2024, Perdagangan RI-China Bakal Naik Tiga Kali Lipat
Ini berarti target perdagangan tahun ini yang sebesar US$31 miliar (Rp450,64 triliun) akan menjadi US$100 miliar (Rp1.453,7 triliun) di 2024.
Industri
JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan target perdagangan antara Indonesia dan China bakal naik tiga kali lipat di 2024.
Ini berarti target perdagangan tahun ini yang sebesar US$31 miliar (Rp450,64 triliun) akan menjadi US$100 miliar (Rp1.453,7 triliun) di 2024.
“Kami akan meningkatkan perdagangan kedua negara pada tahun 2024. Kemudian kita juga akan mendalami lagi kesepakatan kerja sama perdagangan yang sudah diteken pada 2011,” ujar Mendag dalam konferensi pers virtual usai pertemuan bilateral dengan Kemendag Cina di Wuyi, Jumat, 2 April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Lutfi menambahkan ada beberapa poin pembahasan dalam pertemuan bilateral ini. Pertama, peningkatan target perdagangan agar naik 3 kali lipat seperti disebutkan di atas.
Kedua, RI-China juga mendalami kesepakatan kerja sama perdagangan yang ditandatangani sejak tahun 2011. Ini membuat Bilateral Economic and Trade Cooperation (BETC) berubah menjadi Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).
Setelah TIFA, Mendag akan mencoba memperdalam hubungan dagang kedua negara dengan skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Mengutip Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, CEPA adalah skema kerja sama ekonomi yang lebih luas dari sekadar isu perdagangan. CEPA umumnya memiliki rancangan yang saling terhubung antara akses pasar, pengembangan kapasitas, serta fasilitasi perdagangan dan investasi.
- ‘Monster Kecoak Laut’ Ditemukan di Pantai Selatan Jawa
- ‘Room Sweet Room’, Ini 6 Cara Buat Kosan Anda Berasa Rumah
- ‘Taksi Terbang’ Listrik Asal Inggris Bakal Debut 2024
Selain itu, pertemuan ini juga membicarakan soal perbaikan neraca perdagangan kedua negara, terutama soal ekspor-impor.
“Setidaknya lima perusahaan (Cina) akan mengimpor sarang burung walet senilai lebih dari 1,13 miliarDollar Amerika dan ditambah ekspor serta investasi untuk produk furnitur dari Shandong Wood and Furniture dengan nilai lebih dari 200 juta dolar AS,” jelas Lutfi.
Mendag juga mengatakan akan ada investasi lewat 150 perusahaan Cina yang akan membuka pabrik di Kalimantan Barat. Investasi ini diperkirakan akan menyerap lebih dari 3.000 tenaga kerja dan memiliki nilai investasi sebesar US$1,38 miliar atau setara dengan Rp20.000 triliun. (RCS)