<p>Awak media beraktivitas dengan latar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 13 April 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Insight Langit Biru

23 Emiten Penebar Dividen di Kala Pandemi: Siapa Paling Royal &#038; Layak Dikoleksi?

  • JAKARTA – Di tengah pandemi COVID-19 yang membuat derap ekonomi dan bisnis terseok-seok, sejumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia masih sanggup menebar dividen. Sejak awal tahun ini hingga 15 April 2021 sebanyak 23 emiten telah mengumumkan besaran dividen tunai atas hasil kinerja tahun 2020. Sembilan di antaranya berasal dari sektor perbankan. Dividen tunai dalam […]

Insight Langit Biru

Gloria Natalia Dolorosa

JAKARTA – Di tengah pandemi COVID-19 yang membuat derap ekonomi dan bisnis terseok-seok, sejumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia masih sanggup menebar dividen.

Sejak awal tahun ini hingga 15 April 2021 sebanyak 23 emiten telah mengumumkan besaran dividen tunai atas hasil kinerja tahun 2020. Sembilan di antaranya berasal dari sektor perbankan.

Dividen tunai dalam tulisan ini dibatasi pada dividen tunai yang dibagikan perseroan kepada pemegang saham perseroan yang tercatat sepanjang Januari hingga April 2021, berdasarkan pengumuman di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Tentu saja informasi dividen tunai merupakan kabar yang ditunggu para investor yang berorientasi pada imbal hasil investasi (return of investment/ ROI), alih-alih pada capital gain semata.

Salah satu indikator yang dapat menjadi patokan investor dalam mengambil keputusan berinvestasi yakni imbal hasil dividen (dividend yield). Semakin tinggi dividend yield suatu saham, semakin layak saham tersebut dikoleksi.

Sebagian dari 23 emiten menawarkan dividend yield di bawah 2%. Dividend yield ini dihitung dari dividen per lembar saham terhadap penutupan harga saham per 31 Maret 2021.

Dividend yield terendah dibukukan saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), yakni 0,05%. Estimasi dividend yield ini berasal dari perbandingan dividen tunai 2020 senilai Rp0,23 per lembar terhadap harga saham BBYB per 31 Maret 2021 di posisi tutup Rp494.

Selain BBYB, tiga saham perbankan lain masuk kategori dividend yield estimasi kurang dari 2%. Mereka adalah PT Bank Negara Indonesia/BBNI (0,77%), PT Bank Maybank Indonesia /BNII (0,92%), dan PT Bank Central Asia/BBCA (1,39%).

Sementara itu, empat saham menghasilkan dividend yield di atas 4%. Posisi puncak ditempati PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) dengan estimasi imbal hasil dividen 6,58%.

Dividen yang dibagikan bank milik pemerintah Jawa Barat itu sebesar Rp95,74, sedangkan pada 31 Maret 2021 harga sahamnya di level Rp1.455.

Saham perbankan lain yang masuk kategori dividend yield di atas 4% yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA). Dividend yield-nya diestimasikan 4,43%.

Di kategori ini juga diduduki emiten penyedia jasa kesehatan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) dengan besaran dividend yield 4,3% serta emiten perlengkapan bangunan PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) sebesar 4,08%.


Sebanyak 14 dari 23 emiten mencatatkan penurunan besaran dividen tunai per saham pada 2020 dibandingkan 2019. Penurunan terdalam terjadi pada dividen tunai Bank Negara Indonesia (BBNI), sebesar 78,65%. Bila tahun lalu BBNI menyebar dividen tunai Rp206,24 per lembar saham, tahun ini bank pelat merah itu membagikan hanya Rp44,02 per lembar saham.

Penurunan dividen ini seiring dengan jatuhnya laba bersih 2020 BBNI sebesar 79% menjadi Rp3,28 triliun dari laba bersih tahun sebelumnya.

Seperti BBNI, besaran dividen tunai per lembar saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) juga longsor dalam, yakni 77,12%. Tahun lalu emiten batubara itu membagikan dividen tunai atas kinerja 2019 sebesar Rp326,46, lantas tahun ini hanya Rp74,5.

Longsornya besaran dividen tunai sejalan dengan anjloknya laba bersih PTBA pada 2020 sebesar 41,17% dari tahun 2019 (year-on-year/yoy).
Sementara, sembilan emiten mencatatkan kenaikan dividen tunai.

Kenaikan terbesar dividen tunai dibukukan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB), yakni 607,94%. Entitas Semen Indonesia Group tersebut membagikan dividen tunai Rp25,48 per lembar saham. Sepanjang 2020 laba tahun berjalan SMCB naik 30% yoy.

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menyusul dengan kenaikan dividen tunai sebesar 493,61% menjadi Rp16,74 per lembar saham. Emiten tambang mineral pelat merah ini meraup laba bersih pada 2020 sebesar Rp1,15 triliun, meroket 492,90% yoy.

Dari sisi besaran dividen tiap lembar saham, PT United Tractors Tbk. (UNTR) paling royal menebar dividen. Nilai dividennya mencapai Rp473 per lembar saham. Meski demikian, besaran dividen tunai tiap saham yang dibagikan emiten Grup Astra tersebut tahun ini merosot 41% yoy.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga membagikan dividen yang cukup menggiurkan, yakni Rp432.

Setidaknya, ada enam emiten yang membagikan dividen di atas Rp100 per lembar saham. Mereka adalah UNTR, BBCA, MEGA, SMGR, BMRI, dan PRDA. Sisanya, sebanyak 17 emiten menebar dividen yang nilainya di bawah Rp100 setiap saham. Terendah yakni BBYB, senilai Rp0,23 per lembar saham.