<p>Ilustrasi industri manufaktur di pabrik saat menghadapi era new normal. / Kemenperin.go.id</p>
Industri

2021 Tahun Ekspansif, Investasi Manufaktur RI Melonjak 19 Persen jadi Rp325,4 Triliun

  • Nilai investasi manufaktur di Indonesia mencapai Rp325,4 triliun sepanjang 2021.
Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Nilai investasi manufaktur di Indonesia mencapai Rp325,4 triliun sepanjang 2021. Angka ini melonjak 19% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar Rp272,9 triliun.

Capaian tersebut melewati target investasi manufaktur dalam negeri yang telah diproyeksikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebesar Rp280 triliun hingga Rp290 triliun pada tahun lalu.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita mengatakan hal ini merupakan sinyal penting bagi ekonomi domestik, karena menunjukkan bahwa level kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi. 

“Investor masih melihat bahwa Indonesia is good for business and investment. Saya percaya ini menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pascapandemi,” dikutip dari keterengan pers, Selasa, 1 Februari 2022.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), capaian investasi sebesar Rp325,4 triliun tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp94,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar US$15,8 miliar.

Dari angka tersebut, subsektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencatatkan porsi investasi terbesar, yaitu sebanyak Rp117,5 triliun, atau berkontribusi 13% dari total investasi sepanjang 2021.

“Selama ini investasi sektor manufaktur juga membawa dampak luas bagi perekonomian nasional, salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja. Serapan tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 1,2 juta orang pada 2021, menjadikan jumlah totalnya 18,64 juta orang,” urai Agus.

Kemudian, realisasi investasi tersebut sebagian besar tersebar ke lima wilayah di tanah air. Paling besar di Jawa Barat sebesar Rp136,1 triliun atau sebesar 15,1%. Kemudian diikuti DKI Jakarta Rp103,3 triliun, setara 11,5%, Jawa Timur Rp79,5 triliun atau 8,8%, Banten Rp58 triliun atau sebesar 6,4%, dan Riau Rp53 triliun atau sebesar 5,9%.

“Kami berharap investasi sektor industri ini, selain berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal di masing-masing daerah, mampu juga menggerakan sektor industri kecil di daerah-daerah yang menjadi tujuan investasi tersebut,” tuturnya.