<p>Menteri BUMN, Erick Thohir dalam sambutannya di acara IDX Debut PT Bank Syariah Indonesia Tbk di Jakarta, Kamis 4 Februari 2021. / Dok. Kementerian BUMN</p>
Korporasi

26 Perusahaan Antre IPO, Tidak Ada BUMN Sama Sekali

  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 26 perusahaan berada dalam antrean (pipeline) pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pasar modal per Senin, 8 Maret 2021.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 26 perusahaan berada dalam antrean (pipeline) pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pasar modal per Senin, 8 Maret 2021.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyatakan dari sekian banyak perusahaan dalam pipeline tersebut, tidak ada satu pun yang tergolong sebagai badan usaha milik negara (BUMN).

Dari segi skala aset, perusahaan dalam pipeline ini terbagi dalam tiga bagian, yakni skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar. Skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar – Rp250 miliar. Skala besar yaitu perusahaan dengan aset di atas Rp250 miliar.

Rinciannya, 6 perusahaan dengan aset kecil, 11 perusahaan dengan aset menengah, dan sisanya 9 perusahaan dengan skala aset besar.

“Hal ini merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017,” ujarnya melalui pesan singkat kepada awak media di Jakarta, Senin 8 Maret 2021.

Adapun rincian sektor pada perusahaan yang berada dalam pipeline BEI antara lain empat perusahaan dari sektor basic materials, dua perusahaan dari sektor industrials, dan tiga perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals.

Kemudian, tujuh perusahaan dari sektor consumer cyclicals, tiga perusahaan dari sektor properties and real estate, empat perusahaan dari sektor technology, satu perusahaan dari sektor infrastructures, serta dua perusahaan dari sektor energy.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan akan menjual saham 8 hingga 12 perusahaan pelat merah di BEI pada periode 2021–2023. Hal ini guna mendorong perusahaan-perusahaan BUMN agar dapat semakin bersaing secara global.

Erick mengatakan, dengan melakukan IPO, diharapkan dapat meningkatkan daya saing sekaligus transparansi perusahaan-perusahaan pelat merah. Ia pun memastikan bahwa BUMN yang disiapkan untuk IPO memiliki tata kelola yang baik dan tak tertutup bagi anak cucu perusahaan. Dengan begitu, kata Erick, pihaknya akan terus melakukan transformasi pada BUMN. (SKO)