2 Orang Alergi Usai Disuntik Vaksin Pfizer, Inggris Keluarkan Peringatan
LONDON – Regulator pengobatan Inggris menyarankan agar orang dengan riwayat alergi yang signifikan tidak mendapat vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech setelah dua orang dilaporkan mengalami reaksi parah pada hari pertama peluncuran vaksinasi. Inggris mulai melakukan vaksinasi massal populasinya Selasa, 8 Desember 2020, dimulai dengan para lansia dan pekerja garis depan. Direktur medis National Health Service (NHS) […]
Nasional & Dunia
LONDON – Regulator pengobatan Inggris menyarankan agar orang dengan riwayat alergi yang signifikan tidak mendapat vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech setelah dua orang dilaporkan mengalami reaksi parah pada hari pertama peluncuran vaksinasi.
Inggris mulai melakukan vaksinasi massal populasinya Selasa, 8 Desember 2020, dimulai dengan para lansia dan pekerja garis depan.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Direktur medis National Health Service (NHS) Stephen Powis mengatakan saran tersebut telah diubah setelah dua pekerja NHS melaporkan reaksi anafilaktoid yang terkait dengan penerimaan vaksin.
“Seperti umumnya pada vaksin baru, MHRA (regulator) telah menyarankan orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan tidak menerima vaksinasi ini, setelah dua orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan kemarin merespons secara negatif,” kata Powis, dilansir Reuters, Rabu, 9 Desember 2020.
Saat ini keduanya sudah pulih.
MHRA mengatakan akan mencari informasi lebih lanjut. Sementara, Pfizer serta BioNTech mendukung penyelidikan MHRA.
Dikutip dari BBC, Prof Peter Openshaw, ahli imunologi di Imperial College London, mengatakan fakta reaksi alergi ini dan bahwa regulator mengeluarkan nasihat pencegahan menunjukkan bahwa sistem pemantauan bekerja dengan baik.
Menurutnya, tidak ada obat yang efektif tanpa efek samping sehingga memang harus diukur risiko dan manfaatnya.
Reaksi semacam itu dapat terjadi dengan vaksin apa pun dan diobati dengan obat-obatan seperti steroid atau adrenalin.
Dari uji coba vaksinasi, dilaporkan satu kemungkinan reaksi alergi per 1.000 orang yang diimunisasi yang mungkin terkait dengan suntikan.