2025: Tahun YONO, Saatnya Hidup Lebih Hemat
- Dalam laporan terbarunya, CELIOS menggambarkan YONO sebagai respons terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap tidak peka terhadap daya beli masyarakat.
Makroekonomi
JAKARTA - Walaupun kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% dibatalkan, namun banyak pengusaha yang sudah terlanjur menaikkan harga berbagai produk. Selain itu, sejumlah biaya lainnya yang harus dikeluarkan pun telah menciptakan tantangan baru bagi masyarakat Indonesia, khususnya kelas menengah.
Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memproyeksikan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun di mana masyarakat harus beradaptasi dengan mode hidup hemat, yang dikenal dengan istilah YONO (You Only Need One).
Dalam laporan terbarunya, CELIOS menggambarkan YONO sebagai respons terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap tidak peka terhadap daya beli masyarakat.
- 4 Drakor Tayang Netflix yang Dibintangi Park Gyu Young, Terbaru Squid Game Season 2
- Pengguna Gmail Diminta Ganti Alamat Email Mulai 2025
- Jumlah Saham IPO di 2024 Turun Tajam, Bagaimana Tahun Ini?
PPN 12% dan Dampaknya pada Pengeluaran Kelas Menengah
Kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% akan berdampak signifikan pada daya beli masyarakat. Menurut CELIOS, pengeluaran rumah tangga kelas menengah dapat meningkat hingga Rp354 ribu per bulan hanya karena penyesuaian tarif ini. Selain itu, inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga barang dan jasa dapat memperparah beban masyarakat.
Bagi buruh dengan gaji Rp5 juta per bulan, dampaknya lebih terasa. Simulasi CELIOS menunjukkan bahwa pengeluaran mereka dapat meningkat hingga Rp357 ribu per bulan. Dalam setahun, kenaikan ini berkontribusi pada peningkatan pengeluaran hingga Rp2,75 juta.
Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk menyesuaikan anggaran mereka, baik dengan mengurangi konsumsi maupun mencari alternatif lain seperti berutang.
YONO: Konsep Hidup Hemat untuk Masa Sulit
CELIOS memperkenalkan YONO sebagai panduan hidup hemat di tengah tekanan ekonomi. Singkatan dari "You Only Need One," konsep ini mengajarkan masyarakat untuk fokus pada kebutuhan esensial dan menghindari pengeluaran berlebihan.
"YONO bukan sekadar strategi bertahan, tetapi juga cara untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan," ujar CELIOS dikutip dari laporan risetnya, Kamis, 2 Januari 2025.
Dalam konteks global, YONO sejalan dengan upaya mengatasi triple planetary crisis: perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi. Dengan mengurangi konsumsi, masyarakat tidak hanya menghemat pengeluaran tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Generasi Z: Dari ‘Staycation’ ke ‘Stay Broke’
Dampak kenaikan tarif PPN juga dirasakan oleh Generasi Z, kelompok usia muda yang baru memulai karier dan kehidupan mandiri. CELIOS mencatat bahwa tambahan pengeluaran sebesar Rp1,75 juta per tahun akibat kenaikan PPN dapat menjadi beban signifikan bagi generasi ini.
"Gen Z harus mulai merencanakan keuangan dengan lebih bijak," tulis CELIOS. Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, transportasi, dan hiburan perlu disesuaikan. Dalam jangka panjang, kenaikan ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menabung atau berinvestasi, sehingga mengganggu rencana finansial jangka panjang seperti membeli rumah atau mempersiapkan dana pensiun.
YONO: Panduan untuk Pemerintah
Tidak hanya masyarakat, CELIOS juga menyarankan pemerintah untuk menerapkan prinsip YONO dalam pengelolaan anggaran negara. "Buat apa membangun istana megah baru? Banyak program pemborosan yang bisa ditunda," tegas CELIOS. Dengan menerapkan YONO, pemerintah dapat mengurangi pemborosan dan fokus pada prioritas yang benar-benar mendesak.
- LK21 hingga DramaQu Ilegal, Berikut 5 Platform Streaming Drama Korea yang Aman
- Rekomendasi 7 Film Horor Indonesia Tayang Bioskop Januari 2025
- LK21 dan Rebahin Ilegal, Ini Platform Nonton Film dan Drama yang Aman
Dampak Sosial dan Ekonomi Kenaikan Tarif PPN
Kenaikan PPN tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga perekonomian secara keseluruhan. CELIOS memperingatkan bahwa daya beli yang melemah dapat berdampak pada sektor-sektor yang bergantung pada konsumsi, seperti ritel dan hiburan. Selain itu, kenaikan biaya hidup yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan dapat memperburuk ketimpangan sosial.
"Kenaikan tarif PPN dan inflasi dapat menciptakan tantangan besar bagi masyarakat berpenghasilan tetap," jelas CELIOS. Dampaknya dapat mencakup pengurangan konsumsi barang dan jasa, peningkatan utang, hingga potensi gangguan kesehatan mental akibat tekanan ekonomi.
Menavigasi Tahun 2025 dengan Bijak
Dalam menghadapi tantangan ini, CELIOS menekankan pentingnya perencanaan keuangan yang matang. Masyarakat disarankan untuk memprioritaskan kebutuhan esensial, mengurangi pengeluaran yang tidak penting, dan mencari sumber pendapatan tambahan jika memungkinkan. Generasi muda, khususnya Gen Z, juga didorong untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka.
"Tahun 2025 adalah waktu untuk refleksi dan adaptasi. YONO bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang menciptakan perubahan positif bagi diri sendiri dan lingkungan," tutup CELIOS.