120 Lumba-Lumba Amazon Mati, Diduga Akibat Cuaca Ekstrem
- Lumba-lumba sungai Amazon, banyak di antaranya berwarna pink mencolok, adalah spesies air tawar unik yang hanya ditemukan di sungai-sungai Amerika Selatan. Hewan itu merupakan salah satu dari sedikit spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia.
Dunia
JAKARTA - Bangkai 120 lumba-lumba sungai ditemukan mengapung di anak sungai Amazon selama sepekan terakhir. Para ahli menduga fenomena itu disebabkan kekeringan dan panas yang sangat ekstrem.
Dilansir dari Reuters, Selasa 3 Oktober 2023, permukaan sungai yang rendah selama kekeringan parah telah membuat suhu air di beberapa bagian naik hingga tingkat yang tidak dapat ditoleransi lumba-lumba tersebut. Ribuan ikan baru-baru ini juga mati di sungai-sungai Amazon akibat kekurangan oksigen dalam air.
Lumba-lumba sungai Amazon, banyak di antaranya berwarna pink mencolok, adalah spesies air tawar unik yang hanya ditemukan di sungai-sungai Amerika Selatan. Hewan itu merupakan salah satu dari sedikit spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia. Siklus reproduksi yang lambat membuat populasi mereka sangat rentan terhadap ancaman.
- Pembaruan Google Play Store 37.7.22 Apk Meluncur ke Perangkat Android, Apa Bedanya?
- Ukraina Terancam Kehilangan Dukungan Slovakia, AS Juga Beri Sinyal Buruk
- BCA, Mandiri, BRI dan BNI Masuk Indeks IDX-PEFINDO Prime Bank, Ini Penjelasan BEI
Di tengah bau menyengat lumba-lumba yang membusuk, para ahli biologi dan pakar lainnya mengenakan pakaian pelindung pribadi berwarna putih serta masker. Mereka mengangkat mamalia-mamalia mati dari sebuah danau dan melakukan autopsi pada bangkai untuk menentukan penyebab kematian.
Para ilmuwan belum dapat dengan pasti menyatakan bahwa kekeringan dan panas adalah penyebab utama meningkatnya kematian lumba-lumba. Mereka sedang berusaha menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, seperti infeksi bakteri.
Setidaknya 70 bangkai lumba-lumba muncul ke permukaan pada hari Kamis 28 September 2023 ketika suhu air Danau Tefé mencapai 39 derajat Celsius (102 derajat Fahrenheit), lebih dari 10 derajat lebih tinggi dari rata-rata pada waktu ini dalam setahun
Para ahli yang prihatin menyatakan suhu air sempat turun selama beberapa hari tetapi naik lagi pada hari Minggu 1 Oktober 2023 menjadi 37 derajat Celsius (99 derajat Fahrenheit).
Aktivis lingkungan menyalahkan kondisi yang tidak biasa ini pada perubahan iklim, yang membuat kekeringan dan gelombang panas lebih mungkin dan parah terjadi. Peran pemanasan global dalam kekeringan Amazon saat ini belum jelas, dengan faktor lain seperti El Nino juga berperan.
“Kami telah mencatat 120 bangkai dalam sepekan terakhir,” kata Miriam Marmontel, seorang peneliti di Institut Lingkungan Mamiraua yang berfokus pada daerah aliran tengah Sungai Solimoes.
Kira-kira delapan dari setiap 10 bangkai adalah lumba-lumba merah muda, yang disebut “botos” di Brasil, yang dapat mewakili sekitar 10% dari populasi perkiraan mereka di Danau Tefe, katanya.
- Fintech Batumbu Salurkan Kredit Rp24,8 Triliun per Kuartal II 2023
- Tak Puas dengan Perkembangan Bisnisnya, CEO Airbnb Minta Host Turunkan Harga Sewa
- KTT AIS Bakal Gunakan Skema Pengamanan Tiga Ring dari Pusat
Boto dan lumba-lumba sungai abu-abu yang disebut “tucuxi” ada dalam daftar merah Union Internasional untuk Pelestarian Alam (IUCN) sebagai spesies yang terancam. “Sekitar 10% adalah persentase kerugian yang sangat tinggi. Kemungkinan peningkatannya dapat mengancam kelangsungan hidup spesies di Danau Tefe,” kata Marmontel.
Institut Konservasi Keanekaragaman Hayati Chico Mendes Brasil telah mengirimkan dokter hewan dan pakar mamalia air untuk menyelamatkan lumba-lumba yang masih hidup di danau tersebut.
Mereka tidak dapat dipindahkan ke perairan sungai yang lebih dingin sampai peneliti mengesampingkan kemungkinan penyebab kematian yang bersifat bakteriologi.