Semburan Aktif Lumpur Lapindo di  Jl Raya Porong di Desa Siring Porong, Sidoarjo, Jawa Timur
Foto

17 Tahun Berlalu, Lumpur Lapindo Masih Aktif Menyembur

  • Menurut catatan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, setidaknya anak usaha Bakrie Group tersebut memiliki utang sebesar Rp2,5 triliun kepada negara terkait dana talangan ganti rugi korban semburan lumpur Lapindo
Foto
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA -17 tahun berlalu sejak semburan lumpur panas dari pertambangan milik PT Lapindo Brantas pertama kali meletup, lumpur Lapindo masih terus menganga. Semburan lumpur panas itu telah menyebabkan ribuan orang menjadi korban, karena harus meninggalkan rumah mereka yang diterjang lumpur panas ini.

Lumpur menyembur sejak 29 Mei 2006 hingga kini, masih menyeruak dan belum juga reda. Bahkan di beberapa tempat semburan lumpur panas itu kini telah membentuk semacam kawah. Semburan lumpur itu terus meluas. Setidaknya 16 desa di 3 kecamatan di Sidoarjo tergenang lumpur panas tersebut.

Lebih dari 25 ribu penduduk yang rumahnya terdampak harus mengungsi. Bahkan di antaranya tak bisa melihat rumah mereka lagi. Tak hanya perumahan penduduk yang diserang lumpur, semburan lumpur pun mengganggu jalur transportasi antara Surabaya-Malang. Tanggul terus dinaikkan untuk meredam agar luapan lumpur tak meluber, tanggul ditinggikan sekitar 15 hingga 20 meter dari jalan raya sekitarnya.

Begitu besar kerugian yang ditimbulkan Lapindo Brants. Menurut catatan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, setidaknya anak usaha Bakrie Group tersebut memiliki utang sebesar Rp2,5 triliun kepada negara terkait dana talangan ganti rugi korban semburan lumpur Lapindo. Kemenkeu pun telah menggandeng Kejaksaan Agung untuk menagih pertanggungjawaban Lapindo Brantas. 

Foto : Debrinata/TrenAsia