17 Kebijakan Baru Trump yang Kontroversial: Eksplorasi Mars hingga Perang Ukraina
- Trump menegaskan komitmennya untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 24 jam dengan menggelar pertemuan langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia percaya bahwa pendekatan diplomasi yang tegas dan langsung dapat menyelesaikan konflik berkepanjangan ini.
Dunia
JAKARTA - Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), pelantikan tersebut menandai dimulainya babak baru dalam kepemimpinannya. Dalam pidato pelantikannya, Trump memaparkan sejumlah kebijakan kontroversial yang mencerminkan pendekatan konservatif tradisional dan populisme.
Berikut adalah beberapa kebijakan yang diutarakan Trump pada pidatonya dan rencana pemerintahan kedua.
1. Keadaan Darurat dan Imigrasi
Donald Trump kembali menyoroti isu imigrasi dengan menetapkan kartel narkoba sebagai organisasi teroris asing dan mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmennya untuk memperketat pengawasan perbatasan dan menanggulangi kejahatan lintas negara.
Salah satu kebijakan utamanya adalah melanjutkan pembangunan tembok di perbatasan selatan, yang diharapkan dapat memperkuat keamanan nasional dan mengurangi arus imigrasi ilegal.
Trump juga berencana menerapkan kembali kebijakan "tetap di Meksiko," yang mengharuskan pencari suaka menunggu keputusan pengadilan imigrasi mereka di Meksiko, bukan di AS.
Selain itu, ia ingin membatasi imigrasi dengan kebijakan yang lebih selektif dan menghentikan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran. Pendekatan ini menuai kontroversi karena dinilai dapat mengubah dinamika demografi dan berdampak pada nilai-nilai keadilan sosial di Amerika Serikat.
2. Penegakan Hukum dan Hak Sipil
Dalam bidang penegakan hukum, Trump menyoroti perlunya pendekatan baru terhadap isu hak sipil, meskipun kebijakannya menimbulkan banyak perdebatan. Ia mengakhiri program keberagaman dan inklusi yang sebelumnya dirancang untuk meningkatkan kesetaraan di tempat kerja dan institusi publik.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk memprioritaskan efisiensi dan meritokrasi, namun dikritik karena dapat mengabaikan keberagaman yang menjadi bagian penting dari identitas Amerika Serikat.
- Kembali Menguat, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp6.000
- Saham GOTO Tembus Rp86, Investor Lokal Borong Rp373 Miliar, Ini Faktor Pendorongnya
- Harga Sembako di Jakarta: Bawang Putih Naik, Gula Pasir Turun
3. Pengampunan Narapidana
Selain itu, ia memberikan pengampunan kepada hampir 1.270 orang pendukung Trump yang terlibat dalam serangan 6 Januari denngan menyerbu Capitol Hill dan menghentikan sekitar 300 kasus yang masih dalam proses hukum.
Langkah ini mendapat kritik tajam karena dianggap melemahkan supremasi hukum dan memberikan perlakuan istimewa kepada para pelanggar hukum.
4. Kebijakan Larangan LGBTQ
Trump juga mengeluarkan kebijakan kontroversial lainnya dengan membatasi pengakuan gender hanya pada dua jenis kelamin, pria dan wanita, yang menolak pengakuan terhadap identitas non-biner dan transgender.
5. Akhiri Perang Ukraina
Dalam pidatonya, Trump menegaskan komitmennya untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 24 jam dengan menggelar pertemuan langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia percaya bahwa pendekatan diplomasi yang tegas dan langsung dapat menyelesaikan konflik berkepanjangan ini.
Langkah ini mencerminkan ambisi Trump untuk memainkan peran dominan dalam geopolitik global dan memulihkan posisi Amerika sebagai mediator utama di panggung dunia.
6. Ambil Alih Terusan Panama
Selain itu, Trump mengumumkan rencana untuk mengambil kembali kendali atas Terusan Panama yang saat ini ia klaim dipengaruhi oleh China. Ia menganggap terusan tersebut sebagai aset strategis yang harus dikelola oleh Amerika Serikat.
7. Eksplorasi Mars
Dalam eksplorasi luar angkasa, Trump mendorong ambisi AS untuk menjelajahi Mars, yang dinilai sebagai langkah penting dalam mempertahankan supremasi teknologi dan inovasi Amerika di bidang antariksa.
8. Ekonomi dan Perdagangan
Trump kembali mengusulkan kebijakan ekonomi pro-bisnis dengan menurunkan tarif pajak penghasilan korporasi. Ia berpendapat bahwa langkah ini akan mendorong investasi dalam negeri, meningkatkan daya saing global, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Selain itu, Trump berencana memberikan keringanan pajak bagi kelas pekerja dan menengah untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
9. Pajak Tinggi Produk Impor
Trump mengusulkan peningkatan tarif impor dan pembatasan pembelian oleh entitas asing untuk mendukung produksi dalam negeri. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri lokal dari kompetisi global yang tidak seimbang. Namun, pendekatan ini berisiko memicu perang dagang dengan negara-negara lain dan dapat memengaruhi harga barang bagi konsumen Amerika.
- Kembali Menguat, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp6.000
- Saham GOTO Tembus Rp86, Investor Lokal Borong Rp373 Miliar, Ini Faktor Pendorongnya
- Harga Sembako di Jakarta: Bawang Putih Naik, Gula Pasir Turun
10. Kesehatan dan Jaminan Sosial
Trump berjanji melindungi program Jaminan Sosial dan Medicare yang menjadi andalan sistem jaminan sosial AS. Ia menegaskan bahwa kedua program ini harus tetap menjadi prioritas untuk melindungi kesejahteraan warga lanjut usia dan kelompok rentan.
Namun, ia juga mengajukan rencana untuk mencabut Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Affordable Care Act), yang telah memberikan akses layanan kesehatan kepada jutaan warga Amerika.
Pencabutan ini direncanakan untuk digantikan dengan sistem yang lebih sederhana dan efisien, meskipun rincian pengganti belum dijelaskan secara mendalam. Kebijakan ini mendapat tantangan dari banyak pihak yang khawatir bahwa tanpa jaminan pengganti yang jelas, masyarakat berpenghasilan rendah akan kehilangan akses terhadap layanan kesehatan yang mereka butuhkan.
11. Penghapusan Departemen Pendidikan
Trump mengumumkan langkah kontroversial dalam kebijakan pendidikan dengan rencana menghapuskan Departemen Pendidikan. Ia menganggap institusi ini tidak lagi relevan dan cenderung membebani anggaran negara tanpa memberikan manfaat signifikan bagi siswa.
Menurut Trump, pendidikan seharusnya lebih dikelola di tingkat negara bagian dan lokal untuk mencerminkan kebutuhan masyarakat secara lebih baik. Langkah ini memicu perdebatan karena dapat berdampak pada pendanaan program-program federal untuk sekolah, terutama di daerah terpencil atau kurang mampu.
Selain itu, Trump ingin menekan sekolah untuk menghapus program keberagaman dan kurikulum yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai konservatif. Ia berfokus pada pendidikan yang menitikberatkan pada patriotisme dan nilai-nilai tradisional.
Pendekatan ini bertujuan untuk membatasi pengaruh ideologi yang dianggap ekstrem di ruang kelas, namun juga dikhawatirkan mengurangi keberagaman perspektif yang penting untuk pembelajaran siswa.
12. Penggunaan Energi Fosil, Tinggalkan Energi Listrik
Dalam kebijakan iklim, Trump menegaskan dukungannya terhadap bahan bakar fosil sebagai pilar utama ekonomi energi AS. Ia berencana menghapus insentif untuk kendaraan listrik, yang dinilainya tidak efisien dan membebani anggaran negara.
Trump juga menarik kembali AS dari Perjanjian Paris untuk kedua kalinya, dengan alasan bahwa perjanjian tersebut merugikan industri dalam negeri dan memberikan keuntungan tidak adil kepada negara lain seperti China dan India.
13. Keluar Dari WHO
Trump juga mengkritik kebijakan organisasi internasional yang dianggap menghambat kepentingan nasional. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah menarik Amerika Serikat dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ia menilai WHO gagal menangani pandemi COVID-19 secara transparan dan terlalu dipengaruhi oleh kepentingan negara tertentu, sehingga AS lebih baik fokus pada solusi domestik.
- Kembali Menguat, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp6.000
- Saham GOTO Tembus Rp86, Investor Lokal Borong Rp373 Miliar, Ini Faktor Pendorongnya
- Harga Sembako di Jakarta: Bawang Putih Naik, Gula Pasir Turun
14. Pertahanan Nasional
Trump berkomitmen memperkuat pertahanan nasional melalui peningkatan anggaran militer dan modernisasi sistem persenjataan. Ia memperkenalkan konsep "perdamaian melalui kekuatan," yang berarti mencegah konflik dengan menunjukkan dominasi militer Amerika.
Pendekatan ini diharapkan memberikan rasa aman kepada rakyat Amerika dan memperkuat posisi AS di kancah internasional, terutama menghadapi ancaman global seperti China dan Rusia.
15. Pemecatan PNS
Trump juga mengusulkan peningkatan kekuasaan eksekutif untuk mempercepat reformasi birokrasi. Ia mempermudah prosedur pemecatan pekerja federal yang dinilai tidak kompeten atau tidak loyal kepada agenda pemerintahannya.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan, namun menuai kritik karena berpotensi melemahkan perlindungan tenaga kerja.
16. Larangan Aborsi
Trump memilih pendekatan pragmatis dalam isu aborsi dengan tidak mendorong larangan nasional, tetapi memberikan kebebasan kepada negara bagian untuk menetapkan regulasi masing-masing.
Pendekatan ini mencerminkan sikap Trump yang ingin menghindari konflik nasional sekaligus memberikan ruang kepada masyarakat untuk menentukan sikap sesuai nilai-nilai lokal.
Dengan memberikan wewenang lebih besar kepada negara bagian, Trump berusaha menarik dukungan dari berbagai kelompok konservatif tanpa sepenuhnya memaksakan agenda politiknya secara nasional.
Kebijakan ini mendapat tanggapan beragam, dengan beberapa pihak memuji desentralisasi, sementara yang lain khawatir tentang ketidaksetaraan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi di berbagai wilayah.
17. Zaman Keemasan Amerika
Trump membuka pidatonya dengan nada optimisme, menyatakan bahwa "Zaman Keemasan Amerika" telah dimulai di bawah kepemimpinannya. Ia mengungkapkan visinya untuk mengembalikan kejayaan AS melalui reformasi besar-besaran di berbagai sektor, termasuk ekonomi, militer, dan pendidikan.
Trump juga menekankan pentingnya kemandirian nasional, penguatan nilai-nilai tradisional, dan penegakan hukum sebagai fondasi utama kemajuan bangsa. Namun, di sisi lain, Trump tidak segan melontarkan kritik terhadap kondisi domestik saat ini. Ia menyebut adanya kemapanan radikal dan korupsi di berbagai institusi yang menghambat kemajuan Amerika.
Trump juga menyoroti ketidakmampuan pemerintah menangani krisis domestik, seperti kebakaran hutan di Los Angeles, yang menurutnya mencerminkan perlunya reformasi yang lebih agresif dan kepemimpinan yang tegas.
Agenda Trump mencerminkan kombinasi pendekatan konservatif dengan populisme yang menonjol dalam kebijakan ekonomi dan luar negeri. Langkah-langkah yang diambil, seperti menarik AS dari perjanjian internasional dan kebijakan dalam negeri yang kontroversial, kemungkinan akan memicu perdebatan panas di tingkat nasional maupun global.
Meski demikian, Trump optimistis bahwa kebijakan-kebijakannya akan membawa Amerika Serikat menuju masa kejayaan baru.