22,4 Persen Serangan Siber Terjadi di Industri Keuangan, Ini Strategi Keamanan Modalku
- Survei World Economic Forum tahun 2021 terkait Global Cybersecurity Outlook 2022 menyebutkan sebanyak 22,4% cyber attack terjadi pada industri keuangan
Fintech
JAKARTA – Survei World Economic Forum tahun 2021 terkait Global Cybersecurity Outlook 2022 menyebutkan sebanyak 22,4% cyber attack terjadi pada industri keuangan.
Menanggapi hal tersebut, Modalku memiliki tiga aspek yang berperan dalam menjaga keamanan data, antara lain sumber daya manusia, proses, dan teknologi.
“Sebagai salah satu platform pendanaan digital yang bersertifikasi ISO 27001 sejak tahun 2018, Modalku berkomitmen untuk terus kooperatif dalam menjalankan standar operasional sistem keamanan,” kata Co-Founder & CEO Modalku, Reynold Wijaya dalam keterangan resmi, Kamis 27 Oktober 2022.
- Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga The Fed Menurun, Nilai Kurs Rupiah Berpotensi Menguat
- Apotek K-24 Luncurkan Abang Limbat, Program Pembuangan Limbah Obat
- Dorong Praktik Berkelanjutan, BRI Resmikan SPKLU
- Harga Emas Antam Naik Goceng, Segram Dibanderol Rp948.000
Ia merinci, perusahaan memiliki tim internal yang sudah terlatih dalam menjaga keamanan data, sistem dan infrastruktur, salah satunya melalui manajemen akses. Seluruh karyawan juga menerima pelatihan secara berkala untuk menghindari cyber attack seperti phising maupun scam.
Selain itu, Modalku juga mengedukasi para pengguna mengenai pengamanan data serta cara melakukan transaksi yang aman melalui berbagi platform internal Modalku, termasuk media sosial. Modalku turut menerapkan berbagai sistem keamanan, antara lain implementasi two factor authentication di seluruh platform internal Modalku, penilaian internal terhadap platform maupun vendor baru, serta pemeriksaan internal berkala untuk seluruh sistem dan akses yang digunakan.
Modalku selalu melakukan pengembangan teknologi keamanan dengan mengaplikasikan beberapa standar keamanan untuk meminimalisir risiko kebocoran data dengan mencegah, mendeteksi, dan memonitor cyber attack, salah satunya melalui fitur alert dari sistem Modalku untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.
Head of Technology Modalku, Felix Richard, menambahkan, “Penting bagi Modalku untuk selalu siap merespon setiap serangan yang mungkin muncul. Oleh karena itu, tim kami secara berkala menguji respons insiden keamanan dan rencana pemulihan yang memungkinkan kami tidak hanya menahan serangan dengan cepat dan mengurangi dampaknya terhadap sistem, tetapi juga memulihkannya sesegera mungkin.”
Survei dari BCG REBEX pada tahun 2019 terkait ekspektasi pengguna dalam mengakses layanan jasa keuangan, menyatakan bahwa 100% dari responden yang berada di rentang usia milenial mengharapkan layanan mobile & internet banking yang memadai. Dalam membangun seamless customer experience, jelas Felix, Modalku menerapkan tiga aspek, yakni convenience, speed dan trust.
Pengguna bisa mendapatkan informasi produk, melakukan proses pengajuan, atau bertransaksi dalam satu platform yang dilengkapi dengan berbagai bahasa untuk memudahkan pengguna. Proses penilaian kredit pun lebih cepat melalui komunikasi yang transparan dengan tim Modalku, sehingga pengguna tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan hasil maupun keterangan terkait status pengajuan pinjaman.
Sebagai informasi, jumlah penyaluran modal usaha Grup Modalku hingga saat ini sebesar Rp40,42 Triliun kepada lebih dari 5,1 juta jumlah transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.