typhoon inggris.jpg
Tekno

10 Hari, Jet Tempur Inggris Tembakkan Rudal Senilai Rp185 Miliar

  • ilot tempur Angkatan Udara Inggris mendapatkan kesempatan langka dengan menembakkan secara besar-besaran Advanced Short Range Air-to-Air Missiles atau ASRAAM.

Tekno

Amirudin Zuhri

LONDON- Pilot tempur Angkatan Udara Inggris mendapatkan kesempatan langka dengan menembakkan secara besar-besaran  Advanced Short Range Air-to-Air Missiles atau ASRAAM. Dalam 10 hari  mereka menembakkakn 53 rudal tersebut. Ini adalah rekor tertinggi yang pernah dilakukan Angkatan Udara Inggris.

Masing-masing rudal tersebut dilaporkan berharga sekitar 200,000 poundsterling atau sekitar Rp3,5 miliar (kurs Rp17.600). Dengan 53 rudal yang ditembakkan berarti nilainya sekitar Rp185 miliar.

Dalam siaran persnya Senin 24 Oktober 2022, Royal Air Force mengatakan penembakan melibatkan delapan skuadron jet dengan dua di antaranya merupakan skadron F-35B. Sisanya adalah skuadron Eurofighter Typhoon. Angkatan Udara Inggris dalam siaran persnya mengatakan pelatihan sukses dengan rudal mampu menjatuhkan drone target. Tidak disebutkan kapan latihan itu digelar.

ASRAAM adalah rudal udara-ke-udara jarak pendek standar untuk Typhoon Inggris dan F-35B. Masing-masing rudal ini memiliki berat sekitar 9 kg. Panjang 3 meter dan diameter sekitar 16 cm.

Rudal tersebut memiliki pencari inframerah yang dapat memperoleh target secara mandiri. Atau rudal dapat menerima data target dari sensor pesawat, termasuk radar atau sight yang dipasang di helm. 

ASRAAM memiliki kemampuan off-boresight yang tinggi untuk dogfighting jarak dekat. Namun dilaporkan dapat menembak target pada jarak lebih dari 25 km. Bahkan laporan lain yang belum dikonfirmasi menilai jangkauannya bisa mencapai sejauh 50 km. Ini hampir menempatkan senjata tersebut di kelas jarak menengah. 

ASRAAM yang berada di generasi yang sama dengan AIM-9X Sidewinder dan IRIS-T Eropa, terkenal karena kecepatannya yang sangat tinggi.  Rudal ini disebut bisa mencapai kecepatan lebih dari 3 mach. Tetapi kemampun ini mengorbankan kelincahan pada jarak yang lebih dekat  dibandingkan dengan rudal udara ke udara jarak pendek lainnya.

Selama bertahun-tahun, ASRAAM hanya digunakan Angkatan Udara Inggris dan Angkatan Udara Australia .  Namun Australia telah menghentikan penggunaan rudal itu bersamaan dengan pensiun F/A-18A/B Hornet. Baru-baru ini rudal tersebut juga telah diakuisisi oleh Oman dan Qatar untuk mempersenjatai Typhoon mereka. 

India juga telah memilih rudal ini untuk mempersenjatai Jaguar dan berencana untuk menambahkannya ke Su-30MKI. Setidaknya untuk mengganti sebagian rudal R-73 buatan Rusia.

ASRAAM terus mendapat peningkatan selama masa produksinya dengan model terbaru yang dibeli oleh Kementerian Pertahanan Inggris adalah Blok 6.  Rudal memasuki layanan dengan Typhoon awal 2022  ini dan direncanakan akan diintegrasikan ke F- 35B pada tahun 2024.

Rudal Block 6 memperkenalkan sejumlah peningkatan termasuk peningkatan pencari inframerah yang dirancang Inggris dan sistem pendingin baru. Pada saat yang sama juga dilakukan  penggantian komponen buatan Amerika dengan buatan Inggris. Ini untuk memastikan rudal lebih mudah diekspor ke pembeli asing.

ASRAAM sendiri untuk pertama kali digunakan dalam pertempuran pada Desember 2021 lalu Typhoon Inggris menembak jatuh drone musuh di atas Suriah. Ini juga merupakan keterlibatan udara-ke-udara pertama yang dikonfirmasi untuk Typhoon Inggris. Dan tampaknya ini juga untuk pertama kalinya sejak akhir 1940-an seorang pilot Royal Air Force yang menerbangkan pesawat Inggris menembak jatuh pesawat musuh dalam bentuk apa pun dalam pertempuran udara.

Penembakan besar-besaran dilakukan salah satu alasannya karena rudal tersebut sudah hampir kadaluwarsa atau habis masa pakainya. Setiap rudal memiliki  umur simpan beberapa tahun, setelah itu mereka dinilai tidak lagi dapat diandalkan sepenuhnya. 

Menariknya Angkatan Udara Amerika baru-baru ini juga melakukan latihan rudal udara ke udara  yang memecahkan rekor. Menggunakan jet tempur F-22 Raptor mereka menembakkan 28 rudal udara ke udara. Menurut USAF total rudal yang ditembakkan senilai lebih dari US$ 14 juta atau sekitar Rp220 miliar.