2 BUMN Pembuat Produk Militer Ikut Produksi Ventilator
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam klaster Nasional Defence and Hightech Industries (NDHI) turut memproduksi alat medis ventilator guna membantu penanganan pasien COVID-19.
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam klaster Nasional Defence and Hightech Industries (NDHI) turut memproduksi alat medis ventilator guna membantu penanganan pasien COVID-19.
Kedua BUMN yang memproduksi ventilator tersebut yakni PT Pindad (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Ventilator hasil produksi kedua BUMN ini telah lulus uji produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengungkapkan peran industri pertahanan diperlukan untuk turut berperan dalam memproduksi peralatan kesehatan seperti ventilator, tabung oksigen, masker ruang operasi, bilik disinfektan, dan lainnya.
“Pindad sudah membuat ventilator pumping machine, yang berfungsi sebagai alat bantu pernapasan untuk pasien-pasien yang mengalami gagal napas,” jelas Abraham dalam keterangan resmi di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 25 April 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sementara itu, Dirgantara memproduksi ventilator portabel yang ditujukan bagi pasien yang sanggup bernapas tanpa alat bantuan. Ventilator hasil kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia).
Langkah kedua perusahaan pelat merah ini kemudian mendapat dukungan dari Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono.
“Saya selama ini aktif mendorong pabrik milik BUMN yang berada di klaster NDHI ikut produksi ventilator,” ungkap Trenggono.
Menurutnya, Kementerian Pertahanan dipastikan membeli produk ventilator buatan BUMN itu. Dia juga mengaku bahwa kebutuhan alat medis ini sangat tinggi, sementara pasokannya terbatas. (SKO)