143 Perusahaan Dunia Siap Pindah dari China ke Indonesia Rp1.158 Triliun
BKPM mengidentifikasi 143 perusahaan yang berminat merelokasi investasinya dari China ke Indonesia. Total investasi dari seluruh potensi tersebut mencapai Rp1.158 triliun.
Industri
JAKARTA – Tujuh perusahaan memastikan memindahkan pabrik ke Indonesia. Kini, ada 17 yang berminat dan 119 mengidentifikasi pindah dari China ke RI dengan nilai investasi lebih dari Rp1.158 triliun.
Direktur Pengembangan Promosi Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Alma Karma mengatakan terdapat tujuh perusahaan yang memastikan untuk merelokasi investasinya ke Indonesia.
“Ada tujuh perusahaan yang sudah pasti melakukan relokasi atau diversifikasi ke Indonesia,” ungkap Alma dalam KTT Indef bertajuk ‘Arsitektur Investasi dalam Mendukung Penciptaan Lapangan Kerja’, dilansir Antara, Selasa, 21 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Alma menyampaikan, potensi nilai investasi dari tujuh perusahaan tersebut mencapai US$850 juta setara Rp12,5 triliun (kurs Rp14.813 per dolar Amerika Serikat) dengan potensi penyerapan tenaga kerja mencapai 30.000 orang.
Sementara itu, terdapat 17 perusahaan lainnya berminat untuk melakukan investasi di Indonesia dengan potensi nilai investasi sebesar US$37 miliar setara Rp547 triliun dan penyerapan tenaga kerja mencapai 112.000 orang.
Kemudian, terdapat 119 perusahaan yang masih tahap identifikasi dengan potensi nilai investasi sebanyak US$41,3 miliar setara Rp611,2 triliun dan mampu menyerap 162.000 tenaga kerja.
Dengan demikian, BKPM mengidentifikasi 143 perusahaan yang berminat merelokasi investasinya dari China ke Indonesia. Total investasi dari seluruh potensi tersebut mencapai Rp1.158 triliun.
Adapun perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai perekonomian. Perusahaan-perusahaan itu di antaranya 57 perusahaan asal Amerika Serikat, 39 perusahaan asal Taiwan, 25 perusahaan asal Jepang, dan 1 perusahaan asal Hong Kong.
Tenaga Kerja Lokal
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meminta PT Meiloon Technology Indonesia, perusahaan yang merelokasi bisnisnya dari China ke Indonesia, memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal.
PT Meiloon Technology Indonesia, perusahaan asal Taiwan, yang merelokasi bisnisnya dari Suzhou, China, ke Indonesia, itu akan membuka 8.000 lowongan kerja dengan membangun pabrik baru di Subang, Jawa Barat.
“Meiloon investor yang sudah komitmen kepada kami bahwa akan memprioritaskan tenaga kerja dari Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang,” kata Bahlil dalam groundbreaking pabrik Meiloon di Subang, Selasa, yang disiarkan secara daring di kanal Youtube BKPM.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut Bahlil, tidak hanya tenaga kerja, ia juga mendorong perusahaan yang memproduksi speaker itu untuk memasok kebutuhan industrinya dari kawasan setempat, yaitu dari Provinsi Jawa Barat dan khususnya Kabupaten Subang.
“Ini momentum, bukan lagi zamannya orang Jakarta menganggap mereka yang paling hebat. Tidak lagi. Di bawah kepemimpinan kami, atas perintah Bapak Presiden, setiap investasi masuk di daerah harus gandeng pengusaha lokalnya, pengusaha nasional yang ada di daerah, bukan yang ada di Jakarta saja,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bupati Subang Ruhimat berharap kehadiran investasi asal Taiwan di wilayahnya akan dapat memberi dampak ganda bagi masyarakat sekitar.
“Kabupaten Subang tidak boleh jadi penonton tapi harus jadi bagian perputaran ekonomi Indonesia yang akan dimulai pembangunan pabrik ini. Dari 8.000 tenaga kerja terserap, saya harap 80 persen berasal dari Kabupaten Subang yang terlatih,” katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun meminta Pemerintah Kabupaten Subang untuk mengangkat kapasitas tenaga kerja dan pengusaha lokal.
“Tugas Bupati adalah angkat kapasitas. Jangan kasih partner lokal yang tidak bisa kerja. Ini kelas Taiwan, orang Taiwan itu dikenal disiplin,” pesannya.
Emil, sapaan akrabnya, juga berpesan investasi di Jawa Barat memaksimalkan potensi pengusaha setempat. Pasalnya, hal itu penting untuk mewujudkan azas keadilan lantaran 53% ekonomi Indonesia yang dikuasai 1% kelompok.
“Ini jauh dari Sila Kelima. Jangan lagi pengusaha Jakarta, padahal di sini ada yang memadai, tapi tidak diajak sebagai bagian membangun dan hanya jadi penonton. Ini yang bikin 1 persen kelompok manusia menguasai 53 persen ekonomi Indonesia. Ini pelan-pelan harus diubah,” tegasnya.
Ridwan Kamil Siap Tampung
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Noneng Komara mengatakan Pemprov Jabar siap menampung relokasi investasi karena Jabar memiliki potensi sebagai daerah industri.
“Terkait instruksi Presiden Joko Widodo agar Indonesia jadi tujuan relokasi perusahaan yang hengkang dari China, Pemprov Jabar siap menyambut investor masuk melalui kemudahan fasilitas perizinan, potensi tenaga kerja produktif, dan kawasan industri kelas dunia,” kata Noneng Komara.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Noneng mengatakan Jawa Barat memiliki potensi besar seperti jumlah penduduk besar, tenaga kerja produktif banyak, dan masih ada daerah-daerah dengan biaya tenaga kerja kompetitif dan perizinan tidak sulit karena sudah daring.
Oleh karena itu, kata dia, saat ini DPMPTSP Jabar terus melakukan promosi investasi dengan menemui sejumlah investor di luar negeri. Caranya, melalui pertemuan secara daring dan hingga saat ini pihaknya sudah melakukan penjajakan dengan perwakilan dari lima negara.
“Kemarin kami melakukan virtual business meeting dengan Malaysia khusus mengenai agrobisnis. Ini berlanjut terus, minggu depan Turki mereka sudah ada jadwal, sudah deal untuk bertemu,” kata dia.
Dia mengatakan pihaknya akan terus mendampingi para calon investor tersebut hingga merealisasikan investasinya di Jawa Barat.
“Para investor di Jawa Barat akan ditindaklanjuti pendampingannya hingga pembangunan fisik, karena ada fungsi pengawasannya di kami. Jika ada masalah yang menghambat usaha mereka, kami minta laporan dari mereka,” katanya.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan kemudahan birokrasi dan proaktif menjemput investasi.
Kang Emil mengatakan Provinsi Jawa Barat menjadi destinasi investasi nomor satu di Indonesia sepanjang tahun 2019.
“Kami memiliki skenario untuk menggerakkan kembali ekonomi di Jawa Barat. Kami mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk menggerakkan ekonomi,” kata Kang Emil.
Pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi Provinsi Jabar tidak akan ada di bawah nol persen. Bahkan, Kang Emil yakni bisa sampai 2%-2,5% pertumbuhan ekonomi Jabar pada Desember 2020.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyayangkan Indonesia tidak mampu menggaet 33 perusahaan asal Tiongkok yang melakukan relokasi pada 2019. Sehingga, dia memerintahkan para menteri dan BKPM untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya bagi industri dari sejumlah negara yang akan masuk ke Indonesia. (SKO)