10 Proyek Terbesar dalam Kontrak Baru Adhi Karya
- Nilai kontrak baru Adhi Karya naik 58% jadi Rp30,3 triliun dibandingkan dengan Oktober 2022 sejumlah Rp19,11 triliun
Infrastruktur
JAKARTA – Perusahaan kontruksi milik negara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengumumkan telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp30,3 triliun hingga Oktober 2023. Nilai tersebut naik 58% secara tahunan dibandingkan dengan Oktober 2022 sejumlah Rp19,11 triliun.
“Alhamdulillah naik 58 persen, melampauai target Rp27 triliun,” kata Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson dalam paparan publik, Senin 27 November 2023.
Perolehan kontrak baru paling banyak disumbang oleh lini bisnis engineering & konstruksi sebesar 92%, properti 3%, dan lainnya sebesar 6%. Berdasarkan sumber pembiayaannya, 27% proyek didanai oleh pemerintah, 27% BUMN/BUMD, pihak swasta & lainnya 33%, dan 13% lainnya berasal dari Asian Development Bank.
- PLN Tekan Stunting dengan Program TJSL
- OJK Rilis Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027
- Iklim Politik Israel Memanas di Tengah Perang di Gaza
Sebagai informasi, ADHI mengantongi kontrak baru senilai Rp30,3 triliun hingga Oktober 2023.
10 Proyek Baru Terbesar Adhi Karya:
1. South Commuter Railway CP S-03C in Philippines Rp2,4 Triliun
2. Jakarta – South Cikampek Toll Road Rp2,1 Triliun
3. Malolos-Clark Railway Project CP S-01 in Philippines Rp1,5 Triliun
4. PUSRI 3B Plant Rp1,4 Triliun
5. Probolinggo – Banyuwangi Toll Road Package 1 Rp1,0 Triliun
6. Apartment for ASN Employee Rp0,9 Triliun
7. IKN Package 6 Toll Road Rp0,9 Triliun
8. Bayung Lencir – Tempino Toll Road Rp0,7 Triliun
9. PLTMG Sumbawa dan Tobelo Rp0,7 Triliun
10. Land Development IKN Rp0,6 Triliun
Target 2024
Dengan bekal kinerja positif tahun ini, Adhi Karya menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba sebanyak 20% pada tahun politik 2024.
“Pertumbuhan pendapatan dan laba pada 2024 di sekitar 20 persen,” ucap Entus.
Per September 2023, Adhi Karya tengah mengerjakan 110 proyek aktif. Di antaranya adalah 41 PSN, 11 proyek IKN, dan 3 proyek PMN. “Proyek-proyek besar yang ditargetkan selesai tahun ini hingga 2024 akan berkontribusi pada pendapatan.”
Tidak hanya pendapatan, Adhi Karya juga menargetkan perolehan kontrak baru bisa meningkat sekitar 5 – 10%. Meskipun percaya diri tahun depan, Entus mengakui bahwa tahun pilpres biasanya akan berdampak pada penurunan omzet.
Lantas, optimisme Adhi Karya ini dipicu lantaran adanya peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah sebesar Rp422,7 triliun atau naik 5,8% untuk 2024 dan anggaran sebesar Rp35 triliun dari pemerintah untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Target kontrak baru saat pemilu akan menurun, tapi karena Kemenkeu masih menganggarkan ada pertumbuhan, kami optimistis bisa 5-10 persen. Sebagian proyek besar yang berasal BUJT hingga pengolahan air dan limbah," kata Entus.