Ilustrasi gaya hidup.
Fintech

22 Persen Warga Indonesia Utang Pinjol Demi Gaya Hidup

  • Sebanyak 22% warga Indonesia mengakses platform pinjaman online (pinjol) untuk menunjang gaya hidup dan hiburan. Di saat yang sama, hanya 13% warga yang berutang di pinjol untuk kebutuhan kesehatan. Hal itu terungkap dala survei yang digelar Populix.
Fintech
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Sebanyak 22% warga Indonesia mengakses platform pinjaman online (pinjol) untuk menunjang gaya hidup dan hiburan. Di saat yang sama, hanya 13% warga yang berutang di pinjol untuk kebutuhan kesehatan. 

Hal itu terungkap dalam survei yang digelar Populix. Survei yang bertajuk ‘Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption’ ini menyasar 1.017 responden dengan rentang usia 17-55 tahun. Survei dilakukan secara online selama 15–18 September 2023.

Adapun pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal dan kompleks, serta skala likert. Durasi pengerjaan survei sekitar 15 menit. Dalam survei itu, sebanyak 41% responden diketahui pernak mengakses pinjol.

Mayoritas responden menyebut berutang pinjol untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (51%). Selanjutnya, dana pinjol digunakan untuk modal bisnis (41%), membeli perlengkapan pendukung pekerjaan (25%), serta dana pendidikan (23%). 

Yang menarik, duit pinjol juga digunakan untuk menunjang gaya hidup dan hiburan. Jumlahnya bahkan mencapai 22%, mengalahkan persentase untuk kebutuhan kesehatan (13%). Sekitar 49% responden mengaku tak paham kebijakan masing-masing pinjol. 

“Maraknya adopsi pinjol tidak dibarengi dengan pemahaman seputar regulasi. Ini menjadi alarm penting bagi para pemangku kepentingan,” kata Co-Founder sekaligus CEO Populix Timothy Astandu dalam keterangan pers, dikutip Kamis, 26 Oktober 2023. 

Literasi Keuangan

Timothy menyatakan fenomena itu bisa berbahaya apabila warga juga tidak memiliki literasi keuangan memadai. “Masyarakat berisiko terjebak dalam aplikasi pinjol ilegal dan kredit macet,” ujarnya. Lebih lanjut, Populix membeberkan sejumlah pertimbangan warga Indonesia mengakses pinjol.

Pertama yakni kecepatan pencairan dana (77%), memiliki izin OJK (72%), proses registrasi yang mudah (52%) hingga memiliki bunga rendah (50%). Rata-rata nominal cicilan pinjol per bulan warga Indonesia yakni kurang dari Rp1 juta (65%), sekitar Rp2 juta - Rp3 juta (24%),sekitar Rp3 juta - Rp4 juta (5%), sekitar Rp4 juta - Rp5 juta (3%) dan di atas Rp5 juta (3%).

Lebih lanjut, survei menunjukkan 66% responden menggunakan pinjol kurang dari sebulan sekali dengan mayoritas atau 70% hanya bergantung pada satu aplikasi. Pinjol yang paling banyak digunakan warga Indonesia adalah  Akulaku (46%), Kredivo (43%), EasyCash (18%), AdaKami (18%),  SPinjam (13%), Findaya (12%), Indodana (11%), Mekar (4%), Investree (3%), Danacita (2%), dan Amartha (2%).