor BUMN.

Dengan analisis tersebut, Handiman menegaskan bahwa sektor perbankan masih menarik dicermati bagi para investor sehingga dirinya mempertahankan rating overweight pada sektor ini dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebagai pilihan utama.

“Di luar empat bank besar, kami mengamati bahwa BNGA dan NISP masih tertinggal dalam hal valuasi meskipun mengalami peningkatan fundamental yang luar biasa. Kami pikir kenaikan valuasi baru-baru ini cukup layak.”