10 Negara Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia pada Tahun 2024
- Nilai tambah pasar tekstil diperkirakan mencapai US$143,7 miliar pada tahun 2024. Pasar tekstil memiliki tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 1,75% yang diantisipasi dari tahun 2024 hingga 2028. Nilai tambah per kapita di sektor tekstil diproyeksikan mencapai US$18,5 pada tahun 2024.
Dunia
JAKARTA – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor industri tekstil Indonesia pada periode Januari-Mei 2024 mencapai 666,8 ribu ton, meningkat 6,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Namun, dalam periode tersebut, nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 2,66% (yoy) menjadi US$1,49 miliar.
Penurunan nilai ekspor ini tidak merata. Subsektor industri tekstil yang melemah pada Januari-Mei 2024 hanya industri benang pintal, kain tenunan, dan barang tekstil lainnya.
Sebaliknya, subsektor seperti serat stapel buatan, serat/benang/strip filamen buatan, kain rajutan, serat tekstil, kain sulaman/bordir, dan sutra mengalami peningkatan nilai ekspor.
- HRUM Minta Restu Buyback Saham Rp1 Triliun, Bagaimana Prospeknya?
- PP Kesehatan Dianggap Ancam Kelangsungan Industri Produk Tembakau Alternatif
- Kenaikan Tarif Ruas, Sekuritas Ini Revisi Naik Target Saham dan Laba Bersih JSMR
Bayangkan berjalan di tengah pasar yang ramai. Anda dikelilingi oleh kain-kain yang indah, pola-pola yang rumit, dan tekstur dari seluruh dunia. Pemandangan yang semarak ini menunjukkan betapa luasnya industri tekstil global. Ada beberapa negara yang mendominasi pasar dan mereka adalah eksportir tekstil terbesar di dunia.
nilai tambah pasar tekstil diperkirakan mencapai US$143,7 miliar pada tahun 2024. Pasar tekstil memiliki tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 1,75% yang diantisipasi dari tahun 2024 hingga 2028. Nilai tambah per kapita di sektor tekstil diproyeksikan mencapai US$18,5 pada tahun 2024.
Di panggung global, eksportir tekstil terbesar di dunia meliputi China, Bangladesh, dan Vietnam. Eksportir tekstil papan atas ini tidak hanya memenuhi permintaan dunia. Mereka juga mendorong inovasi dan menetapkan standar baru dalam industri ini.
Negara Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia
Dilansir dari Best Diplomats, berikut negara eksportir tekstil terbesar di dunia:
1. China
Dominasi China dalam industri tekstil dan pakaian global merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Ketersediaan tenaga kerja yang besar, ditambah dengan upah yang secara historis rendah, memberikan keunggulan kompetitif bagi China. Selain itu, kebijakan pemerintah, seperti Kebijakan Pintu Terbuka yang diberlakukan pada akhir 1970-an, mempercepat proses industrialisasi dan menarik investasi asing.
Bergabungnya China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001 menghilangkan hambatan perdagangan, sehingga memungkinkan akses bebas ke pasar global. Penghapusan Multi-Fiber Arrangement (MFA) pada tahun 2005 semakin mendorong ekspor tekstil negara tersebut.
Pemerintah China secara aktif mendukung industri tekstil melalui berbagai kebijakan seperti insentif pajak, pembangunan infrastruktur, dan pelatihan kejuruan. Pasar impor terbesar China adalah Amerika Serikat, yang mengimpor produk senilai US$42,5 miliar.
Namun, meningkatnya biaya tenaga kerja, isu lingkungan, dan persaingan yang semakin ketat dari negara lain menjadi tantangan. Untuk mempertahankan posisinya yang terdepan, China mulai beralih ke produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, termasuk tekstil teknis dan pakaian fashion, serta berinvestasi dalam otomatisasi dan praktik produksi yang berkelanjutan.
- Total Pangsa Pasar Global: US$303 miliar
- Persentase Saham: 32,2%
2. Bangladesh
Bangladesh muncul sebagai kekuatan global dalam sektor manufaktur tekstil dan pakaian. Pertumbuhan industri ini dimulai pada tahun 1980-an, didorong oleh kombinasi faktor seperti biaya tenaga kerja yang rendah, tenaga kerja muda dan terampil, serta fokus pada produksi yang berorientasi ekspor.
Kedekatannya dengan pasar utama yang mengonsumsi tekstil, seperti Amerika Serikat dan Eropa, memberikan keuntungan signifikan. Namun, runtuhnya gedung Rana Plaza pada tahun 2013 merupakan kejadian tragis yang menyoroti kondisi kerja yang buruk.
Insiden ini menarik perhatian global terhadap hak-hak buruh dan standar keselamatan. Meskipun peristiwa tersebut menjadi kemunduran, hal ini juga memicu reformasi dan perbaikan di seluruh industri.
Pada tahun 2022, Bangladesh menjual produk tekstil senilai US$10,2 miliar ke AS. Negara ini telah berhasil meningkatkan rantai nilai, beralih dari pakaian dasar ke produk yang lebih kompleks. Pemerintah Bangladesh telah memainkan peran penting dalam mendukung sektor ini melalui inisiatif seperti zona ekspor dan perjanjian perdagangan.
Namun, tantangan seperti kemacetan infrastruktur, kekurangan energi, dan persaingan yang meningkat dari negara-negara dengan biaya rendah lainnya masih terus ada.
- Total Pangsa Pasar Global: US$57,7 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 6,13%
3. Vietnam
Vietnam telah muncul sebagai pemain penting dalam industri tekstil dan pakaian global. Diuntungkan oleh lokasi geografisnya yang strategis, negara ini telah menarik investasi asing yang besar, terutama dari negara-negara yang mengalihkan produksi dari China.
Era Perang Vietnam merupakan masa yang penuh dengan kesulitan. Namun, secara tidak sengaja, hal itu menghasilkan tenaga kerja yang tangguh dan mudah beradaptasi.
Keanggotaan Vietnam dalam Trans-Pacific Partnership (TPP) dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) telah memberinya akses pasar yang menguntungkan ke ekonomi utama. Dukungan pemerintah terhadap sektor tekstil juga telah mempercepat pertumbuhan pesat.
Vietnam adalah salah satu negara teraman di Asia. Fokusnya pada manufaktur padat karya dan kemampuannya menawarkan biaya yang kompetitif telah menjadikannya tujuan pilihan bagi merek global.
- Total Pangsa Pasar Global: US$48,8 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 5,18%
4. India
India memiliki warisan tekstil yang kaya sejak ribuan tahun lalu. Kerajinan tradisional seperti tenun tangan dan cetak blok telah menjadi bagian penting dari identitas budaya negara ini. Industri tekstil telah menjadi kontributor penting bagi perekonomian selama berabad-abad.
Pasca kemerdekaan, pemerintah mengakui potensi sektor ini dan memperkenalkan kebijakan untuk mendorong ekspor tekstil. Revolusi Hijau, meskipun lebih fokus pada pertanian, secara tidak langsung memberikan manfaat pada industri tekstil dengan menyediakan bahan baku seperti kapas.
Namun, industri ini menghadapi tantangan karena teknologi yang ketinggalan zaman, proses produksi yang terfragmentasi, dan persaingan yang ketat.
Kebijakan liberalisasi yang diperkenalkan pada tahun 1990-an membuka jalan bagi modernisasi dan investasi asing. Kebijakan Tekstil tahun 2000 bertujuan untuk meningkatkan daya saing sektor ini dengan memberikan insentif dan pengembangan infrastruktur.
Saat ini, India adalah pemain utama di pasar tekstil dan pakaian global. Negara ini merupakan produsen utama kapas, rami, dan sutra. Industri ini mempekerjakan jutaan orang, terutama di daerah pedesaan.
Penekanan terbaru pada ‘Make in India’ dan inisiatif seperti skema Insentif Terkait Produksi (PLI) diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri lebih lanjut.
- Total Pangsa Pasar Global: US$41,1 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 4,36%
5. Jerman
Jerman meskipun tidak sebesar China dalam hal volume produksi tekstil, terkenal dengan industri tekstilnya yang berkualitas tinggi dan berteknologi maju. Negara ini unggul dalam memproduksi tekstil khusus, seperti kain teknis yang digunakan dalam aplikasi otomotif, medis, dan industri. Negara ini juga merupakan salah satu negara terbersih di dunia.
Penekanan kuat pada penelitian dan pengembangan telah menempatkan Jerman sebagai pemimpin dalam inovasi tekstil. Perekonomian negara yang kuat dan tenaga kerja terampil berkontribusi pada produksi tekstil premium. Selain itu, keanggotaan Jerman di Uni Eropa menyediakan akses ke pasar yang luas dan mempermudah perdagangan di kawasan tersebut.
Industri ini menghadapi tantangan seperti meningkatnya biaya tenaga kerja. Namun, fokus Jerman pada pasar khusus dan keunggulan teknologi telah memastikan posisinya sebagai pemain kunci dalam lanskap tekstil global.
Merek dan perusahaan Jerman terkemuka di sektor tekstil dikenal karena kualitas dan inovasinya. Mereka juga telah memperkuat reputasi negara tersebut sebagai salah satu eksportir tekstil terbesar di dunia.
- Total Pangsa Pasar Global: US$40 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 4,25%
6. Italia
Italia terkenal dengan mode kelas atas, tekstil mewah, dan desain yang canggih. Industri tekstil negara ini berakar kuat pada warisan seni dan budayanya yang kaya. Kota-kota seperti Milan, Florence, dan Roma telah menjadi pusat mode selama berabad-abad.
Tekstil Italia terkenal akan kualitas, keahlian, dan inovasinya. Negara ini unggul dalam memproduksi kain mewah seperti sutra, kasmir, dan wol. Rumah mode Italia telah menetapkan tren global dan menetapkan standar kemewahan.
Periode pasca-Perang Dunia II melihat kebangkitan kembali industri mode Italia, dengan nama-nama seperti Gucci, Armani, dan Prada yang memperoleh pengakuan internasional. Merek-merek ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekspor tekstil Italia.
Meskipun industri ini menghadapi tantangan akibat globalisasi dan meningkatnya biaya produksi, Italia terus berfokus pada produk bernilai tambah tinggi dan pasar niche. Penekanan kuat negara ini pada desain, kreativitas, dan keberlanjutan memastikan posisinya sebagai eksportir tekstil premium.
- Total Pangsa Pasar Global: US$36,71 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 3,9%
7. Turki
Industri tekstilnya merupakan perpaduan antara kerajinan tradisional dan manufaktur modern. Negara ini memiliki lokasi geografis yang strategis. Negara ini menjembatani Eropa dan Asia serta memfasilitasi perdagangan dan akses ke berbagai pasar. Secara historis, warisan tekstil Kekaisaran Ottoman yang kaya telah menjadi dasar bagi pengembangan industri ini.
Keanggotaan Turki di Uni Eropa telah memberikan keuntungan signifikan, memungkinkan akses bebas bea ke pasar Eropa. Pasar tekstil dan pakaian dalam negeri yang kuat juga berkontribusi terhadap daya saingnya secara keseluruhan.
Meskipun industri ini menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi ekonomi dan ketidakstabilan politik, fokus Turki pada desain, kualitas, dan produk bernilai tambah telah membantunya mempertahankan posisinya. Kelas menengah yang terus tumbuh di negara ini juga mendorong konsumsi produk tekstil dalam negeri.
- Total Pangsa Pasar Global: US$36,7 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 3,89%
8. Amerika Serikat
Amerika Serikat yang dulunya merupakan kekuatan dominan dalam manufaktur tekstil, telah mengalami transformasi yang signifikan. Kemunduran industri ini dimulai pada pertengahan abad ke-20 karena faktor-faktor seperti meningkatnya biaya tenaga kerja, persaingan global, dan otomatisasi. Namun, sektor ini telah menunjukkan ketahanan dan adaptasi.
Industri tekstil AS kini berfokus pada produk bernilai tambah tinggi, inovasi teknologi, dan pasar khusus. Negara ini merupakan pemimpin global dalam penelitian dan pengembangan tekstil. Negara ini memproduksi serat, kain, dan mesin tekstil khusus yang canggih.
Undang-Undang Pemulihan dan Penanaman Modal Amerika tahun 2009 memberikan dorongan bagi industri tersebut dengan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan tekstil. Meskipun produksi dalam negeri telah menurun, AS tetap menjadi konsumen tekstil dan pakaian jadi yang besar. Industri ini mendukung jutaan pekerjaan di bidang ritel, desain, dan pemasaran.
- Total Pangsa Pasar Global: US$29,8 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 3,17%
9. Pakistan
Industri tekstil Pakistan merupakan penyumbang signifikan bagi perekonomiannya, yang mempekerjakan jutaan orang. Negara ini memiliki basis kapas yang kuat, bahan baku utama untuk produksi tekstil. Secara historis, industri ini berorientasi ekspor, dengan produk yang terutama ditujukan untuk pasar global kelas menengah ke bawah.
Sektor tekstil menghadapi tantangan seperti kekurangan energi, kekurangan infrastruktur, dan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten. Namun, industri ini telah menunjukkan ketahanan dan secara bertahap meningkatkan kemampuan produksinya. Upaya untuk melakukan diversifikasi ke produk bernilai tambah seperti pakaian rajut dan tekstil rumah telah mendapatkan momentum.
Lokasi geografis Pakistan yang strategis menawarkan berbagai keuntungan potensial untuk perdagangan dengan Timur Tengah dan Eropa. Populasi negara yang besar juga menghadirkan pasar domestik yang terus berkembang.
Untuk memanfaatkan potensinya secara penuh, Pakistan perlu mengatasi kemacetan infrastruktur, berinvestasi dalam pengembangan keterampilan, dan meningkatkan lingkungan bisnis secara keseluruhan.
- Total Pangsa Pasar Global: US$22,1 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 2,35%
10. Spanyol
Spanyol memiliki tradisi panjang dalam industri tekstil, dengan penekanan kuat pada mode dan desain. Negara ini terkenal dengan produk kulit dan alas kaki, serta pakaian mewah.
Sektor tekstil merupakan penyumbang signifikan bagi perekonomian Spanyol, dengan fokus pada kualitas, inovasi, dan keberlanjutan. Keanggotaan di Uni Eropa telah memberi Spanyol akses ke pasar yang luas dan mempermudah perdagangan di kawasan tersebut.
Industri mode negara ini, yang berpusat di kota-kota seperti Barcelona dan Madrid, telah memperoleh pengakuan global. Merek-merek Spanyol telah berhasil memposisikan diri mereka di segmen pasar mewah dan kelas atas.
- Tak Hanya Indonesia, Ini Negara ASEAN yang Kenakan Cukai di Hasil Tembakau
- Bank Mandiri Tanamkan Budaya Berkelanjutan di Lingkungan Kerja
- Harga Sembako di DKI Jakarta Hari Ini: Bawang Putih Naik, Daging Sapi Turun
Meskipun Spanyol menghadapi persaingan dari negara-negara dengan produksi berbiaya rendah, negara ini terus membedakan dirinya melalui desain, kualitas, dan pembangunan merek. Industri tekstil juga sedang mengalami transisi menuju praktik berkelanjutan, dengan fokus pada bahan dan proses produksi yang ramah lingkungan.
- Total Pangsa Pasar Global: US$20,3 miliar
- Persentase Pangsa Pasar: 2,16%
Berbagai negara unggul dalam memproduksi berbagai jenis pakaian. Beberapa negara, seperti Tiongkok dan Bangladesh, dikenal karena kemampuan mereka memproduksi pakaian dalam jumlah besar dengan cepat dan efisien. Negara lain, seperti Italia dan Prancis, terkenal karena menciptakan mode mewah dan berkelas.