200 Kasus Penjambretan per Hari, London Jadi Ibukota Jambret?
- Data menunjukkan sekitar 78.000 orang menjadi korban penjambretan, dengan rata-rata lebih dari 200 kasus per hari. Padahal pada tahun 2023 hanya terdapat 31.000 insiden pencurian.
Dunia
LONDON - Pencurian ponsel dan tas di jalanan Inggris dan Wales melonjak drastis dalam setahun terakhir. Berdasarkan laporan Crime Survey for England and Wales jumlah kasus kriminalitas tersebut meningkat lebih dari 150%.
Dilansir News.Sky Selasa, 3 Sepember 2024, Data menunjukkan sekitar 78.000 orang menjadi korban penjambretan, dengan rata-rata lebih dari 200 kasus per hari. Padahal pada tahun 2023 hanya terdapat 31.000 insiden pencurian. Peningkatan drastis ini mencerminkan perubahan metode yang digunakan oleh para pelaku kejahatan.
Tidak hanya mengandalkan kecepatan dan kelicikan, para penjambret kini semakin sering menggunakan kekerasan fisik untuk merampas barang berharga dari korban.
- Puncak Bonus Demografi di Depan Mata, akankah Jumlah Penduduk Indonesia Segera Anjlok?
- Meski KPK Sudah Keluarkan Tiga Jurus Sakti, Indeks Korupsi Indonesia Masih Jeblok
- Bank Mandiri Ceritakan Kisah Sukses Transformasi Digital di Gelaran Indonesia - Africa Forum (IAF) 2024
Tak Segan Lukai Korban
Dalam banyak kasus, penjambret di Inggris tidak segan-segan melukai korban demi mendapatkan ponsel, tas, atau barang berharga lainnya. Serangan ini sering kali dilakukan secara tiba-tiba. Para pelaku bahkan kerap menyasar individu yang lebih rentan, seperti wanita, lansia, dan anak-anak, yang tidak memiliki kemampuan untuk melawan atau mempertahankan diri.
Peningkatan penggunaan kekerasan juga menimbulkan kekhawatiran yang lebih luas tentang keamanan publik di Inggris dan Wales. Dampak dari insiden-insiden ini tidak hanya dirasakan secara langsung oleh para korban, tetapi juga menciptakan rasa takut dan ketidakamanan di masyarakat.
Polisi mengidentifikasi lonjakan kasus pencopetan dan penjambretan sebagian besar didorong oleh meningkatnya permintaan pasar terhadap ponsel bekas, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan yang tinggi memicu pelaku kriminal mengendus peluang untuk memasarkan barang haram tersebut, karena ponsel curian dengan mudah dapat dijual kembali di pasar gelap.
Menanggapi situasi yang mengkhawatirkan ini, pemerintah berencana mengadakan pertemuan dengan perusahaan teknologi untuk membahas inovasi teknologi anti-copet. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi peredaran ponsel curian dengan memastikan perangkat yang dicuri dapat dinonaktifkan secara cepat dan permanen, sehingga tidak bisa dijual kembali.
Pemerintah inggris berkomitmen untuk menindak tegas pelaku jambret dan copet tersebut. Policing Minister Dame Diana Johnson menegaskan perusahaan ponsel harus memastikan perangkat yang dicuri dapat dinonaktifkan dengan cepat dan permanen, untuk mengurangi nilai jual di pasar gelap.
- Puncak Bonus Demografi di Depan Mata, akankah Jumlah Penduduk Indonesia Segera Anjlok?
- Meski KPK Sudah Keluarkan Tiga Jurus Sakti, Indeks Korupsi Indonesia Masih Jeblok
- Bank Mandiri Ceritakan Kisah Sukses Transformasi Digital di Gelaran Indonesia - Africa Forum (IAF) 2024
Tindakan Aparat
Unit intelijen kepolisian nasional inggris, Operation Opal, akan meluncurkan penyelidikan khusus guna memberantas copet dan jambret. Polisi akan mengidentifikasi para pelaku pencurian ponsel dan melacak ke mana ponsel-ponsel curian ini dibawa.
Lewat pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar ponsel curian, pihak berwenang berharap dapat mengambil tindakan yang lebih efektif untuk menekan angka kejahatan ini.